Salah satu kuliner autentik Gresik yang (mungkin) kurang cocok di lidah wisatawan adalah bubur roomo. Sebab, teksturnya terlalu lembut dan rasanya gurih.
Selain dikenal karena statusnya sebagai salah satu kota industri terbesar di Jawa Timur, Gresik merupakan salah satu daerah yang cukup sering dijajal kulinernya. Terutama, bagi masyarakat Gerbangkertasusila. Lebih lagi apabila musim Lebaran atau hari besar lainnya datang, tak sedikit warga asli Kota Santri yang kembali ke kota kelahiran. Satu dua, tak lagi berjalan sendiri, sudah bergandengan erat dengan pasangan, jiakh.
Nah, beberapa kali menemani pasangan baru dari seorang kerabat, atau sekedar jalan santai dengan teman yang berasal dari kota lain, saya mendapati bahwa nggak semua kuliner Gresik cocok di lidah mereka. Kendati demikian, saya salut dan merasa bersyukur. Sebab, sekalipun makanan tersebut mungkin tak sesuai dengan standar lidah masing-masing, mereka tetap dengan senang hati mencobanya. Nggak sedikit pula yang tetap menghabiskan isi piringnya, meskipun kemudian menyambati cita rasa asing yang tak biasa di indera perasa mereka.
#1 Bubur Roomo, kuliner Gresik yang kurang bisa diterima lidah wisatawan karena terlalu lembut dan gurih
Selain nasi krawu, salah satu kuliner andalan Kota Santri dalam sektor makanan berat adalah bubur roomo. Sesuai namanya, kuliner satu ini memiliki tekstur serupa bubur, dengan warna oranye cerah. Namun, berbeda pada bubur putih pada umumnya, bubur roomo ini memiliki tekstur yang jauh lebih halus. Hampir nggak ada gerindilan di dalamnya.
Bagi warga Gresik, bubur roomo menjadi salah satu menu yang paling cocok disajikan untuk sarapan. Sebab, memang nggak ada yang jualan bubur roomo ketika malam hari, hehehe. Umumnya, pedagang bubur roomo menggunakan gerobak atau keranjang rotan yang digendong.
Warna oranye pada bubur roomo merupakan hasil dari perpaduan bumbu dapur seperti cabai, kunyit, lengkuas, serta bumbu dapur lainnya. Pembeli dapat memilih, mau menikmati bubur ini dengan lontong maupun nasi. Kemudian seporsi bubur roomo akan diberi sedikit campuran sayur serta kerupuk yang juga dapat dipilih, mau dihancurkana kecil-kecil atau dimakan secara utuh.
Cita rasanya gurih, akan lebih pedas apabila ditambahkan sambal, tentu saja. Sangat pas untuk sajian pagi hari. Namun, perpaduan nikmat ini ternyata nggak dirasakan oleh kawan-kawan saya yang berasal dari luar Gresik. Menurut mereka, tekstur bubur super lembut yang gurih merupakan kombinasi yang belum bisa diterima indera perasa mereka.
Baca halaman selanjutnya: Bonggolan cukup populer, tapi nggak semua orang cocok…