Coba sesekali mampir ke Paciran Lamongan, kalian bakal terkejut dengan keistimewaannya.
Bagi sebagian orang, Lamongan identik dengan makanan. Beberapa makanan yang terkenal dari sini antara lain pecel lele, soto, hingga wingko babat. Orang dari luar daerah memandang Lamongan memang demikian.
Saya sangat yakin nggak banyak orang tahu kalau pusat peradaban Lamongan itu bukan terletak di pusat pemerintahannya, melainkan di sebuah kecamatan daerah utara, yakni Paciran. Paciran termasuk kecamatan paling sejahtera di Lamongan dan saat ini memiliki 98 lembaga pendidikan formal! Boleh dibilang, kecamatan satu ini adalah yang sempurna di sini. Masih nggak percaya? Berikut saya jelaskan alasannya.
Daftar Isi
#1 Paciran Lamongan punya pantai
Kedengarannya sepele, tapi di Lamongan, hanya ada dua kecamatan yang memiliki pantai. Kedua kecamatan ini berjajar di sisi utara, yakni Paciran dan Brondong. Sisa kecamatan lainnya nggak memiliki pantai atau laut sehingga kebutuhan konten “vitamin sea” para warga dari kecamatan lain nggak terpenuhi
Selain istimewa karena memiliki pantai, sebagian besar “sumber kekayaan” warga Paciran berasal dari laut. Oleh karena itulah warga lokal selalu menganggap memiliki laut adalah sebuah keberkahan.
#2 Punya WBL dan Mazola, wisata kebanggaan Lamongan
Selain laut, Kecamatan Paciran Lamongan punya keistimewaan lainnya. Di sini ada Wisata Bahari Lamongan (WBL) dana Maharani Zoo & Goa Lamongan (Mazola).
Buat yang belum tahu, WBL ini bisa dibilang Jatim Park versi Lamongan. Di sini ada berbagai wahana dan permainan yang bisa dinikmati seluruh keluarga. Wisata ini merupakan kombinasi dari wahana hiburan dan wisata edukatif.
Sementara itu, Mazola adalah semacam kebun binatang yang dikembangkan. Sebab, ada juga museum dengan berbagai spesimen hewan yang diawetkan di sini. Jadi, alih-alih hanya melihat hewan seperti di kebun binatang biasa, pengunjung juga bisa belajar banyak hal dari koleksi museum di sini. Saya kira, Mazola levelnya sudah di atas Kebun Binatang Surabaya.
Oh ya, bagi pengunjung luar kota, di area WBL juga ada resort yang langsung menghadap ke laut. Ini adalah tempat yang tepat untuk menikmati embusan ombak sepuasnya. Pilihan yang cocok buat orang-orang yang memiliki kelebihan uang. Sementara bagi kaum dompet tipis, sebaiknya cari alternatif lain. Jangan maksa ke sini, mesakke.
#3 Paciran Lamongan nyaman dan aman dari bencana alam
Konon, salah satu alasan kenapa banyak warga Lamongan yang merantau adalah banyak wilayah di sini yang rentan kekeringan saat musim kemarau dan rawan banjir saat musim hujan. Akan tetapi hal itu tak akan kalian rasakan di Paciran.
Di Paciran, hidup akan terasa lebih stabil. Nggak ada ceritanya kekeringan ekstrem yang membuat warga harus hemat air. Jika musim hujan datang pun tetap aman. Seandainya ada beberapa wilayah yang banjir, pasti cepat surut. Beda sama wilayah lain yang kalau banjir bisa sampai berhari-hari.
Jadi, kalau kalian mencari tempat yang nyaman untuk ditinggali di Lamongan, Paciran adalah jawabannya. Meski tentu saja jalannya jelek. Maklum, semua jalan di Lamongan punya “fitur” serupa. Wqwqwq.
#4 Nggak hanya ramai wisata duniawi, ada juga wisata religi di sini
Nah, hal terakhir inilah yang membuat Paciran Lamongan layak sekali dikunjungi. Nggak hanya menyimpan wisata yang sifatnya duniawi, tapi ada juga wisata religi di sini. Life balance sekali, kan?
Sebagai pusat peradaban, Paciran nggak cuma punya satu makam wali, melainkan tiga. Ketiga makam wali yang ada di sini adalah makam Sunan Drajat, Sunan Sendang, dan Syekh Maulana Ishaq (ayahanda Sunan Giri).
Lokasi makam Sunan Drajat sangat mudah diakses, parkirannya pun cukup luas. Sedikit berbeda dengan akses menuju Sunan Sendang yang agak sempit dan menanjak. Namun, untuk untuk pengalaman visualnya, makam Sunan Sendang memang cukup bikin kerasan.
Sementara makam Maulana Ishaq, lokasinya ada di tepi laut. Jadi semacam fussion antara ziarah wali dengan vibes suara deburan dan sensasi angin laut. Sebuah kombinasi yang ngeri, kan?
Begitulah alasan yang membuat semakin jelas kalau Paciran memang kecamatan paling sempurna di Lamongan. Patut dibanggakan, kan.
Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Pertanyaan yang Bikin Orang Lamongan Ngelus Dada.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.