Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Waduk Wadaslintang, Waduk dengan Segudang Potensi tapi Diabaikan Wonosobo, Sampai-sampai Diklaim Kebumen!

Arzha Ali Rahmat oleh Arzha Ali Rahmat
21 Juli 2024
A A
Waduk Wadaslintang, Waduk dengan Segudang Potensi tapi Diabaikan Wonosobo, Sampai-sampai Diklaim Kebumen!

Waduk Wadaslintang, Waduk dengan Segudang Potensi tapi Diabaikan Wonosobo, Sampai-sampai Diklaim Kebumen! (Supri Yanto via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Waduk Wadaslintang, saking diabaikannya sama Wonosobo, sampai diakuin milik Kebumen. Ini gimana ceritanya sih?

Selama 23 tahun hidup sebagai penduduk Wonosobo saya sering dikira sebagai warga Dieng dan sekitarnya. Padahal, ya rumah saya ada di Kecamatan Wadaslintang, kecamatan yang dikeliling Waduk Wadaslintang, yang jaraknya ke Dieng sekitar 70 km.

Kenapa tiba-tiba saya membuka artikel itu dengan kekesalan, soalnya memang saya mau berkeluh kesah. Jadi orang Wadaslintang itu ngeselin, masa saya sering dikira penduduk Kebumen. Bahkan orang-orang tahunya Waduk Wadaslintang itu ada di Kebumen dan bukan Wonosobo. Gimana, sih.

Saya kasih tahu, ya kalau Waduk Wadaslintang itu ada di Kabupaten Wonosobo, bukan di Kabupaten Kebumen. Tapi sebenarnya saya paham mengapa orang-orang sering salah sangka. Wong letak waduk ini memang ada di perbatasan, jadi saya bisa paham.

Cuma ada satu hal yang bikin saya nggak habis pikir. Entah, ya mungkin karena aksesnya sulit atau memang tidak menjual. Sebagai orang yang tinggal di daerah waduk saya merasa kalau waduk ini seperti tidak diperhatikan oleh pemerintah Wonosobo.

Dieng lagi, Dieng terus

Kalau ngomongin pariwisata, Pemerintah Wonosobo selalu gencar dengan Dieng, pegunungan, dan dataran tinggi. Pokoknya selalu daerah atas yang dapet spotlight dan perhatian. Waduk Wadaslintan mana pernah diperhatikan. Bahkan nggak cuma soal pariwisata, pemerintah juga seakan-akan tutup mata soal hal lain seperti infrastruktur dan pendidikan.

Bahkan ada satu hal yang bikin saya bener-bener jengkel. Nggak jarang saat saya pergi ke Kebumen, malah pemerintah Kabupaten Kebumen yang mempromosikan Waduk Wadaslintang. Sampai-sampai di beberapa tempat ada banner bertuliskan “Waduk Wadaslintang Kebumen.”

Ayolah, ini gimana, sih?

Baca Juga:

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

Kalau begini gimana orang-orang nggak salah paham. Kalau begini terus ya nggak heran kalau orang luar selalu menganggap kalau Waduk Wadaslintang itu letaknya di Kebumen.

Segudang potensi waduk yang kurang dimaksimalkan

Padahal, kalau pemerintah mau serius, Waduk Wadaslintang ini punya potensi yang luar biasa. Perikanan sampai pariwisata semuanya ada di waduk ini.

Kalau berkaca dari waduk-waduk lain di sekitar macam Sempor dan Jembangan mereka bisa, lho bikin tempat wisata yang cukup ramai. Di Jembangan sampai ada Mini Zoo-nya, dan di Sempor selalu ramai tiap hari karena banyak orang jualan dan suasananya nyaman.

Melihat hal itu tentunya Waduk Wadaslintang juga bisa, dong. Bahkan masyarakat sekitar juga banyak yang menyadari hal ini sampai-sampai membuat tempat wisata secara mandiri.

Di Desa Erorejo ada Lubang Sewu, di Desa Sumbersari juga pernah dibangun wisata bernama Tanjung Serut. Tapi ya namanya juga bikinan warga, ada banyak kendala dan keterbatasan yang bikin wisata-wisata itu nggak terlalu ramai bahkan sampai tutup.

