Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mojok Telah Menyelamatkan Saya dari Depresi

Riris Aditia N oleh Riris Aditia N
1 April 2020
A A
depresi quarter life crisis menulis hobi obat penyebab cara menyembuhkan mojok.co terminal mojok

depresi quarter life crisis menulis hobi obat penyebab cara menyembuhkan mojok.co terminal mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Awal tahun 2019 saya mengalami kejadian aneh. Saya tiba-tiba linglung setelah seharian baca buku sendirian di kamar. Pikiran saya kacau. Seperti sesak, bingung, dan ingin menangis tanpa alasan yang jelas.

Satu-satunya yang terngiang dalam pikiran saya saat itu adalah: apa tujuan hidup saya? Untuk apa saya dilahirkan? Untuk apa saya terus bertahan dan melanjutkan kehidupan yang menjemukan ini? Apa yang ingin saya cari?

Pertanyaan-pertanyaan itu terasa sangat menakutkan. Karena saya tidak menemukan jawabannya. Setiap kali saya coba menjawab secara normatif, batin saya menolak. Misalnya, saat saya menjawab, tujuan hidupku ya untuk beribadah kepada Tuhan, menebar kebaikan, membahagiakan orang tua, mencapai cita-cita, dll.

Ah, bullshit! Sosok lain di diri saya menegur penuh amarah. Beribadah pada Tuhan yang mana? Nyatanya, setiap kali salat tak pernah khusyuk dan benar-benar tulus ingin bersua dengan Tuhan. Asal jungkar-jungkir sambil mengucap Allahuakbar. Memangnya, kamu sedang nge-prank Tuhan?

Lalu, apa itu membahagiakan orang tua? Menanyakan kabarnya saja sangat jarang. Kamu bilang ingin menjadi anak yang berbakti tapi masih sering bikin mereka sakit hati.

Ah, cita-cita! Cita-cita yang mana? Sehari-hari kamu hanya terjebak kerja, kerja, kerja, dan menunggu datangnya gaji. Bahkan, kamu lebih sering mengorbankan idealisme demi mewujudkan visi yang didengungkan bosmu. Jadi, itukah cita-citamu sekarang? Jauh-jauh merantau hanya untuk mewujudkan impian seorang bos yang tak kaukenal secara pribadi?

Sudaaahhh, cukup! Saya merasa terpojok dan hanya bisa menangis. Saya mulai cari pembelaan. Saya manusia biasa. Tak mengapa jika saya belum bisa beribadah secara khusyuk, menyenangkan hati orang tua, atau sukses mewujudkan cita-cita. Tapi, batin saya enggan menerima pembelaan itu. Pikiran saya terus dibuntuti pertanyaan, “Untuk apa saya hidup?”

Ini sangat mengganggu. Selama beberapa minggu saya sering melamun dengan tatapan kosong.  Ditambah lagi, saya mengalami flu (batuk, pilek, meriang, dan sakit kepala yang cukup aneh. Terasa pusing, namun denyutnya tak beraturan dan sangat menusuk). Ya Allah, sakit macam apa ini?

Baca Juga:

5 Tips supaya Tulisan Kalian Bisa Tembus Terminal Mojok

Perjalanan ke Kantor Lebih dari 60 Menit Meningkatkan Risiko Kena Depresi. Apa Kabar Pekerja Jakarta?

Anehnya lagi, nafsu makan saya hilang. Ini kejadian langka seumur hidup saya. Baru kali itu saya tidak nafsu makan. Saya lapar, tapi nyaris hanya makan 1-2 sendok nasi. Saya malas mengunyah nasi karena terus diikuti pertanyaan, “Untuk apa saya hidup?”

Lagi-lagi saya hanya bisa menangis. Tapi kali ini tidak sendirian. Karena saya ditemani sepiring nasi yang juga ikut menangis. (Hah, maksudnya? Bukankah kata orang tua dulu, kalau makannya tidak dihabisin, nanti nasinya nangis? Hehe… skip.)

Setelah berminggu-minggu terkungkung pertarungan batin, saya coba mencari jalan keluar. Sebenarnya ini gara-gara apa sih? Mungkinkah saya depresi? Atau, inikah yang disebut insecure di masa-masa quarter life crisis?

