Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pengguna iPusnas Harus Tabah seperti Fans Arsenal karena Aplikasi Perpustakaan Digital Ini Bikin Mengelus Dada padahal Sudah Lama Diluncurkan

Adinan Rizfauzi oleh Adinan Rizfauzi
22 Mei 2024
A A
Pengguna iPusnas Harus Tabah seperti Fans Arsenal karena Aplikasi Perpustakaan Digital Ini Bikin Mengelus Dada padahal Sudah Lama Diluncurkan

Pengguna iPusnas Harus Tabah seperti Fans Arsenal karena Aplikasi Perpustakaan Digital Ini Bikin Mengelus Dada padahal Sudah Lama Diluncurkan (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi sebagian orang, membaca lewat perpustakaan digital adalah suatu keniscayaan. Ketika isi kantong sudah tak sanggup lagi membeli buku fisik dan perpustakaan hanya menyimpan buku yang tak menggugah selera, memalingkan diri ke perpustakaan digital agaknya menjadi pilihan yang tepat. Sejauh ini, salah satu perpustakaan digital yang paling populer adalah iPusnas. Lewat aplikasi tersebut, kita bisa membaca e-book yang tersedia di sana tanpa harus mengeluarkan uang dan bepergian dari rumah.

Tapi jangan salah, walau terdengar menggiurkan, sejujurnya, iPusnas merupakan aplikasi yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang tabah. Ya, paling tidak setara tabahnya dengan fans Arsenal yang selama 20 tahun terakhir tak pernah mengangkat trofi Liga Inggris. Bagaimana tidak, kendati aplikasi ini sudah lama diluncurkan, masih saja menyimpan segudang masalah yang kerap membuat pengguna mengelus dada. Kalau tak percaya, berikut saya paparkan persoalannya dengan hati yang tak kalah tabah.

Desain tata letak aplikasi iPusnas alakadarnya

Coba, deh, kamu buka iPusnas. Begitu aplikasinya kamu pencet, kamu akan disambut tampilan iPusnas dengan warga biru dominan putih. Kalau hanya warna sih tak terlalu masalah sebenarnya, yang agak menyedihkan adalah betapa membosankannya tata letak di dalamnya.

Di bagian menu utama, iPusnas menyediakan empat ruang. Ada “Collection” layaknya sebuah rak berisi buku-buku. Ada “e-Pustaka” yang fungsi aslinya masih coba saya pahami. Selanjutnya ada “iPusnas” yang memberitahukan buku baru yang baru saja ditambahkan, “Bookshelf” yang menampung koleksi buku yang kita pinjam, dan “Notification” untuk menampilkan pemberitahuan.

Seluruh menu tersebut berbaris di bagian atas di bawah tanda strip tiga dan pencarian. Dibandingkan aplikasi penyedia buku digital yang dikelola oleh swasta, tampilan iPusnas terasa berkali-kali lipat lebih boring. Soal desain, itu baru satu. Yang kedua adalah font yang dipakai di iPusnas tampak terlalu kaku. Hemmm, padahal 2024 ini banyak banget font yang lebih yoi dan enak dilihat.

“Halah, kan itu cuma desain, yang penting kebermanfaatan aplikasinya, Lur!” Mungkin saja kamu berpikir demikian setelah membaca keluhan saya di atas. Kalau begitu, mari kita lihat betapa pas-pasan aplikasi iPusnas ini dikelola.

Tidak ada tampilan buku-buku yang laris dibaca

Sebenarnya ini “nyaris” ada di aplikasi iPusnas. Di bagian Collection, terdapat menu book genre yang di dalamnya terdapat pilihan berbagai genre e-book. Dari agama sampai fiksi, dari ilmu politik sampai cerpen, dan dari kedokteran sampai busana.

Saya jadi teringat tampilan website atau aplikasi pada layanan streaming film. Di sana, selain ada menu pilihan genre, pasti juga ada menu yang menampung film yang sedang populer. Tujuan menu tersebut agar kita dapat menemukan film yang sedang banyak ditonton dan dibicarakan orang. Yah, walaupun apa yang banyak ditonton dan dibicarakan orang tidak selalu linear dengan kualitas dan selera, sih.

Baca Juga:

Jurusan Ilmu Perpustakaan: Kuliahnya Gampang, Nyari Kerja Juga Gampang, Gampang Ditolak Maksudnya

4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu

Akan tetapi menurut saya, menu seperti itu amat penting. Daripada menampilkan menu e-Pustaka yang isinya tidak jelas itu, saran saya, pengelola iPusnas menggantinya dengan menu yang mengakomodasi buku-buku yang paling banyak dibaca pengguna.

