Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kapolda DIY Benar, Fight Club Memang Bukan Solusi Pemberantasan Klitih di Jogja

Georgius Cokky Galang Sarendra oleh Georgius Cokky Galang Sarendra
20 Agustus 2024
A A
Kapolda DIY Benar, Fight Club Memang Bukan Solusi Pemberantasan Klitih di Jogja

Kapolda DIY Benar, Fight Club Memang Bukan Solusi Pemberantasan Klitih di Jogja

Share on FacebookShare on Twitter

Kapolda DIY tidak salah, Fight Club YK tidak akan menyelesaikan masalah klitih di Jogja, sebab memang bukan begitu cara mereka bekerja

Fenomena klitih merupakan permasalahan klasik yang masih menjadi momok menakutkan bagi warga Jogja. Seperti yang kita ketahui, bertahun-tahun masalah ini tak pernah selesai. Mulai dari leletnya penanganan, hingga tidak ada upaya serius untuk memberantas pelaku klitih dengan tegas.

Saking geramnya masyarakat dengan kasus klitih ini, mereka berinisiatif membentuk sebuah komunitas bernama Fight Club YK yang mewadahi kaum-kaum yang ingin menyalurkan keinginan bertarungnya. Harapannya, kegiatan ini dapat mengurangi tingkat kejahatan jalanan klitih di Jogja. Dampak positif lainnya juga, komunitas Fight Club Jogja dapat menghasilkan bibit atlet yang potensial untuk dapat berpartisipasi di kejuaraan-kejuaraan bergengsi yang akan datang.

Saya sebenarnya sangat antusias dengan dibentuknya komunitas-komunitas semacam ini. Seperti masyarakat Jogja lainnya, saya sudah muak dengan klitih klitih yang menyebalkan itu.  Ketimbang membuat onar di jalan, lebih baik duel 1-on-1 di ring secara sportif untuk membuktikan nyali.

Akan tetapi, Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan baru-baru ini mengatakan, bahwa kegiatan yang dilakukan penyelenggara Fight Club YK sebagai wadah berekspresi bagi para pelaku klitih adalah keliru. Pernyataan tersebut membuat saya termenung sejenak. Mungkin akan ada sebagian orang yang marah dengan pernyataan tersebut. Namun, jika dipikir dan dikaji ulang, pernyataan Kapolda DIY tersebut ada benarnya juga.

Belum tentu punya bakat bertarung

Faktanya, pelaku klitih itu belum tentu orang-orang yang ahli dalam pertarungan, bahkan bisa dibilang cuma bocah ingusan. Lihat saja, dari sekian banyak pelaku yang beraksi di jalanan, apa ada dari mereka yang punya proporsi badan yang ideal, atau minimal otot yang besar? Pasti tidak ada, wong kebanyakan badannya aja cungkring seperti orang kekurangan gizi. Arena seperti ring bukanlah arena pelaku klitih, arena mereka adalah jalanan.

Kalau pelaku klitih ikut event Fight Club ini, saya bisa jamin dalam 1 ronde saja mereka langsung K.O, atau bahkan dalam hitungan detik saja mereka sudah memilih untuk menyerah. Hal lain yang perlu disorot adalah pelaku klitih selalu menggunakan sajam sebagai senjata perangnya, sementara jika open fight, senjata andalan tentu hanyalah tangan dan anggota tubuh yang dimiliki. Wajar jika fight club ini bukanlah arena para pelaku klitih, karena selera mereka adalah jalanan dan sajam.

1-on-1 fight bukan mental pelaku klitih, mental mereka keroyokan

Nah, ini bisa jadi alasan kuat kenapa pembentukan Fight Club ini tidak menyelesaikan kasus klitih di Jogja, ya karena mental mereka itu adalah mental keroyokan. Belum lagi ada banyak penonton yang menyaksikan jika bertarung di Fight Club. Kalo begitu malah membuat mental si pelaku jadi menciut. Ketimbang bertarung secara adil satu lawan satu, mereka lebih suka main keroyokan bersama gengnya.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Lagipula, jika kita melihat berbagai kasus tentang pelaku klitih yang tertangkap, kebanyakan yang terjadi adalah mereka seakan diam ketakutan, tak jarang juga ada yang menangis mengharapkan pengampunan warga. Kalau begini kan semakin memperkuat alasan kenapa mental mereka itu tidak cocok untuk bertanding di arena resmi.

Berbahaya bagi keselamatan mereka

Mengikuti pertarungan yang ditonton dan disaksikan banyak orang dengan identitas yang tertera jelas bisa membuat para pelaku klitih ini makin berada dalam situasi bahaya. Coba bayangkan, ketika mereka sedang seriusnya bertarung, tiba-tiba ditangkap langsung di tempat oleh polisi ataupun warga, seolah masuk ke dalam perangkap tikus. Saya yakin pasti mereka sudah sangat waspada dengan hal seperti ini.

Itulah alasan kenapa sebenarnya Fight Club YK ini tidak menyelesaikan kasus klitih di Jogja. Tapi, bukan berarti saya menolak adanya acara seperti ini. Justru ini adalah kritik bagus bagi pihak keamanan yang harusnya punya kuasa lebih untuk memberantas klitih di Jogja. Saya juga sudah capek mendapat bully-an dari rekan luar kota yang selalu menyebut Jogja sebagai “Kota Klitih”.

Penulis: Georgius Cokky Galang Sarendra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menelusuri Akar Klitih di Jogja: Kejahatan Jalanan Berdarah Tak Berkesudahan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Agustus 2024 oleh

Tags: fight clubJogjakapolda diyklitihpilihan redaksi
Georgius Cokky Galang Sarendra

Georgius Cokky Galang Sarendra

Mahasiswa Sastra yang punya 1000 cita-cita.

ArtikelTerkait

Sudah Memakan Korban Berkali-kali, tapi Kenapa Baliho di Jogja Tak Kunjung Ditertibkan? Susah atau Memang Nggak Mau Susah?

Sudah Memakan Korban Berkali-kali, tapi Kenapa Baliho di Jogja Tak Kunjung Ditertibkan? Susah atau Memang Nggak Mau Susah?

4 Januari 2024
Perpustakaan Grhatama Pustaka, Tempat Healing Terbaik Mahasiswa Jogja

Perpustakaan Grhatama Pustaka, Tempat Healing Terbaik Mahasiswa Jogja

27 Maret 2023
Tommy Soeharto, Sebenar-benarnya Standar Sukses Usia 22 Pemuda Indonesia Terminal Mojok.co

Tommy Soeharto, Sebenar-benarnya Standar Sukses Usia 22 Pemuda Indonesia

14 April 2022
Orang-orang Harus Tahu Pemeriksaan USG Bukan Cuma untuk Orang Hamil

Orang-orang Harus Tahu Pemeriksaan USG Bukan Cuma untuk Ibu Hamil

31 Agustus 2021
4 Salah Kaprah Tentang Unpad yang Harus Diluruskan

Kalau Mau Kuliah di Bandung ke Unpad Aja dan Salah Kaprah Lainnya tentang Unpad yang Perlu Diluruskan

14 Juli 2023
4 Pekerjaan Sampingan Paling Cuan di Jogja yang Wajib Mahasiswa Tahu

4 Pekerjaan Sampingan Paling Cuan di Jogja yang Wajib Mahasiswa Tahu

29 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.