Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Saya Kapok Ikut Bukber! Cuma Kenyang Dipameri Lanyard Kantor dan Kesuksesan Teman-teman

Adhitiya Prasta Pratama oleh Adhitiya Prasta Pratama
7 April 2024
A A
Saya Kapok Ikut Bukber! Cuma Kenyang Dipameri Lanyard Kantor dan Kesuksesan Teman-teman Mojok.co

Saya Kapok Ikut Bukber! Cuma Kenyang Dipameri Lanyard Kantor dan Kesuksesan Teman-teman (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap kali undangan bukber atau buka bersama datang perasaan campur aduk kerap kali mewarnai pikiran saya. Memang sedikit ada perasaan keingintahuan untuk melihat siapa saja yang hadir di sana. Apakah saya akan bertemu dengan teman lama, ataukah sekadar menjadi saksi pertunjukan kebersamaan yang selalu diunggulkan di media sosial itu. Namun, di balik keramaian itu, tersembunyi cerita-cerita lucu dan menyedihkan yang sering kali diabaikan, bukan?

Meski di atas kertas undangan tertulis “Silaturahmi dan Buka Bersama”, namun tak bisa dimungkiri kalau di antara sekumpulan orang berkumpul untuk berbuka puasa, ada gelombang kecemasan yang menghantui diri saya. Mulai dari rasa malu karena belum berhasil seperti yang diharapkan, hingga perasaan rendah diri karena belum mendapatkan pekerjaan yang diidamkan. Sehingga, begitu banyak cerita palsu di balik senyum-senyum manis di foto-foto Instagram saya.

Bukber jadi wadah teman-teman yang ingin pamer

Bukber, saat ini sering dianggap oleh banyak kalangan sebagai ajang aktualisasi diri. Dalam dunia yang kian kompetitif, bukber tak sekadar menjadi sarana berbagi hidangan, tetapi juga panggung untuk menunjukkan prestasi dan status sosial. Ini memang benar adanya. Buktinya, bagi sebagian anak muda khususnya seusia saya, menerima undangan bukber bukanlah semata untuk silaturahmi, melainkan ujian terhadap keberhasilan diri.

Terlebih lagi, di era media sosial yang kian merajalela, setiap momen haruslah terlihat sempurna, bukan? Inilah yang kemudian menimbulkan kecemasan dan ketidaknyamanan bagi saya pribadi. Rasanya sulit bersaing dengan gambaran kebahagiaan yang disuguhkan di media sosial, padahal kenyataannya jauh dari itu.

Pengalaman saya juga tak luput dari cela. Ketika bertemu dengan teman-teman yang kini telah sukses bekerja di perusahaan besar, suasana bukber berubah menjadi ajang pamer. Mereka tak segan membawa aksesori dari perusahaan masing-masing, seperti gantungan kunci dan lanyard. Fungsinya tak lain dan tak bukan adalah sebagai simbol kesuksesan yang mereka raih. Ironisnya, keberadaan saya hanya dihiasi lanyard panitia bakti sosial di kampus, bukan lanyard perusahaan apalagi lanyard BUMN bergengsi.

Kenyang simbol-simbol penanda status 

Cara konsumsi masyarakat masa kini sangatlah berbeda. Konsumsi tidak lagi sebatas barang fisik, tapi juga simbol-simbol. Asal tahu saja, banyak teman-teman bukber saya yang rela menghabiskan uang demi membeli produk-produk merek terkenal. Padahal saya tahu betul kondisi ekonomi mereka sedang nggak baik.

Ada juga beberapa teman yang rela menyewa barang-barang mewah demi menghadiri acara bukber. Mereka ingin terlihat sukses di mata dunia, meski harus berbohong kepada diri sendiri. Memiliki iPhone terbaru atau baju bermerk adalah simbol dari status sosial yang mereka idamkan.

Menurut saya, konsumsi simbol-simbol demi gengsi semacam ini sebenarnya malah merugikan. Sebab, mereka berusaha menjadi tiruan dari gambaran kesuksesan yang diciptakan oleh masyarakat umum.  Sekali lagi, ini sebenarnya memalukan dan memilukan.

Baca Juga:

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

Tolong Jangan Paksakan Joget Velocity dalam Agenda Buka Bersama, Plis Banget!

Maaf, ini bisa jadi bukber yang terakhir kali untuk saya

Melihat bukber hanya jadi ajang pamer, saya jadi ragu untuk ikut bukber lagi di masa mendatang. Buat apa ikut bukber kalau hubungan sosial dan emosional justru nggak terjalin. Di hati ini malah timbul rasa kesal karena hanya menjadi wadah pamer. Saya merasa, lebih baik menjaga kesehatan mental dan emosional saya daripada harus terjebak dalam lingkaran bernama buka bersama. 

Dunia yang kompetitif memang mendorong manusia untuk saling bersaing dalam hal apa saja dan di mana saja. Namun, bukankah kita sebagai manusia diberi kepekaan hati dan pikiran untuk bersikap. Bukber yang seharusnya jadi momentum silaturahmi dan kebahagiaan jangan sampai dirusak oleh ambisi dan kecemburuan yang tidak perlu. Bukan begitu?

Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Karyawan Startup di Jogja Tersiksa, Apalagi Saat Bulan Ramadan. Udah Gaji Nggak Seberapa, Kesempatan untuk Sahur dan Buka Hampir Nggak Ada

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 April 2024 oleh

Tags: Buka BersamaBukberbulan ramadanlanyardpamer
Adhitiya Prasta Pratama

Adhitiya Prasta Pratama

Seorang mahasiswa yang hobi baca apa aja di depannya.

ArtikelTerkait

Meneladani Tukang Sampah di Bulan Ramadan: Tetap Bersyukur Sambil Menahan Lapar dan Bau Sampah Mojok.co

Meneladani Tukang Sampah di Bulan Ramadan: Tetap Bersyukur Sambil Menahan Lapar dan Bau Sampah

2 April 2024
Tolong Jangan Paksakan Joget Velocity dalam Agenda Buka Bersama, Plis Banget!

Tolong Jangan Paksakan Joget Velocity dalam Agenda Buka Bersama, Plis Banget!

25 Maret 2025
Jadi Karyawan Startup di Jogja Itu Mimpi Buruk, Apalagi saat Bulan Ramadan. Gaji Nggak Seberapa, Hampir Nggak Ada Waktu untuk Sahur dan Buka Mojok.co

Karyawan Startup di Jogja Tersiksa, Apalagi Saat Bulan Ramadan. Udah Gaji Nggak Seberapa, Kesempatan untuk Sahur dan Buka Hampir Nggak Ada

4 April 2024
Membela Zaskia Adya Mecca yang Mengeluhkan Toa Masjid yang Berisik terminal mojok

Membela Zaskia Adya Mecca yang Mengeluhkan Toa Masjid yang Berisik

23 April 2021
5 Dosa Gitaris yang Susah Dimaafkan terminal mojok.co

5 Dosa Gitaris yang Susah Dimaafkan

25 Desember 2021
Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam Mojok.co

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

12 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.