Mendekati usia seperempat abad membuat saya overthinking.  Semuanya terasa njomplang saat menyadari betapa banyak ekspektasi yang harus rela bertepuk sebelah tangan. Mulai dari pekerjaan, cita-cita yang terpendam, hingga kehidupan percintaan. Bodohnya lagi, saya malah membanding-bandingkan diri sendiri dengan pencapaian teman yang jelas-jelas ramashok di skenario Tuhan.

Saya sering mengutuk diri sendiri yang tak mempunyai kegiatan positif selain hanya disibukkan urusan kerja, kerja, dan menunggu datangnya gaji. Tidak ada lagi hobi atau tenggelam dalam produktifitas berkarya. Saya merasa pikiran saya semakin tumpul dan tak berguna.

Capek menyalahkan diri sendiri, saya memilih untuk berdamai. Memaafkan segala yang terlewat dan menyambut datangnya kesempatan baru. Pada masa itulah Terminal Mojok menjadi salah satu penyelamat saya. Di tengah krisis kepercayaan pada diri sendiri, Terminal Mojok menghadirkan ruang kebebasan tempat saya bisa menulis sekehendak hati dan pikiran saya.

Bagi saya, itu adalah kebahagiaan tersendiri. Kembali menulis setelah hampir tiga tahun vakum menulis blog adalah kebahagiaan tak terkira. Ibarat kembali dipertemukan orang tersayang yang telah lama menghilang.

Setiap harinya saya memang masih menulis. Tapi, saya menulis konten-konten promosi untuk perusahan tempat saya bekerja, bukan untuk saya pribadi. Setiap hari saya hanya menulis menurut permintaan atasan, bukan atas kreatifvtas dan kehendak bebas saya pribadi. Saya menulis semata-mata untuk mengejar cuan, bukan untuk menyuarakan hati dan pemikiran. Lama-kelamaan, bekerja sesuai passion yang saya kira akan menyenangkan, nyatanya berubah menjemukan.

Di situlah saya sangat bersyukur menemukan Terminal Mojok. Ia bukan hanya wadah yang memberi kesempatan saya menulis sekehendak hati dan pikiran saya secara bebas. Namun juga salah satu obat penyembuh pada saat kondisi mental saya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Saya merasa Mojok telah ikut andil dalam membangkitkan harapan dan kepercayaan diri saya lagi. Sejak tulisan pertama saya terbit di Terminal Mojok, saya merasa masih ada kesempatan untuk terus berkarya dan berbenah.

Terima kasih Mojok. Kedengarannya ini memang lebay. Tapi kalau mengutip kata seorang teman, apa sih yang lebih romantis daripada sebuah kejujuran? Sukses selalu ya! Selamat datang wajah baru Mojok 🙂  Semoga semakin uwuwuuu~

BACA JUGA Yakin Sudah Merdeka? Nyinyiran Tetangga dan Kenangan Mantan Saja Masih Sering Menjajah dan tulisan Riris Aditia N. lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 April 2020 oleh

Tags: depresiQuarter Life CrisisTerminal Mojok
Riris Aditia N

Riris Aditia N

Freelance writer & stroyteller

ArtikelTerkait

Beberapa Alasan untuk Tidak Menulis di Terminal Mojok

Gara-Gara Menulis di Terminal Mojok Saya Dikira Wibu Gila yang Kaya

28 Maret 2020
depresi dengerin lagu hindia secukupnya bisa sembuh .feast milenial problem mojok

Baskara ‘Hindia’ Putra dan Lagu-lagunya yang Diklaim Menyembuhkan Depresi

10 April 2020
Tes Usia Mental: Ketika Hidup Membuat Mental Kita Cepat Tua ODGJ

Ketika ODGJ Harus Merawat Orang Sakit: Berusaha Tetap Tegar meski Diri Benar-benar Ambyar

7 September 2023
bahagia walau tidak berguna, Quarter Life Crisis: Kenapa Kita Sangat Peduli Terhadap Angka

Quarter Life Crisis dan Alasan Kenapa Kita Sangat Peduli Terhadap Angka (Khususnya Gaji)

27 November 2019
Pengalaman Saya Bersahabat dengan Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri terminal mojok.co

Pengalaman Saya Bersahabat dengan Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri

6 Oktober 2020
Buat Deddy Corbuzier, Luna Maya, dan Siapa pun yang Masih Anggap Remeh Kesehatan Mental terminal mojok.co

Buat Deddy Corbuzier, Luna Maya, dan Siapa pun yang Masih Anggap Remeh Kesehatan Mental

1 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.