Di Surabaya, untuk mengetahui prediksi datangnya musim penghujan tidak dilihat dari laman website BMKG, melainkan dari banyaknya proyek drainase di pinggir jalan. Semakin dekat dengan musim hujan, semakin banyak proyek gorong-gorong di Kota Pahlawan. Kalau beruntung, proyek-proyek tersebut bisa selesai tepat sebelum musim hujan datang. Tapi warga Surabaya seringnya mengalami kesialan di mana proyeknya belum rampung, hujan keburu turun.
Kalau sudah seperti itu, tantangan menghadapi musim hujan di Surabaya tidak hanya banjir di perkampungan, tapi juga banjir di area jalan raya. Dua tahun lalu, saat sedang berkendara di Jalan Raya Ngagel, motor teman saya pernah tiba-tiba mogok di tengah jalan lantaran jalannya kebanjiran dan airnya masuk ke dalam knalpot.
Memang sih saat ini proyek drainase di Jalan Ngagel sudah rampung, tapi bukan berarti masalah jalan banjir di Surabaya telah selesai. Masih ada jalan lain yang berpotensi besar kebanjiran dan perlu diwaspadai saat musim hujan di Surabaya.
Daftar Isi
#1 Jalan Mayjen Sungkono
Jalan pertama yang perlu diwaspadai di Surabaya saat musim hujan tiba adalah Jalan Mayjen Sungkono. Dikenal sebagai jalan utama dan masuk dalam daftar 10 jalan termacet di Surabaya, Jalan Mayjen Sungkono kerap dilanda banjir besar. Nggak tanggung-tanggung, banjir di Jalan Mayjen Sungkono pernah setinggi pinggang dan menyebabkan motor yang parkir di area perkantoran terendam air sampai terlihat spionnya saja.
Wajar jika Jalan Mayjen Sungkono mendapatkan perhatian serius dari Pemkot Surabaya. Di tahun 2024 ini, ada proyek peninggian jalan dan saluran air (drainase) di Jalan Mayjen Sungkono guna mengantisipasi banjir.
Sayangnya, proyek tersebut belum rampung, ha wong saya lewat di bulan Oktober lalu masih tahap overlay. Jika musim hujan mulai datang di bulan November, proyek drainase tersebut pasti belum rampung. Oleh karena itu, ada baiknya teman-teman menghindari Jalan Mayjen Sungkono di musim hujan, selain berpotensi macet parah, melewati jalan ini bisa membuat mesin motormu mati karena terendam air.
#2 Jalan Margomulyo arah Tambak Osowilangun
Jalan Margomulyo berada di komplek pergudangan dan lokasinya dekat dengan Teluk Lamong. Ada berbagai macam truk gandeng dengan ukuran jumbo di jalan ini. Oleh karena itu, jalan aspalnya mudah retak dan rusak.
Berkendara di Jalan Margomulyo saat musim panas saja berbahaya lantaran banyak jalan berlubang dan areanya padat kendaraan besar, apalagi saat musim hujan datang. Berkendara di sini jadi lebih berbahaya. Sebab tantangannya tidak hanya permukaan jalan yang berlubang dan aspal yang tidak merata, tapi juga air yang masuk ke aspal jalan raya saat musim hujan tiba.
Saran saya, lebih baik menghindari berkendara di Jalan Margomulyo arah Tambak Osowilangun kalau masih sayang dengan nyawa. Berkendara di jalan ini, lengah dikit sama dengan setor nyawa pada Tuhan YME. Kalau motor kamu kepeleset sedikit saja, senggolannya bukan dengan mobil Brio atau Calya melainkan dengan tronton jumbo.
#3 Jalan tol Waru-Satelit KM 15 (depan Masjid Agung Al-Akbar Surabaya)
Menurut data Polda Jawa Timur, angka kecelakaan lalu linta di Jatim justru banyak terjadi di jalan tol. Kondisi jalan yang lurus, mulus, dan lebar sering kali justru membuat para pengendara mobil ngebut di tol sehingga menyebabkan kecelakaan.
Di Surabaya, jalan tol Waru-Satelit KM 15 (sekitar Masjid Agung) menjadi titik yang paling sering terjadi kecelakaan. Saking seringnya, beberapa orang menyebut jalan tersebut angker lantaran sebelum dijadikan jalan tol, area tersebut adalah pemakaman. Banyak cerita horor di ruas jalan tol ini, bahkan manager saya di kantor sampai tidak berani lewat sini menjelang magrib lantaran pernah menjadi korban kecelakaan beruntun di sana.
Saya cukup sering melewati tol ini memang merasakan aura tidak enak, yaitu aura pengendara mobil dengan SIM hasil nembak calo yang tololnya astagfirullah kebangetan. Jadi begini, di tol arah Gresik ini jalan tolnya agak menurun lalu menanjak.
Banyak pengendara yang memutuskan mendahului pengendara di depannya tiba-tiba menurunkan kecepataan mobil lantaran jalanannya menanjak. Sialnya, upaya mendahului tersebut sering kali berujung pada kecelakaan karena space antar mobil kurang panjang.
Kondisi tersebut bisa semakin parah saat turun hujan. Jarak pandang yang terbatas dan kondisi jalan yang tiba-tiba naik berpotensi membuat pengemudi kaget dan hilang kendali. Maka ada baiknya menghindari tol Waru-Satelit arah Gresik saat musim hujan. Sekalipun mahir mengemudi, kemungkinan mobilmu diseruduk dari belakang tetap tinggi. Daripada berisiko mati, mendingan tunggu sampai hujan reda atau lewat jalan lainnya.
Meski seluruh jalan raya akan menjadi lebih rawan kecelakaan ketika musim hujan karena permukaan aspal jadi lebih licin, ketiga jalan di atas wajib diwaspadai pengendara Surabaya. Kalau bisa sih mending mencari jalan alternatif lainnya.
Penulis: Tiara uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jalan Kalianak Adalah Maut, Penghubung Gresik-Surabaya yang Mengancam Nyawa Pengendara.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.