Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Paradoks Social Distancing buat Pelaku UMKM yang Terpaksa Mecat Pekerjanya

Rizky Adhyaksa oleh Rizky Adhyaksa
26 Maret 2020
A A
social distancing

Paradoks Social Distancing buat Pelaku UMKM yang Terpaksa Mecat Pekerjanya

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari ini timeline saya ramai dengan video aksi heroik pak Polisi ketika merazia tempat nongkrong yang masih cukup banyak pengunjungnya. Kafe di dekat rumah saya di Surabaya jadi salah satu sasarannya. Malam minggu kemarin, polisi datang lalu membubarkan pengunjung kafe. Katanya sudah tidak boleh ada kumpul-kumpul, lalu pemilik kafe dimarahi karena dianggap hanya memikirkan keuntungan belaka karena masih saja membuka kafe di situasi seperti ini.

Sekilas, apa yang dilakukan polisi dalam “mendisiplinkan” warga dan pemilik kafe yang “bandel” karena tidak mengikuti social distancing adalah hal yang tepat. Tapi, sadar nggak sih, ada hal yang terlupakan dari kegiatan razia kafe yang masih beroperasi ini?

Gimana nasib pengelola kafenya?

Well, karena sudah tidak diperbolehkan menerima pengunjung, kita bisa menebak kalau mereka pasti harus tutup. Kalau kafenya tutup, artinya pekerja di kafenya juga harus diliburkan. Itu artinya, mereka akan kehilangan pendapatan karena tidak lagi bekerja.

Dan ini sebenarnya bukan hanya berlaku untuk kafe saja, banyak UMKM yang juga harus kehilangan pemasukan karena usaha mereka tidak lagi bisa beroperasi. Ujung-ujungnya, tetap pekerja dari UMKM inilah yang benar-benar jadi korbannya.

Iya, melakukan social distancing untuk menjamin kesehatan masyarakat memang hal penting yang harus kita lakukan. Kebijakan ini akan menekan angka persebaran virus corona. Tapi di sisi lain, dia juga mematikan ekonomi masyarakat. Akhirnya, kebijakan ini jadi sebuah paradoks.

Begini, jika pemerintah melakukan penutupan pada sejumlah industri kuliner, harusnya mereka memberikan kompensasi bagi pelaku usaha. Tapi, pemerintah tidak punya sumber daya yang cukup untuk melakukan hal ini. Makanya mereka pakai kata “imbauan” saja—bukan “larangan” agar pemilik kafe/industri kuliner masih tetap bisa buka. Dengan kata lain, mereka sengaja melompati kewajibannya untuk membantu pelaku UMKM. Di sisi lain juga membunuh bisnis mereka secara perlahan karena tidak diperbolehkan ada pengunjung selama kebijakan social distancing ini. Kalau begini sih, apa bedanya dengan pemerintah memaksa industri kuliner ini untuk tutup sekalian.

Hingga saat ini, tidak ada insentif yang jelas nampak serta dapat dimanfaatkan bagi pelaku UMKM. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak? Lebih dari 60% pertumbuhan nasional merupakan hasil langsung dari UMKM. Lebih dari 90% lapangan pekerjaan dibuka oleh UMKM.[v] Masih mau diimbau?

Baca Juga:

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

4 UMKM Klaten yang Berhasil Go Digital, Ada yang Sukses Jualan sampai ke Luar Negeri!

Lagi-lagi efek dominonya ada pada pekerja secara keseluruhan. Bisnis yang bertahan tentu saja mengorbankan banyak kesejahteraan pekerjanya. Sementara lainnya, harus gulung tikar berdampak pada meningkatnya angka pengangguran.

Apakah nasib serupa akan dialami oleh pembuat kebijakan? Bapak-Ibu anggota dewan yang terhormat beserta keluarganya? Pak polisi yang menerima perintah, teriak-teriak, dan mendisiplinkan warganya? Atau semua aparatur negara di segala bidang?

