• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Serial

Cowboy Bebop Netflix: Satu Lagi Adaptasi Live Action Anime yang Meh

Raynal Payuk oleh Raynal Payuk
6 Desember 2021
A A
Cowboy Bebop Netflix Satu Lagi Adaptasi Live Action Anime yang Meh terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kata live action sering kali menjadi momok bagi banyak penonton anime. Bagaimana tidak, sudah banyak adaptasi anime ke dalam medium live action tercatat gagal total. Sebut saja Fullmetal Alchemist, Attack on Titan, Death Note, hingga Ghost in the Shell. Hampir semua judul di atas mendapatkan adaptasi yang cukup membuat penonton anime ketar ketir saat menontonnya.

Biasanya ada dua kemungkinan jenis masalah yang ditemukan dalam adaptasi live action anime. Pertama, adaptasi yang berusaha merangkum puluhan episode anime ke dalam film berdurasi dua jam saja. Hasilnya menjadi film yang tak lebih sekedar ringkasan tanpa nyawa dari material aslinya.

Kedua, adaptasinya dengan keberanian mengambil keputusan untuk melakukan reimajinasi. Namun, gagal karena tim produksi tidak memahami apa yang membuat material aslinya dicintai. Adaptasi seperti ini biasanya menghasilkan produk yang beda panggang daripada api. Serial Cowboy Bebop dari Netflix masuk ke dalam jenis adaptasi kedua.

Saat pertama kali diumumkan, sebenarnya saya gak punya ekspektasi tinggi akan adaptasi live action anime cult classic ini. Namun seiring berjalannya promosi gencar dari Netflix dan pemilihan casting yang menurut saya cukup oke, ekspektasi saya mulai merangkak naik. Tentunya ekspektasi saya terbayar setengah saat melihat performa tiga aktor utama serial ini yaitu John Cho, Mustafa Shakir, dan Daniella Pineda.

John Cho berhasil membuktikan kepada mereka yang skeptis terhadap usianya, bahwa dia masih bisa memerankan salah satu karakter protagonis anime paling ikonis dengan bravado yang memukau. Aktingnya sebagai Spike Spiegel mungkin salah satu hal yang membuat saya kuat untuk terus menonton serial ini. Di lain pihak, Mustafa Shakir berhasil membuat saya bahkan jatuh cinta lebih dalam kepada karakter Jet dan memberikan salah satu reinterpretasi karakter anime terbaik dalam akting live action. Sedangkan Daniella Pineda mencuri hati saya dengan performanya sebagai Faye Valentine.

Namun, permasalahan besar muncul saat kita mulai membahas terkait Julia dan Vicious. Dua karakter integral terkait masa lalu Spike Spiegel. Penulis skenario Christopher Yost berusaha memberikan peran sentral kepada Julia dan Vicious dalam adaptasi kali ini. Jika Julia hanya muncul pada dua episode terakhir dan lebih menjadi representasi dari bagian masa lalu Spike yang dia tidak bisa lepaskan, maka Julia versi live action muncul pada setiap episode. Begitu pula antagonis utama kita, Vicious, yang mendapat ruang lebih untuk mengeksplorasi karakternya dibandingkan dengan versi animenya.

Niat Yost mungkin baik, yaitu berusaha membuat dua karakter yang pada serial orisinalnya hanya mendapat waktu tampil sedikit menjadi lebih penting dalam iterasi ini. Namun gaya penulisannya yang terlalu blak-blakan dan gagal menangkap esensi dari serial anime Cowboy Bebop malah membuat karakter Julia dan Vicious menjadi momok terbesar serial ini.

Keberadaan subplot Julia dan Vicious terkait konflik internal Sindikat, malah membuat hampir semua episode Cowboy Bebop menjadi tidak fokus. Kadang dalam satu episode bisa terdapat tiga subplot berjalan bersamaan. Dua dari tiga subplot ini biasanya cukup klop satu sama lain dari segi tematik maupun atmosfer. Namun, subplot ketiga yang selalu berkutat pada Vicious dan Julia, malah sering kali menghancurkan flow dari episode.

Hal ini karena secara atmosfer saja, seluruh adegan terkait konflik internal Sindikat, lebih mirip film crime thriller Hollywood daripada serial petualangan luar angkasa. Saat adegan yang cenderung komedik atau penuh aksi dipaksa terpotong cuma untuk memajukan subplot ala The Godfathers, mood penonton malah hanya berakhir menjadi kebingungan. Kadang pula subplot ini menyeronok masuk ke dalam alur dari episode yang seharusnya didedikasikan terhadap salah satu dari tiga karakter utama kita. Membuat saya bertanya mengapa si penulis skenario dan sutradara memutuskan mencekoki episode dengan subplot tersebut daripada fokus terhadap perkembangan karakter para anggota kru Bebop.

Jika subplot tersebut menambah level kedalaman dari karakter Julia dan Vicious, masing-masing diperankan oleh Elena Satine dan Alex Hassel, mungkin semuanya masalah di atas bisa dimaafkan. Namun, subplot ini malah mengubah karakter Vicious 180 derajat dibandingkan dengan versi animenya. Jika Vicious di serial anime adalah mafia bertangan dingin dan lihai dalam membuat skema, serial live action malah menampilkan Vicious yang bertindak berdasarkan emosi daripada strategi.

