Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Wajar Ada Orang yang Mau Keluar Duit Ratusan Juta demi Masuk Polisi, karena Polisi Amat Dihormati di Lingkungan, Tak Peduli Pangkatnya Apa

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
11 Januari 2025
A A
Wajar Ada Orang yang Mau Keluar Duit Ratusan Juta demi Masuk Polisi, karena Polisi Amat Dihormati di Lingkungan, Tak Peduli Pangkatnya Apa

Wajar Ada Orang yang Mau Keluar Duit Ratusan Juta demi Masuk Polisi, karena Polisi Amat Dihormati di Lingkungan, Tak Peduli Pangkatnya Apa

Share on FacebookShare on Twitter

Berita tentang orang yang ditipu oknum polisi sebesar 900 juta agar anaknya bisa masuk polisi kini jadi meme. Oke, kalian bisa berpendapat bahwa tak etis mentertawakan penderitaan orang. Tapi begitulah dunia meme berjalan. Sesuatu yang absurd akan menjadi bahan tertawaan. Tragedy becomes comedy, sooner or later.

Selain berubah jadi meme, penipuan uang ratusan juta itu jadi bahan pembicaraan paling menarik di media sosial belakangan. Kenapa ada orang mau bayar sejumlah uang untuk kerja? Kenapa juga ada orang yang mau bayar ratusan juta hanya untuk jadi polisi, yang katanya gajinya nggak seberapa besar?

Untuk menjawab itu, kalian harus liat realitas di lingkungan masyarakat seperti apa. Tapi sebelum lanjut, disclaimer, saya tidak bilang semua polisi itu dulunya nyogok. Ini hanya menjelaskan kenapa ada orang yang mau saja disuruh bayar, tidak menyudutkan instansi kepolisian. Buat apa juga aing nyudutin, peduli setan.

Bagi kalian yang melek isu, hidup di kota, atau hidup di daerah yang maju, kalian mungkin tak relate kenapa orang-orang ingin jadi polisi. Profesi tersebut malah kerap jadi bahan olok-olokan di media sosial. Kasus demi kasus yang terjadi tidak membantu sama sekali, malah menjerumuskan reputasi profesi ini.

Tapi, di akar rumput, beda cerita.

Polisi itu punya kasta tinggi di kehidupan sosial. Coba bagi kalian yang hidup di kabupaten atau daerah-daerah biasa saja, pasti kalian punya kenalan polisi yang mungkin pangkatnya nggak tinggi, tapi disegani di lingkungan. Orangnya mungkin biasa saja, datang dari keluarga biasa saja, tapi diseganinya luar bisa.

Kenapa? Ya karena dia polisi.

Kenapa polisi sebegitu dihormati?

Saya tak tahu sejak kapan polisi bisa sebegini dihormati di lingkungan, sekalipun orangnya tak berpangkat tinggi. Kalian-kalian yang kerjanya berat, jarang libur, kalau nggak kumpul RT, pasti dirasani sampai 2045. Tapi kalau polisi, jangankan dirasani, datang sekali tiap 4 tahun pun tetap diberi karpet merah.

Baca Juga:

Kenapa sih Sekolah Negeri Terobsesi dengan Kampus Negeri? Emang Kampus Swasta itu Jelek?  

Ujian SIM Perlu Direvisi, Harusnya Lebih Fokus pada Etika dan Pengambilan Keputusan di Jalan

Sejak kecil, inilah yang saya tahu. Lingkungan yang saya kenal mengajarkan itu. Pokoknya orang-orang berseragam, wajib diberi hormat. Maksudnya yang berseragam TNI, Polri, dan PNS ya. Kalau seragammu lain, tetap saja dipandang sinis sama warga.

Oleh karena pandangan tersebut kelewat mengakar, jadinya itulah yang “disepakati”. Akhirnya para remaja dan orang tuanya berpikiran jika mereka ingin naik kasta sosial secara cepat, maka jadilah polisi dan tentara.

