Entah berapa banyak warga Depok mengeluhkan macet dan sistem transportasi yang bobrok. Keluhan itu sebentar lagi akan terjawab dengan kehadiran Biskita Trans Depok. Transportasi publik ini akan memulai masa uji cobanya pada Juli 2024 hingga 6 bulan ke depan.
Di masa awal peluncurannya, Biskita Trans Depok memiliki rute Terminal Margonda–LRT Harjamukti. Sebanyak 15 unit armada akan mulai beroperasi pukul 05.00 WIB hingga 21.00 WIB. Selama masa uji coba ini, penumpang Biskita Trans Depok nggak akan dikenakan tarif Rp0 alias gratis. Dengan tarif yang gratis, harapannya warga Depok mau berkenalan dan memanfaatkan Biskita Trans Depok.
Biskita Trans Depok bukan terobosan baru, tapi perlu didukung
Sistem bus raya terpadu semacam Biskita Trans Depok sebenarnya bukanlah hal baru. Kota-kota lain di Indonesia sudah banyak yang memilikinya. Sebut saja Jogja dengan Trans Jogja, Solo dengan Batik Solo Trans, hingga Trans Semanggi Surabaya di Surabaya. Malah, bisa dibilang Kota Depok ini cukup terlambat mengeksekusi transportasi umum semacam ini.
Walau sangat terlambat, warga Depok tetap perlu mendukung upaya pemerintah menyediakan transportasi publik yang memadai. Caranya mudah saja, salah satunya dengan menjaga fasilitas tersebut. Cara lain, memberikan masukan kepada pemkot mengenai kekurangan-kekurangan yang ada.
Sebenarnya, ada keuntungannya juga Biskita Trans Depok baru dieksekusi saat ini. Pemkot Depok jadi bisa lebih dahulu mempelajari layanan bus terpadu di daerah lain. Pemkot bisa mencontoh yang baik dan meninggalkan yang buruk.
Kalau saran saya sih, Pemkot Depok bisa membaca artikel-artikel di Terminal Mojok. Di sana ada banyak sekali kritikan tentang Trans Jogja yang bisa jadi pelajaran dan jangan sampai ditiru. Beberapa yang saya ingat, rute Trans Jogja yang nggak menjangkau semua wilayah dan armada bus yang terlambat.
Nah, dengan membaca artikel-artikel itu, saya harap pemerintah jadi punya perspektif baru dari sisi pengguna. Tentu saja hal itu saja tidak cukup, pemkot juga perlu langsung melakukan riset kecil-kecilan ke warga Depok seputar kebutuhan akan Biskita agar fasilitasnya benar-benar tepat sasaran. Ingat, kondisi geografis dan sosial warga Depok dan Jogja itu berbeda.
Tarif yang terjangkau
Satu hal lain yang saya rasa perlu diperhatikan oleh pemkot adalah Biskita Trans Depok harus bisa dijangkau oleh warga yang punya kondisi ekonomi beragam. Rasanya percuma jika kemajuan transportasi ini nggak didukung oleh “keramahan” tarifnya. Bisa jadi, transportasi itu akan ditinggalkan oleh masyarakat.
Sebagai contoh, saya mendengar berita BisKita Trans Pakuan di Kota Bogor yang akan menaikan tarifnya. Tarif yang sebelumnya diberlakukan adalah Rp4.000. Banyak warga yang protes. Menurut saya, Biskita juga tidak bisa menerapkan tarif setinggi itu. Takutnya warga malah enggan menggunakan transportasi umum. Sebagai awalan, saya rasa tarifnya harus sangat ramah di kantong warga.
Jujur saja, saya sebagai warga setempat benar-benar menanti terobosan-terobosan perihal transportasi yang ada di Kota Belimbing ini. Saya tidak begitu masalah kalau selama masa uji coba Biskita Trans Depok banyak kekurangannya. Justru itu yang menjadi pekerjaan rumah warga untuk memberi masukan. Namun, jangan sampai masukan itu dianggurin begitu saja. Warga perlu mengawal agar masukan direspon dengan baik ketika peresmian nanti. Biar nggak dibilang transportasi nggak guna, peace!
Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Jangan Hidup di Depok Jawa Barat kalau Nggak Siap Bergelut dengan Transportasi Umum yang Bobrok
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.