Warga Surabaya selatan sangat pandai mengakali isi dompet. Jika mereka ingin membeli barang bekas tapi terlihat baru, tinggal berjongkok di Pasar Jongkok Wonokromo Surabaya. Semua barang yang mereka butuhkan selalu dan pasti ada.
Pengalaman saya mengunjungi Pasar Senthir di Jogja membuat saya mencari-cari pasar yang sama di Surabaya. Sebenarnya soal dunia barang bekas, Surabaya nggak kalah. Saya sudah berkeliling ke Pasar Gembong, Tugu Pahlawan (TP) Pagi, dan semacamnya. Namun di antara semua pasar loak di Surabaya, ada satu pasar yang menjadi tempat tujuan favorit warga Surabaya selatan, namanya Pasar Jongkok Wonokromo.
Dinamai Pasar Jongkok karena kebanyakan lapaknya hanya menggunakan tikar dan tanpa furniture tambahan seperti meja atau kursi. Sehingga pengunjung yang ingin membeli pun memilih barang incarannya dengan cara berjongkok. Pasar ini menjadi tempat favorit bagi warga Surabaya Selatan untuk mencari barang bekas yang murah dan selalu ramai dipadati mulai dari mahasiswa hingga orang tua.
Pasar Jongkok Wonokromo Surabaya, pasar serba ada
Salah satu daya tarik utama Pasar Jongkok Wonokromo adalah ragam barang yang ditawarkannya. Mulai dari sepatu branded, pakaian, tas, hingga peralatan elektronik tersedia di sini. Bahkan kalau kalian serius mencari, bisa saja kalian menemukan iPhone second. Pokoknya kalian bakal menemukan segala macam barang dengan harga terjangkau di sini.
Pengalaman saya saat berkunjung ke pasar ini untuk mencari sepatu branded adalah buktinya. Awalnya saya ragu, tapi begitu melihat berbagai macam sepatu bermerek dengan harga terjangkau di sini, saya pun tertarik untuk membeli. Saya membeli sepasang sepatu branded seharga 100 ribuan. Padahal kalau dicek di toko aslinya, harga sepatu tersebut mencapai 1 juta rupiah!
Nggak hanya sepatu, Pasar Jongkok Wonokromo Surabaya juga menjadi surganya para pencari barang elektronik bekas. Mulai dari televisi, blender, radio, hingga kamera ada di sini. Harganya pun jelas terjangkau. Kalau mau cari barang besar seperti sepeda juga ada, lho!
Bikin pengunjung berprasangka buruk
Akan tetapi, keberadaan Pasar Jongkok Wonokromo Surabaya juga nggak terlepas dari kontroversi dan reputasinya. Banyak orang yang suuzan terhadap pasar ini. Sebab, dulu pasar ini dikenal sebagai Pasar Maling.
Seorang teman saya misalnya, sengaja mengunjungi pasar ini sekadar ingin menemukan sepatunya yang hilang dicuri di kosan. Hasilnya nggak ketemu, sih.
Dinamakan Pasar Maling karena memang beberapa kali di sini ada penangkapan oknum yang diduga penadah barang-barang curian. Barang yang dicuri beragam, mulai dari ponsel hingga sepeda. Meski begitu, sebaiknya kita nggak suuzan terus-terusan terhadap suatu tempat. Nggak selamanya hal-hal negatif selalu melekat. Sebab sejatinya, Pasar Jongkok Wonokromo Surabaya adalah destinasi barang bekas yang spesial.
Pasar ini boleh punya reputasi dan jejak historis yang kurang baik di masa lalu. Namun, pasar ini kini menjelma menjadi pasar barang bekas yang ramah di Surabaya. Dengan segala kontroversinya, Pasar Jongkok Wonokromo tetap menjadi destinasi menarik bagi pencinta barang bekas. Tertarik ke sini?
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Lapangan Kodam V Brawijaya, Lapangan Militer yang Disulap Jadi Pasar Malam di Surabaya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.