Apakah pemikiran itu salah? Wah, saya nggak mau menghakimi. Sebab yang saya lihat, orang tua yang anaknya jadi penegak hukum dan tentara memang bangga dan oleh lingkungannya, mereka dihormati. Menurut saya nggak ada yang salah dengan itu, yang salah bagi saya adalah, ketika ada oknum-oknum yang memanfaatkan celah ini.

Cuma ya memang mangkel sih lihat orang tua yang overproud dan nyinyirin anak tetangga yang tidak berprofesi sama.

Realitas di sosial

Mungkin bagi kalian, ini konyol. Daripada maksa naik status sosial di lingkungan dengan mengeluarkan ratusan juta demi anak masuk polisi, mending buat usaha. Betul, saya pun nggak setuju kalau ada orang tua “menyogok” demi anaknya masuk polisi. Kayak yang terjadi di kasus ketipu 900 juta itu.

Tapi ya inilah kenyataan yang terjadi. Orang-orang milih cara cepat karena mereka ingin merasakan dihormati. Apakah mereka gila hormat, belum tentu, tapi mendapat respek di sosial itu menyenangkan. Nyatanya, jika kamu bukan orang yang terpandang, hidupmu dipersulit.

Nggak jarang kan kalian dipersulit ngurus administrasi, sedangkan ketika ada orang yang punya pangkat, urusan beres bahkan tanpa mereka turun tangan sekalipun?

Ya memang inilah dunia yang kita jalani. Nggak peduli sama sekali dengan orang-orang biasa. Bersuara pun nggak boleh. Saya, Anda, dan orang lain di luar sana punya andil membentuk sosial yang brengsek ini.

Jika kalian ingin dunia yang tidak seperti ini, mungkin bisa dimulai dengan menghormati orang sebagaimana mestinya. Tidak menggelar karpet merah di kampung hanya karena bapak itu adalah pejabat di X. Tidak membungkukkan badan ke ibu itu hanya karena dia orang penting di A. Intinya, tidak meratakan kepala dengan tanah pada orang-orang yang dianggap punya jabatan.

Jika kita bisa melakukan itu, niscayalah, tak ada lagi orang keluar ratusan juta atau miliaran untuk menyuap oknum agar bisa jadi polisi, kepala dinas, atau apalah itu. 

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pengalaman Naik Kereta Api Jogja-Jakarta Cuma 82 Ribu: 24 Jam Perjalanan, Tapi Jauh Lebih Murah dan Berkesan, Serasa Nge-Punk

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.a

Terakhir diperbarui pada 11 Januari 2025 oleh

Tags: Lingkunganoknumpolisireputasisuap
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

Konflik Grup Pencak Silat Tiap Tahun Selalu Terjadi, Nggak Bisa Selesai atau Nggak Mau Selesai?

Konflik Grup Pencak Silat Tiap Tahun Selalu Terjadi, Nggak Bisa Selesai atau Nggak Mau Selesai?

26 Juli 2024
Untuk Admin Medsos Pejabat dan Polisi, Ini Cara Bikin Konten Viral yang Nggak Bakal Dihujat Netizen

Untuk Admin Medsos Pejabat dan Polisi, Ini Cara Bikin Konten Viral yang Nggak Bakal Dihujat Netizen

7 Oktober 2022
LOA mati listrik negara bekas jajahan inggris brexit kerajaan inggris london jerman mojok

Disney, Alasan Orang Terobsesi dengan Keluarga Kerajaan Inggris meski Punya Reputasi Berdarah

12 September 2022
sampah plastik

4 Langkah untuk Mengurangi Penggunaan Plastik Pribadi

13 Mei 2019
#PercumaLaporPolisi Harusnya Diserukan Warga India karena Polisi Indonesia Itu Terbaik terminal mojok.co

#PercumaLaporPolisi Harusnya Diserukan Warga India karena Polisi Indonesia Itu Terbaik

10 Oktober 2021
buku yang disita polisi

Kasihan Sekali Nasib Buku-buku yang Disita Polisi Karena Dikira Buku Anarkis

13 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.