Ironinya, meskipun sejumlah layanan publik tidak beroperasi (out of services) aparatur negara masih dapat menikmati privilise. Boro-boro berbicara soal potong gaji setengah bulan seperti yang dialami oleh pekerja di kafe tadi, tunjangan saja tetap lancar jaya kok.

Sabar, tidak boleh mengumpat.

Jika hal ini terus terjadi, bukan hanya krisis kesehatan masyarakat dan krisis ekonomi yang kita dapat. Kecemburuan sosial akibat dari kebijakan yang tidak adil, dapat berujung pada ketidakpercayaan public (public distrust) pada pemerintah.

Sebelum dihujat karena mengkritik kebijakan social distancing ini, saya mau sedikit menawarkan solusi (soalnya kalau kritik doang tanpa solusi pasti bakal dianggap bacot doang).

Karena kita tidak pernah berada di situasi seperti ini sebelumnya, satu hal yang pasti adalah, tidak ada orang yang benar-benar ahli dan bisa menangani situasi ini 100% tepat. Jadinya semua orang sebenarnya bisa saja urun tangan memberikan solusi atau inovasi.

Solusi yang hendak saya tawarkan adalah melakukan digitalisasi UMKM. Kita semua tahu, bahwa masyarakat kita belum sepenuhnya bertransaksi secara online. Pemerintah perlu menyalurkan insentif bagi pelaku usaha yang meluncurkan layanan take away melalui e-transaction, atau bentuk-bentuk e-commerce lainnya. Hal ini dapat meminimalisir tatap muka, tetapi ekonomi tetap bisa berjalan dengan cara yang berbeda. Kebijakan konvensional seperti pengampunan pajak untuk situasi seperti ini, tidak akan banyak berguna karena toh tidak menjami roda ekonomi berputar bagi UMKM.

Ide ini, tentu tidak menyelesaikan semua masalah. Bagaimana dengan penjaja kuliner, yang sebenarnya, menjajakan tempat yang instagramable bagi millennials dan wifi yang kencang bagi para fakir kuota? Di sinilah saya mengajak jama’ah mojokiyah untuk ikut berpikir bersama-sama. Karna masalah ini, seharusnya menjadi masalah kita bersama.

BACA JUGA Dampak Ekonomi Pandemi Corona yang Bisa Bikin Perekonomian Negara Hancur Lebur atau tulisan Rizky Adhyaksa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Maret 2020 oleh

Tags: efek eknomi coronasocial distancingumkmvirus corona
Rizky Adhyaksa

Rizky Adhyaksa

ArtikelTerkait

5 Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Banyuwangi, Kulinernya Dijamin Endes!

5 Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Banyuwangi, Kulinernya Dijamin Endes!

18 April 2022
Tempoyak, Olahan dari Fermentasi Durian dengan Rasa Unik (Gunawan Kartaprana via Wikimedia Commons)

Tempoyak, Olahan dari Fermentasi Durian dengan Rasa yang Unik

16 April 2022
perawat

Kakak Saya Perawat dan Dia Sudah Lelah Sebelum #IndonesiaTerserah

23 Mei 2020
Yuk Sama-Sama Siaga Sebelum Virus Corona Memasuki Indonesia!

Yuk Sama-Sama Siaga Sebelum Virus Corona Memasuki Indonesia!

29 Januari 2020
irasional wabah covid-19 Kenapa Sih Pemerintah Hobi Pakai Istilah Njelimet Buat Komunikasi sama Rakyat?

Kenapa Sih Pemerintah Hobi Pakai Istilah Njelimet Buat Komunikasi sama Rakyat?

21 Maret 2020
Apa Kemanusian Kita Sebegitu Rendahnya Sampai Musibah Virus Corona Dibisnisin Juga?

Apa Kemanusian Kita Sebegitu Rendahnya Sampai Musibah Virus Corona Dibisnisin Juga?

5 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.