Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Supremasi di Balik Sebuah Kaus Panitia

Dini N. Rizeki oleh Dini N. Rizeki
5 Maret 2020
A A
Supremasi di Balik Sebuah Kaus Panitia
Share on FacebookShare on Twitter

Adakah di antara kalian yang pernah jadi panitia event? Event apapun deh, kegiatan OSIS di sekolah, ekstra kurikuler Pramuka atau PMR, event senat di kampus, ikut jadi sukarelawan di Event Organizer atau bahkan acara peringatan hari kemerdekaan di kampung?

Pasti banyak yang pernah, ya?

Bangga, nggak? Jadi congkak, nggak?

Biasanya apa sih yang kalian banggakan atau sombongkan saat jadi panitia sebuah acara? Susunan acara yang adalah sumbangan pemikiran kalian, tujuan acaranya, atau malah kaus panitianya?

Hohoho, jangan salah. Sekte penyembah kaus panitia ini masih banyak lho pengikutnya. Bahkan salah satu teman saya yang orangnya memang (hyper)aktif bisa mengumpulkan kaus panitia ini sampai sekabinet penuh. Katanya sih sejak masih SMP sampai sekarang dia memang kerja di sebuah Event Organizer. Jadi dia ini punya kaus OSIS, kaus PMR, kaus klub pecinta alam, kaus dengan logo rokok dan band-band rock Indonesia, sampai kaus dengan lambang Vespa dan band indie pun dia punya. Istimewa!

Apa iya sebegitu kerennya sih kaus panitia ini? Menurut saya sih biasa saja. Malah biasanya bahan kaus ini agak sedikit kurang nyaman karena dipesan dalam jumlah banyak dan tentu saja mencari tempat produksi yang harga cetaknya lumayan miring. Maka sangat jarang ditemui kaus panitia dengan bahan yang enak dan adem saat dipakai. Yang ada bahannya kurang bisa menyerap keringat dengan baik, padahal panitianya harus bergerak ke sana ke mari selama acara berlangsung.

Sablon atau cetakan gambar dan tulisan di kaus pun umumnya hanya asal jadi, apalagi kalau acara ini diadakan dengan dana yang terbatas. Jangan harap bisa dapat kaus dengan tulisan atau gambar yang dibordir rapi.

Lalu apa istimewanya, ya?

Baca Juga:

Ormawa yang Menjelma Jadi Event Organizer: Dekadensi atau Cara Beradaptasi?

Hal-hal Menyebalkan dari Kepanitiaan Hajatan di Kampung Saya

Mungkin justru di tulisan dan gambar pada kaus itulah kekuatannya. Misalnya acara diklat OSIS di SMA, tentu akan jadi kebanggaan tersendiri kalau bisa memakai kaus bertuliskan ‘Panitia’ atau seksi tertentu. Bisa jadi bahan menyombongkan diri ke adik kelas juga. Walaupun sebenarnya posisi kita di acara itu nggak penting-penting amat.

Sama seperti bila kita terpilih jadi panitia acara di kampus, hohoho supremasinya bahkan bisa luber-luber ini. Apalagi kalau acaranya adalah acara musik dan bintang tamunya musisi-musisi beken. Ada nama para musisi itu di kaus rasanya sudah jadi manusia paling kece di kampus, ditambah lagi tulisan ‘Crew’ atau ‘Panitia’ di bagian belakang kaus. Wuh, level sombongnya jadi combo!!!

Di kampung juga begitu, jangan dikira jadi panitia acara tujuh belas Agustusan itu tidak ada kerennya. Wah, kece sekali itu. Memandu acara lomba, bikin woro-woro yang ditempel di papan pengumuman pos kampung, menyiapkan acara tasyakuran. Apalagi kalau bisa dapat sponsor yang mau memberi modal untuk bikin kaus panitia. Alaamaak, lengkap wis.

Ada ya orang-orang yang kayak gini? Ya ada, dong.

Ada dua macam tipe, yang pertama adalah orang-orang kreatif yang nggak bisa duduk diam dan hanya menikmati, mereka cenderung mau ikut aktif dan memang memahami kegiatan apa yang akan ada di acara-acara yang diadakan. Mereka punya koneksi ke beberapa donatur, mungkin. Atau juga mengenal beberapa pihak yang bisa diajak ikut berpartisipasi dalam acara. Intinya otak mereka dibutuhkan sekali untuk setiap acara.

Yang kedua, tak lain dan tak bukan adalah golongan orang-orang yang hanya ikut-ikutan (sok) sibuk di acara-acara tertentu, asal bisa izin keluar dari kelas demi mengikuti technical meeting atau persiapan acara, itu sudah bagus. Mereka ini biasanya jadi tim hore saja, atau maksimal tim yang menyumbangkan tenaga. Disuruh ambil ini, bawa itu, angkat ke sana, pindah ke sini. Demi sekotak nasi dan sebuah kaus panitia, budhaaal tok! Yang begini ini biasanya tak terlalu peduli lagi dengan nilai pelajaran atau mata kuliah, asal bisa ikutan di acara-acara dan bisa beken bermodal kaus panitia maka sahihlah hidupnya.

Sebenarnya tak ada yang salah kalau kita aktif berpartisipasi dalam kegiatan di kampung, sekolah, atau kampus. Malah bagus karena bisa jadi pengalaman sendiri ke depannya. Tentu tidak akan kagok lagi kalau suatu waktu diminta untuk jadi panitia yang merancang acara tertentu karena sudah pernah mengalami. Tapi bukan berarti jadi abai sama hal lainnya, ya. Apalagi kalau cuma demi selembar kaus bertuliskan ‘Panitia’ dengan logo-logo sponsor di sana-sini. Nggak sebanding, Gaes. Kausmu kuwi lama-lama juga cuma bisa menuh-menuhin lemari dan ujung-ujungnya jadi gombal. Opo iki wis mbok renungke?

BACA JUGA Panitia Kegiatan yang Paling Capek itu Divisi Perlengkapan atau tulisan Dini N. Rizeki lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2020 oleh

Tags: event organizerkaus panitiakepanitiaan
Dini N. Rizeki

Dini N. Rizeki

Seorang yang menulis supaya tetap waras.

ArtikelTerkait

contact person

Contact Person, Tapi Kok Slow Response?

29 Agustus 2019
Ormawa yang Menjelma Jadi Event Organizer: Dekadensi atau Cara Beradaptasi?

Ormawa yang Menjelma Jadi Event Organizer: Dekadensi atau Cara Beradaptasi?

25 November 2023
divisi desain kepanitiaan paling capek banyak kerjanya selama pandemi corona mojok.co

Di Kehidupan Serbadaring, Divisi Desain Jadi Divisi yang Paling Nambah Capeknya

20 Juli 2020
Hal yang Menyebalkan dari Kepanitiaan Hajatan di Kampung Saya terminal mojok

Hal-hal Menyebalkan dari Kepanitiaan Hajatan di Kampung Saya

1 Juni 2021
7 Modus Ormek yang Cenderung Menggelikan Ketika Berburu Kader terminal mojok.co

Melihat Kesamaan Rodi, Romusha, dan Kepanitiaan Mahasiswa

4 November 2020
jabatan panitia panitia makrab

Jabatan Panitia Makrab HMJ yang Aslinya Nggak Penting-penting Banget

3 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Ilustrasi Banjir Malang Naik 500% di 2025 Bukti Busuknya Pemerintah (Unsplash)

Kejadian Banjir Malang Naik 500% di 2025, Bukti Pemerintah Memang Nggak Becus Bekerja

6 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.