Padahal kalau aja pemerintah mau ikut mengelola entah ikut promosi, bikin fasilitas yang memadai, atau benerin jalan pasti wisata di Waduk Wadaslintang bisa terus eksis.

Tapi apa daya, Pemerintah Kabupaten Wonosobo ngurusinnya wisata di daerah atas mulu. Mereka lupa kalau ada daerah bawah yang kurang ditengok sampai-sampai merasa jadi anak tiri.

Waduk Wadaslintang beneran penuh potensi

Ini baru wisata, potensi lain macam perikanan juga dianggap sepele. Karamba ikan memang jumlahnya nggak sedikit di Waduk Wadaslintang. Tapi setahu saya pengelolaannya masih perseorangan dan cukup tradisional.

Kalau pemerintah mau membantu dan memfasilitasi padahal karamba itu bisa jadi pemasukan yang besar bagi daerah, lho. Masyarakat sekitar waduk juga pasti senang dan ikut terbantu. Kalau terus begini perikanan di sekitar waduk cuma terbatas di karamba kecil dan depot pemancingan yang kadang ramai kadang sepi.

Sekali lagi, saya sangat berharap kalau satu-satunya waduk di Wonosobo ini lebih diperhatikan. Padahal potensinya sangat banyak dan sangat mubazir kalau tidak dimanfaatkan. Jika dimanfaatkan dengan baik potensi-potensi yang ada bisa menunjang perekonomian masyarakat dan pasti juga menyumbang pemasukan untuk pemerintah.

Perikanan, wisata, dan semuanya harus dimaksimalkan. Saya dan kawan-kawan yang tinggal di pinggir waduk sudah bosan. Bosan dengan waduk yang gitu-gitu aja dan bosan dengan persepsi masyarakat yang selalu menganggap kalau Waduk Wadaslintang itu letaknya di Kebumen.

Sumber gambar: Supri Yanto via Unsplash

Penulis: Arzha Ali Rahmat
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Nestapa Belasan Tahun Tinggal di Wadaslintang Wonosobo: Tersisihkan dan Hanya Bisa Bergantung pada Kabupaten Sebelah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Juli 2024 oleh

Tags: Kebumenwaduk wadaslintangwonosobo
Arzha Ali Rahmat

Arzha Ali Rahmat

ArtikelTerkait

Pertigaan Sruni Kebumen Adalah Anomali, Nggak Bikin Pengendara Emosi

Pertigaan Sruni Kebumen Adalah Anomali, Nggak Bikin Pengendara Emosi

23 Agustus 2024
Kebumen di Tahun 2025: Menuju Kabupaten Kaya Raya Atau Ilusi Belaka?

Kebumen di Tahun 2025: Menuju Kabupaten Kaya Raya Atau Ilusi Belaka?

7 Januari 2025
Kapal Mendoan Kebumen: Niat Baik Menata Pedagang, tapi Berakhir Bikin Pedagang Gulung Tikar dan Meradang

Kapal Mendoan Kebumen: Niat Baik Menata Pedagang, tapi Berakhir Bikin Pedagang Gulung Tikar dan Meradang

12 Agustus 2025
Jakarta Banjir Itu Biasa, tapi Kalau Wonosobo Banjir itu Baru Luar Biasa (Lucu)

Jakarta Banjir Itu Biasa, tapi Kalau Wonosobo Banjir itu Baru Luar Biasa (Lucu)

12 Desember 2024
Alun-Alun Wonosobo, Alun-Alun Tersepi yang Pernah Saya Kunjungi Mojok.co

Wonosobo Hanya Cocok untuk Tempat Wisata, Bukan Tempat Tinggal yang Ideal!

13 Juli 2024
Romantisnya Rute Jogja-Purworejo-Kebumen yang Penuh Jalan Berlubang Sana-sini terminal mojok.co Lumajang

Romantisnya Rute Jogja-Purworejo-Kebumen yang Penuh Jalan Berlubang Sana-sini

1 Februari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.