“Susah banget tulisan tembus Terminal Mojok.”
Kalimat di atas beberapa kali berseliweran di kolom komentar akun Instagram Mojok. Tidak sedikit pula yang menceritakan pengalaman tulisannya ditolak berkali-kali. Komentar semacam itu biasanya diikuti dengan meminta tip dan trik supaya tulisan bisa lolos kurasi.
Sebagai salah satu kru yang mengurasi tulisan-tulisan yang masuk ke Terminal Mojok, saya akan jelaskan beberapa alasan dasar sebuah tulisan tidak diterbitkan. Saya tekankan, ini berlaku untuk tulisan terminal Mojok saja ya, tidak untuk esai apalagi liputan.
Daftar Isi
#1 Tidak ada ruang untuk plagiarisme
Kru Mojok sama sekali tidak memberi ruang untuk plagiarisme. Bagaimana jadinya kalau penulis plagiat? Akun penulis akan masuk dalam blacklist dan tidak akan pernah bisa mengirimkan tulisan lagi. Kejam? Menurut saya tidak juga, plagiat adalah seburuk-buruknya perilaku dalam dunia kepenulisan. Tentu saja tindakan buruk itu harus diberi ganjaran yang sepadan.
Apakah kemudian penulis Terminal Mojok sama sekali tidak boleh mengutip data atau pendapat orang lain? Tentu saja hal itu tetap diperbolehkan. Dengan catatan, penulis mencantumkan sumber dan lebih baik melakukan parafrase dalam tulisannya.
#2 Jangan copas tugas kuliah untuk Terminal Mojok
Beberapa kali saya mendapati kiriman tulisan yang strukturnya seperti tugas kuliah. Tulisan tersebut berisi latar belakang, rumusan masalah hingga kesimpulan. Kadang saya jadi curiga, jangan-jangan penulis dipaksa dosennya mengirimkan atau menerbitkan tulisannya ke media. Sebab, sewaktu kuliah dahulu saya sempat mendapat tugas serupa.
Kalau memang seperti itu adanya, cobalah untuk menuliskan ulang tugas kuliah kalian itu dalam bahasa yang lebih populer. Bingung bagaimana bahasa populer yang diinginkan Terminal Mojok? Kalian bisa membaca dan mempelajari tulisan-tulisan yang sudah terbit.
#3 Tulisan Terminal Mojok minimal 500 kata!
Tulisan yang dikirim ke Terminal Mojok minimal sepanjang 500 kata. Hal ini sebenarnya sudah tertulis di Ketentuan Artikel Terminal. Ketentuan itu muncul setiap kali penulis akan mengirimkan tulisan. Namun, entah mengapa, masih ada saja penulis yang membuat tulisan lebih pendek dari ketentuan itu.
Hal yang kerap ditemui, kiriman tulisan memang sudah mencapai batas minimal 500 kata. Namun, setelah Kru Mojok membaca ulang, terlalu banyak kalimat dan paragraf pengulangan. Itu mengapa saya perlu tekankan, pastikan tulisan kalian tidak ngalor-ngidul hanya demi memenuhi batas minimal.
#4 Paragraf panjang membuat mata lelah
Saya pernah sangat kaget ketika membuka sebuah kiriman tulisan. Ya bagaimana nggak kaget kalau dalam tulisan tersebut tidak ada paragraf sama sekali. Saya juga pernah menemui sebuah tulisan dengan paragraf yang begitu panjang. Mungkin ada lebih dari 5 kalimat dalam satu paragraf. Mata saya sangat lelah menelusuri kata demi kata, kalimat demi kalimat dalam tulisan.
Itu mengapa saya menyarankan kalian menulis dalam paragraf-paragraf pendek saja. Cukup 3-5 kalimat dalam satu paragraf apabila memungkinkan. Sangat disayangkan kalau ide-ide brilian kalian tidak tersampaikan hanya karena mata pembaca lelah ketika membacanya
#5 Topik tulisan yang menarik
Satu subjudul ini sebenarnya tidak akan cukup untuk menjelaskan mengenai topik atau tema tulisan yang menarik. Namun, saya tetap menuliskannya untuk mewanti-wanti satu hal. Jangan sekali-kali kalian menulis hal-hal yang sudah usang. Misal, kalian mengulas sebuah ponsel yang rilis beberapa bulan lalu. Tema-tema usang semacam itu kemungkinan besar tidak akan tembus. Apabila kalian ingin mengulas hal yang sudah usang, pastikan untuk menambahkan konteks kebaruan.
Di atas hal-hal dasar yang sebaiknya diperhatikan demi memperbesar peluang tulisan kalian lolos kurasi. Ingat, hal-hal dasar saja ya. Artinya, sekalipun tulisan sudah memenuhi hal-hal di atas, itu tidak serta merta menjamin tulisan kalian akan diterbitkan. Masih ada pertimbangan lain sebelum tulisan bisa terbit di Terminal Mojok. Apa pertimbangan lainnya itu? Saya akan menuliskannya kapan-kapan ya.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Biarkan Kematian Merayakan Kehidupan: Kisah tentang Maut dan Hidup yang Saling Bertaut
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.