Tentunya ini kontraproduktif terhadap tujuan awal karakter Vicious sebagai representasi masa lalu Spike yang selalu mengejarnya ke mana pun dia pergi. Jika Vicious saja tidak bisa menancapkan kekuasaannya di Sindikat dengan inisiatif atau rencananya sendiri, bagaimana mungkin penonton percaya bahwa pria ini bisa membunuh Spike atau mengambil alih kontrol atas Sindikat.

Namun, kesalahan paling fatal dari subplot di atas adalah mengaburkan pesan tematik Cowboy Bebop terkait eksistensialisme dengan mengubah format episodik dari material aslinya. Ada alasan mengapa serial anime Cowboy Bebop diformat secara episodik dan bukan linear seperti serial live action kali ini. Hal tersebut adalah penekanan terhadap pesan bahwa eksistensi setiap orang ada karena mereka masih hidup saat ini bukan karena masa lalu mereka. Belajar melepaskan masa lalu dan menikmati momen saat ini adalah esensi utama dari banyak petualangan unik di anime Cowboy Bebop serta moto ikonis Spike, “Apa pun yang terjadi, terjadilah”.

Berbeda dengan serial animenya, live action Cowboy Bebop berusaha menyuapi secara paksa semua hal terkait masa lalu Spike ataupun konflik Sindikat pada setiap episodenya. Bahkan mereka harus mengulangi adegan sama sebanyak tiga kali pada episode pertama. Seperti penonton adalah orang bodoh yang harus selalu diingatkan bahwa suatu adegan memiliki perbandingan pararel dengan masa lalu Spike. Padahal di serial animenya, masa lalu Spike hanya ditampilkan dua kali sepanjang serial dan itu pun cuma sekilas saja.

Pengulangan adegan ini hanya menunjukkan betapa tidak percayanya sutradara Alex Garcia Lopez dan Michael Katleman terhadap kemampuan penonton ataupun dirinya sendiri. Hal ini juga bisa terlihat jelas dari bagaimana camera cut digunakan secara eksesif dalam banyak adegan baru dari serial ini. Nggak mengejutkan jika menurut saya adegan terbaik dari serial live action ini masih merupakan rekreasi atas beberapa adegan ikonis dari material orisinalnya. Bukti nyata perbedaan kelas jauh antara sutradara anime Shinichiro Watanabe dengan kedua sutradara Hollywood ini.

Pada akhirnya, keberadaan adaptasi ini cuma menunjukkan bahwa karya Shinichiro Watanabe dan Keiko Nobumoto masih merupakan iterasi terbaik dari kisah Cowboy Bebop. Christopher Yost berhasil menghilangkan segala keunikan dari serial anime Cowboy Bebop, dan membuatnya menjadi grade B crime thriller yang kalah menarik. Jika kamu sudah pernah menonton serial animenya, jangan terlalu memiliki ekspektasi tinggi saat menonton adaptasi ini. Jika kamu belum pernah, menghabiskan waktu menonton anime Cowboy Bebop di Netflix mungkin lebih berharga daripada menonton satu lagi adaptasi live action yang meh.

Sumber Gambar: Instagram @bebopnetflix

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Desember 2021 oleh

Tags: cowboy bebopnetflixpilihan redaksi

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Raynal Payuk

Raynal Payuk

Mantan Pers Kampus Dalam Pencarian Jati Diri dan Pekerjaan

ArtikelTerkait

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

19 Maret 2023
Siapa Raja E-Commerce Indonesia? Hijau, Oren, atau Ungu? Terminal Mojok.co (Unsplash.com)

Siapa Raja E-Commerce Indonesia? Hijau, Oren, atau Ungu?

17 Maret 2023
Tak Ada yang Lebih Tabah dari Pengguna Jalan Perempatan Gedangan Sidoarjo

Tak Ada yang Lebih Tabah dari Pengguna Jalan Perempatan Gedangan Sidoarjo

16 Maret 2023
Lookism: Webtun yang Menyajikan Sisi Gelap Korea Selatan dengan Gamblang

Kerja di Korea Selatan 101: Spill Mekanisme, Gaji, dan Kota Terbaik untuk Cari Nafkah  

14 Maret 2023
In the Name of God: A Holy Betrayal, Saat Manusia Berdosa dengan Menjual Agama dan Mengaku Tuhan

In the Name of God: A Holy Betrayal, Saat Manusia Menjual Agama dan Mengaku Tuhan

12 Maret 2023
5 Hal yang Bikin Pelanggan Kesal Saat Beli Nasi Padang

5 Hal yang Bikin Pelanggan Kesal Saat Beli Nasi Padang

10 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Mengenang Love Hime, Lagu Kebangsaan Ras Wibu di Bumi terminal mojok.co

Mengenang Love Hime, Lagu Kebangsaan Ras Wibu di Bumi

Tempat Wisata yang Bisa Dikunjungi sambil Gowes di Bekasi terminal mojok

Tempat Wisata yang Bisa Dikunjungi sambil Gowes di Bekasi

3 Alasan Sebaiknya Nggak Usah Beli Jersey Manchester United di Official App terminal mojok

3 Alasan Nggak Usah Beli Jersey Manchester United di Official App

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia
Otomotif

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

oleh Tiara Uci
19 Maret 2023

Saya merasa baik-baik aja naik AirAsia dan udah akrab dengan delay-nya. Tapi kok penerbangan kali ini rasanya berbeda.

Baca selengkapnya
Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

20 Maret 2023
7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

16 Maret 2023
KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi (Unsplash)

KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi yang Sayangnya Cuma 1 Armada

19 Maret 2023
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!