“Kalau ke sini bawain martabak ya buat ibu!”
“Tunggu ya, nanti aku bawain martabak.”
“Bapak kamu sukanya martabak telur atau yang manis?”
“Orang rumah doyannya martabak manis pake toping apa?”
Sering nggak menemukan kalimat-kalimat seperti ini dalam percakapan bersama orang tersayang? Sering banget pasti ya. Selama kang martabak masih stand by di sepanjang jalan, selama itu pulalah martabak dianggap ampuh sebagai makanan sogokan buat calon mertua.
Pertanyaannya adalah: Kenapa kalau ngapel ke rumah pacar, harus martabak buat dikasih ke calon mertua? Kan masih buanyak sekali makanan lain. Ternyata ada lima alasannya.
First thing first, kalian sudah tahu belum asal usul martabak baik yang manis maupun telur? Nih, saya kasih tahu sedikit ya.
Martabak manis berasal dari Bangka Belitung. Diciptakan oleh keturunan TiongHoa (Hakka atau Khek). Nama asli makanan ini adalah Hok Lo Pan yang berarti kue orang Hok Lo. Sedangkan martabak telur berasal dari seorang pemuda Tegal yang bernama Ahmad bin Abdul Karim. Dia berkelana ke Semarang untuk berdagang pada tahun 1930. Kemudian bersahabat dengan seorang warga India bernama Abdullah bin Hasan al-Malibary yang pandai memasak. Abdullah ini lah yang mengajarkan bagaimana cara membuat martabak yang telah disesuaikan dengan selera lidah orang Jawa yaitu mencampurnya dengan daun bawang, telur juga daging.
Dan setelah mencoba menganalisa (tsaaaah) saya percaya alasan-alasan inilah yang membuat martabak telur dan manis menjadi barang ampuh buat dibawa saat mengunjungi rumah pacar.
Satu, harganya masih amat sangat terjangkau di kantong. Baik untuk yang sudah jadi karyawan, wirausaha maupun mahasiswa pasti masih mampu membeli martabak. Range harganya hanya sekitar lima belas sampai empat puluh ribu rupiah per satuannya dan bisa dapat beberapa potong yang berarti bisa cukup untuk dimakan orang se rumah. Jadi mulai dari ayah, ibu, adik, sampai kakek nenek si pacar juga bisa ikutan makan. Praktis, efisien.
Dua, banyak pilihan rasa. Terutama untuk martabak manis. Toping martabak manis amat sangat bisa disesuaikan dengan selera calon mertua. Doyan irisan pisang dan lelehan susu? Ada. Doyan cokelat dan remahan kacang? Juga ada. Belum lagi beberapa pilihan toping kekinian semacam matcha, oreo, nutella, dan banyak lainnya. Jadi satu makanan tapi bisa dapat banyak rasa ya emang cuma martabak. Gak ada lawan. Dan umumnya baik martabak manis maupun martabak telur itu aman dan nyaman di perut semua orang, jarang bikin mules dan tentunya cukup bikin kenyang.
Tiga, pedagang martabak ada di mana-mana. Di sepanjang jalan dari rumah atau kos mu ke rumah gebetan pun pasti ada. Dan tak cuma satu, bisa banyak banget yang jualan. Tinggal menyesuaikan dengan lidah dan modal duitnya saja. Mau yang agak mahal dengan kemasan kece ya silakan datang ke kedai martabak yang sedang hype, kalau uang ngepas dan ingin martabak yang konvensional saja juga bisa langsung ke mamang martabak yang stand by dengan pan besarnya itu.
Empat, martabak tidak terlalu cepat basi. Bahkan jika masih ada sisa dan dimakan besok paginya pun masih aman, cukup dihangatkan sebentar saja di microwave. Makanan praktis seperti ini kan menjadi favorit ibu-ibu ya. Jadi ya cocoklah untuk mengambil hati calon mertua.
Lima, kenapa memilih martabak untuk dibawa ke rumah pacar? Ya karena kalian malas saja untuk beli yang lain. Padahal masih ada pilihan makanan seperti capcay, bakso, bahkan kue putu. Kalian saja yang nggak kreatif itu namanya.
Nah, masih ingin membawakan martabak sebagai sogokan ke calon mertua? Saya dukung kok, ini pilihan bijak. Tapi hati-hati ya kalian tim penyembah martabak, karena yang sering terjadi adalah beberapa orang yang sudah pernah menerima sogokan martabak dari kalian dan merasa enak bakalan meminta untuk dibawakan lagi. Mereka akan menagih secara langsung maupun dengan beberapa sindiran halus.
Jadi perhitungkan dulu, kira-kira kalian bakalan sanggup membelikan martabak lagi atau tidak saat mau nge-date berikutnya. Jangan sampai surat izin tidak turun dari calon mertua hanya karena kalian tidak membawa martabak lagi saat datang, ya!
BACA JUGA Makanan yang Sering Menimbulkan Perdebatan di Medsos dan tulisan Dini N. Rizeki lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.