Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Semarang Banjir Besar, Mematahkan Konsep Lagu “Semarang Kaline Banjir” karena Sekarang Semua Daerah Banjir!

Dhila Agustin oleh Dhila Agustin
14 Maret 2024
A A
Ilustrasi Semarang Banjir Besar (Unsplash)

Ilustrasi Semarang Banjir Besar (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Januari 2024 yang lalu, Heavita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang mengklaim bahwa kawasan banjir tinggal 3% saja. Namun, baru pertengahan Maret, klaim tersebut jadi dipertanyakan. Hampir semua kawasan di ibu kota Jawa Tengah tersebut terendam oleh air.

Heavita Gunaryanti Rahayu, atau warga lokal akrab menyapanya Mbak Ita, mengungkapkan bahwa sebagian besar banjir berada di 3 kecamatan, yaitu kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Semarang Utara. Menurutnya, banjir 2024 ini sudah mulai berkurang berkat upaya Pemkot dan masyarakat.

Pada 14 Maret 2024, CNN Indonesia menayangkan berita yang “mematahkan” klaim Mbak Ita. Pasalnya, banjir besar di Semarang terjadi di 10 titik. 

Berikut 10 titik banjir di wilayah Semarang dan sekitarnya:

  1. Jalan Gebanganom ± 70-80 sentimeter.
  2. Jalan Padi raya ± 50-60 sentimeter.
  3. Jalan Sendang indah Kelurahan Muktiharjo lor ± 15 sentimeter.
  4. Jalan Muktiharjo indah RW 15 Kelurahan Muktiharjo Kidul ± 15-20 sentimeter.
  5. Jalan Muktiharjo raya Kelurahan Muktiharjo Lor ± 30-70 sentimeter.
  6. Jalan Jodipati Kelurahan Krobokan ± 15-40 sentimeter.
  7. Wilayah RW 7 Kelurahan Kudu ± 15-20 cm
  8. Wilayah Kelurahan Tambakrejo ± 15-30 cm
  9. Jalan Raya Kaligawe (Depan RSI Sultan Agung – Bawah Tol) ± 20-50 sentimeter.
  10. Jalan Sidorejo 3 Kelurahan Sambirejo ± 20-30 sentimeter.

Melihat kenyataan di atas, klaim dari Mbak Ita jadi patah. Kalau sudah begini, lantas bagaimana?

Banjir rob mengancam Semarang Utara

Masalah belum berhenti sampai di situ karena Semarang Utara juga terancam. Jadi, Pusat Meteorologi Maritim BMKG merilis informasi mengenai gelombang tinggi di perairan Laut Jawa bagian tengah yang dapat mencapai ketinggian 1,25-2,5 meter. Kondisi ini bisa menyebabkan banjir rob di wilayah pesisir pantai utara. 

Sejak dulu, kawasan ini memang sudah menjadi langganan banjir rob. Banjir rob sendiri terjadi ketika air laut pasang dan menggenangi daratan yang berada di pesisir pantai. Warga sekitar juga sudah tidak kaget kalau banjir rob terjadi. Namanya saja konsumsi tiap tahun.

Banyak warga yang sudah tidak mau lagi melapor ke Mbak Ita perkara banjir ini. Lha mau bagaimana, mungkin mereka sudah malas. Seakan-akan banjir di Semarang tidak mempunyai solusi.

Baca Juga:

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

Misalnya, pada 2022, banjir rob datang dengan ketinggian mencapai 1 meter. Pemkot Semarang memang sudah bergerak untuk mengatasi. Misalnya dengan membangun sheet pile atau sistem penampungan air. Pemkot menargetkan akan membangun 10 polder atau sheet pile lagi dan direncanakan selesai pada Mei 2024.

