Mereka yang jualan warteg tidak selalu orang Tegal. Minimal ya orang Brebes, yang masih bertetangga. Konsep yang sama ada di warung nasi padang. Yang jualan belum tentu orang asli Minangkabau.
Nah, menariknya, ternyata banyak orang Tegal jualan nasi padang. Gampang, kok, cara mengetahuinya. Coba saja amati bahasa dan cita rasa. Iya, soal cita rasa, pasti nggak otentik. Tapi ya nggak masalah. Namanya saja jualan makanan.
Fenomena ini membuat saya penasaran. Setelah ngobrol dengan beberapa penjual nasi padang asal Tegal, saya menemukan tiga alasannya.
#1 Orang Tegal jualan nasi padang karena pernah ikut orang
Alasan pertama berawal dari ikut orang. Saya kenal banyak orang Tegal yang berjualan nasi padang. Alasan paling umum adalah karena ikut orang.
Salah satunya adalah tetangga saya. Dia membuka warung nasi padang di depan rumah. Setelah menelisik lebih jauh, dulu dia pernah ikut jualan di Jakarta. Bermula dari tukang cuci piring, lalu pindah job desk menjadi tukang bakar ayam, setelah itu pindah bagian dapur.
Kerabat saya juga begitu. Dia ikut jualan di Jakarta. Bermula dari tukang cuci piring, lalu pindah job bakar ayam, lalu bagian dapur, dan akhirnya diajari masak.
Baca halaman selanjutnya: Tidak butuh modal besar…