Kondisi fisik Tanjakan Trangkil Semarang sebenarnya nggak buruk-buruk amat, hanya saja pengendara ugal-ugalan dan begalnya meresahkan.
Sudah menjadi rahasia umum, Semarang semakin hari semakin padat. Nggak heran beberapa titik jalannya sering terjadi kemacetan yang menguras kesabaran. Maklum saja, penduduk Kota Lumpia ini semakin banyak, tapi jalannya begitu-begitu saja.
Salah satu jalan yang menyita perhatian saya adalah Tanjakan Trangkil Semarang. Tanjakan yang menghubungkan daerah Sampangan dan Gunung Pati itu sebenarnya sudah mulus dan punya penerangan yang baik. Namun, di balik itu, ada sisi menyeramkan yang membuat saya selalu malas melewatinya.
Tanjakan Trangkil Semarang kondisinya bagus, tapi tetap menyeramkan
Kalau berbicara soal kondisi, Tanjakan Trangkil Semarang sebenarnya baik-baik saja. Jalannya nggak gelap, alias ada penerangan di sisi kiri dan kanan jalan. Di samping itu, di pinggir jalan masih ada warung dan rumah warga. Selain itu kondisi jalannya cukup lebar dan mulus sehingga banyak kendaraan melewatinya. Mulai dari motor, mobil, hingga bus pariwisata bisa melewatinya dengan nyaman. Ya walau di di beberapa titik masih jalan yang sedikit rusak.
Hanya saja, tanjakan Trangkil ini tetap terasa menyeramkan karena pengendara yang melintas. Motor dan mobil suka seenaknya sendiri. Sudah tahu jalannya nanjak dan kelak-kelok, masih berani aja nyalip dan ugal-ugalan. Nggak heran kalau kecelakaan lalu lintas cukup sering terjadi di kawasan ini.
Harus hati-hati dengan begal
Selain pengguna jalan yang ugal-ugalan, Tanjakan Trangkil Semarang menyeramkan karena begal. Biasanya mereka beraksi di atas jam 10 malam. Nggak tanggung-tanggung, mereka berani bawa senjata tajam dan nggak segan-segan melukai siapapun yang ngelawan.
Untungnya di beberapa kesempatan begal ini berhasil ditangkap oleh kepolisian. Tapi namanya orang jahat, mereka nggak kapok-kapok. Biasanya mereka yang ditangkap tetap akan melakukan kejahatan yang sama bulan berikutnya. Begitu saja terus sampe kiamat.
Sebagai seseorang yang sekarang ini tinggal di Semarang, saya memilih menghindari Tanjakan Trangkil. Apalagi kalau sudah lebih dari jam 10 malam, mending mencari jalan lain sekalipun memakan jarak lebih jauh dan waktu lebih lama. Sebenarnya sangat disayangkan sih, jalan yang fasilitasnya sudah baik itu harus tercoreng gara-gara perilaku pengendara ugal-ugalan dan begal. Semoga ke depan, salah satu jalan menuju Gunungpati ini menjadi lebih baik dan bisa dilewati dengan nyaman.
Penulis: Arzha Ali Rahmat
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 3 Hal Seram yang Patut Diwaspadai Pengendara Saat Melewati Alas Ngawi Jawa Timur
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.