Lebih hati-hati membuat klaim

Menurut Mbak Ita, sejak pembangunan sheet pile selesai, tidak ada lagi laporan warga terkait rob. Namun kenyataannya, pembangunan polder itu tidak dapat menjadi solusi permanen mengatasi banjir rob. Hal ini karena banjir rob di Semarang juga disebabkan oleh perubahan iklim dan penurunan permukaan tanah. 

Oleh sebab itu, warga Semarang Utara mengatakan, jika “si tamu agung” datang, warga sekitar bergotong-royong untuk melakukan penanganan sendiri tanpa melibatkan Pemkot. Konon mereka sudah “berdamai” dengan keadaan. Meskipun ini sebenarnya menyedihkan karena warga seakan-akan tidak punya solusi lagi.

Dengan kondisi seperti itu, klaim Mbak Ita tentang banjir di Semarang tinggal 3% tentu jadi menimbulkan pertanyaan. Khususnya bagi untuk warga Semarang Utara. Mungkin kalau klaim itu benar ya 3% dibagi jadi 3. Yaitu 1% untuk Kecamatan Semarang Utara, 1% untuk Kecamatan Genuk, 1% terakhir untuk Kecamatan Tlogosari. Ya apa, sih, perbedaan yang terasa dari perubahan senilai SATU PERSEN SAJA.

Melihat kenyataan yang terjadi hari ini, di mana banjir besar sedang terjadi, saya rasa Pemkot harus lebih serius menangani banjir. Dan lebih berhati-hati membuat klaim. Bisa jadi alam punya “kehendak lain” dan jadilah banjir besar hari ini.

Oleh karena itu, mari melakukan upaya-upaya ekstra. Misalnya dengan melakukan reklamasi pantai. Selain itu, perlu juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Apalagi mengingat Semarang memang rawan banjir.

Penulis: Dhila Agustin

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Jalan Kaligawe Semarang, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir yang Bikin Rakyat Sengsara

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Maret 2024 oleh

Tags: banjir robHeavita Gunaryanti Rahayumbak itaSemarangsemarang banjirsemarang utarawali kota semarang
Dhila Agustin

Dhila Agustin

Mencari pengalaman sebanyak-banyaknya adalah whistlist harian saya. Selama tinggal di Semarang, pengalaman menghadapi banjir sudah menjadi bagian yang tidak dapat dilupakan.

ArtikelTerkait

Pengalaman Tinggal di Semarang Menyadarkan Saya kalau Cikarang Ternyata Nggak Buruk-Buruk Amat Mojok.co

Pengalaman Tinggal di Semarang Menyadarkan Saya kalau Cikarang Ternyata Nggak Buruk-Buruk Amat

23 Februari 2024
UNNES Semarang Bukan Lagi Tempat yang Ramah buat Mahasiswa Pas-pasan, Kos Mahal, Uang Kuliah Melejit, Gaji Part Time Seuprit Pula makelar kos

UNNES Bukan Lagi Tempat yang Ramah buat Mahasiswa Pas-pasan, Kos Mahal, Uang Kuliah Melejit, Gaji Part Time Seuprit Pula

5 Agustus 2024
Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Paling Selatan Kabupaten Semarang yang Memiliki Potensi Luar Biasa

Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Paling Selatan Kabupaten Semarang yang Memiliki Potensi Luar Biasa

22 November 2024
Jalan Kaligawe, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir di Semarang

Jalan Kaligawe Semarang, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir yang Bikin Rakyat Sengsara

25 Januari 2024
Memindahkan Ibu Kota dari Semarang ke Bawen Itu Cuma Nambah “Pekerjaan Rumah” Mojok.co

Memindahkan Ibu Kota dari Semarang ke Bawen Itu Cuma Nambah “Pekerjaan Rumah”

23 Oktober 2025
Semarang Layak Diperhitungkan Jadi Kota Tujuan Belajar, Tak Kalah dari Jogja tembalang, banyumanik

Semarang Itu Luas, tetapi yang Enak Ditinggali Cuma Banyumanik dan Tembalang, Lainnya Tidak!  

11 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.