Kenapa saya menyebut menu ePustaka tidak jelas? Lihat saja betapa mubazirnya menu yang satu ini. Ketika dibuka, kita akan langsung disuguhi foto-foto pejabat negara, yang entah apa kontribusinya bagi kemajuan literasi bangsa. Jika foto-foto itu diklik, akan terlihat buku-buku apa saja yang sedang dikoleksi pejabat negara tersebut.

Kamu mau coba lihat koleksi mereka? Kalau saya sih tidak mau coba lihat lagi.

Pengguna iPusnas disuruh download ulang e-Book yang baru saja didownload

Bisa membaca buku lewat iPusnas dengan tenang tampaknya merupakan satu hal yang mahal. Selain memang antrenya naudzubillah untuk beberapa buku (soal ini saya tak ingin menulis banyak karena sudah sering disinggung orang), buku yang sudah berhasil didownload pun kadang kala hilang dalam penampungan sebelum waktunya dikembalikan.

Saya tidak paham mengapa hal itu terjadi. Sialnya, ketika buku yang sudah berhasil kita unduh itu tiba-tiba menghilang, kita mesti mengunduh ulang buku tersebut di tempat semula dan mengantre dari awal. Sumpah, deh, iPusnas.

Tiba-tiba keluar atau logout sendiri

Biasanya ini terjadi ketika kita sudah berhasil mengunduh suatu e-book serta ingin langsung membacanya. Tanpa aba-aba, aplikasi iPusnas tiba-tiba keluar dengan sendirinya. Awalnya saya kira itu terjadi karena ponsel saya yang “kentang”. Tetapi setelah saya bertanya-tanya kepada kolega yang merupakan pengguna tulen iPusnas, aplikasi ini memang demikian adanya.

Bagi sebagian orang, tentu saja hal tersebut dapat mengganggu kenyamanan. Belum berhenti sampai di situ sebenarnya. Ketika aplikasi tiba-tiba keluar dengan sendirinya, kadang pengguna malah disuruh untuk login ulang.

Yang lebih menjengkelkan, di aplikasi iPusnas ini pengguna tak bisa seenaknya mengatur kata sandi sesuai yang diinginkan, alias kata sandi yang ada adalah kata sandi yang diberikan pengelola lewat iPusnas lewat email (ini terjadi ketika saya sebelumnya menggunakan fitur “lupa kata sandi”). Hadehhh.

Tidak bisa buat baca dengan posisi horizontal

Walau sepele, tetap saja yang satu ini amat mengganggu, paling tidak bagi saya pribadi. Terlebih lagi, saya menggunakan ponsel dengan ukuran yang terbilang kecil, hanya enam koma satu inci. Andai saja iPunas bisa dipakai dengan posisi horizontal, tulisan yang tampak di ponsel pasti dapat terbaca lebih jelas.

Akan tetapi setelah saya renungkan baik-baik, tampaknya ada siasat tersembunyi mengapa pengelola sengaja tak membolehkan penggunanya iPusnas membaca e-book dengan posisi ponsel miring. Ya bisa jadi pengelola ingin lebih membedakan mana pemakai ponsel yang sedang membaca e-book, dan mana pengguna ponsel yang sedang bermain Mobile Legends. Siapa tahu, kan?

Sekarang sudah tahu kan kalau tiada yang lebih tabah dari pengguna aplikasi iPusnas dan Arsenal? Semoga saja setelah membaca artikel ini pengelola bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan aplikasi yang bikin pengguna mengelus dada. Salam literasi~

Penulis: Adinan Rizfauzi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA iPusnas Justru Bikin Saya Malas Baca Buku karena Antrean Peminjamnya sampai Ribuan!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Mei 2024 oleh

Tags: buku digitale-bookipusnasPerpustakaanperpustakaan digital
Adinan Rizfauzi

Adinan Rizfauzi

ArtikelTerkait

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit! Mojok.co

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit!

5 November 2023
Alasan Saya Kecewa dengan Perpustakaan UI, Jam Operasional Nggak Jelas hingga Koleksi Ilang-ilangan Mojok.co

Alasan Saya Kecewa dengan Perpustakaan UI, Jam Operasional Nggak Jelas hingga Koleksi Ilang-ilangan

13 Mei 2024
5 Rekomendasi Novel Agatha Christie yang Bisa dibaca di iPusnas

5 Rekomendasi Novel Agatha Christie yang Bisa Dibaca di iPusnas

24 Februari 2022
4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, Biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu Mojok.co

4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu

11 Mei 2025
pergi ke perpustakaan ilmu perpustakaan mojok

Anggapan Mahasiswa Rajin ke Perpustakaan Pasti Pintar Itu Sama Sekali Nggak Benar

24 Januari 2021
Ide Membangun 10 Ribu Perpustakaan Desa Bukti Perpusnas Gagal Paham dengan Kondisi Literasi di Desa Mojok.co

Ide Membangun 10 Ribu Perpustakaan Desa Bukti Perpusnas Gagal Paham dengan Kondisi Literasi di Desa

24 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.