Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Surat Terbuka untuk Fans Coldplay yang Nggak Balikin Xyloband: Nggak Apa-apa kok, Beneran, tapi Ingat, Lemah Teles!

Maryza Surya Andari oleh Maryza Surya Andari
25 November 2023
A A
Konser Coldplay Cuma Sehari di Jakarta, Harusnya Pemerintah Sadar Diri dan Berbenah xyloband

Konser Coldplay Cuma Sehari di Jakarta, Harusnya Pemerintah Sadar Diri dan Berbenah (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kepada yang terhormat sesama fans Coldplay, bagian dari 23% yang tidak mengembalikan gelang xyloband. Semoga saat ini kalian dalam keadaan yang sehat dan bahagia. Sebagai sesama pejuang yang berhasil di war tiket konser Music of The Spheres Coldplay Jakarta, tentu kita punya banyak kesamaan walau berbeda sikap. Kadang saya juga masih menonton ulang video rekaman konser 15 November lalu dan merasa seperti mimpi. Mungkin kalian pun masih merasakan excitement yang sama hanya bedanya sambil elus-elus gelang.

Sebentar, kalian pasti mengira saya nggak nonton kan? Nggak apa-apa, mukanya jangan kaku kayak kanebo kering gitu dong.

Sebagai bagian dari 77% fans Coldplay yang mengembalikan xyloband, izinkan saya menuliskan keresahan saya yang bisa jadi mewakili beberapa atau sedikit fans yang datang ke konser kemarin. Semoga dengan surat terbuka ini, mereka yang tidak mengembalikan wristband bisa mengerti kenapa banyak yang menyayangkan sikap teman-teman untuk menjadikan gelang ini sebagai suvenir instead of dikembalikan sesuai permintaan Coldplay.

Oke, sebelum saya lanjut, saya tahu isu xyloband Coldplay ini kayaknya udah basi. Tapi, saya rasa keresahan ini butuh dicurahkan. 

Apa itu xyloband Coldplay

Bagi yang belum tahu, xyloband adalah gelang yang dipasang di tangan setiap fans ketika konser Coldplay berlangsung. Setiap xyloband dihubungkan dengan radio frequency yang akan menerima data untuk memberitahu kapan waktu dan warna apa ketika berkedip. Gelang ini memang menjadi aksesori yang memberikan pengalaman unik. Terlihat ajaib ketika dipakai selama konser, karena akan memendarkan cahaya dengan warna tertentu yang selaras dengan musik yang dimainkan.

Saya mengerti bahwa tiket konser Music of The Spheres memang mahal. Jika dirata-rata kasar, harga tiket nonton konser Coldplay di Jakarta itu senilai separuh lebih UMP Jakarta yang baru naik jadi 5 jutaan. Hidup di Jakarta sudah keras, sulit, biayanya tinggi pula. Pasti setengah mati rasanya untuk berhemat demi bayar pinjol atau menabung supaya bisa beli tiket konser yang dinanti-nanti. Mau beli merchandise apalagi, ah mana cukup saldo rekening.

Tapi, hidup, terkadang, adalah tentang memberi garis jelas pada apa-apa yang terlihat samar.

Anjuran memang tak mengikat, tapi ia memberi garis

Setiap xyloband yang diberikan ke penonton konser Coldplay Jakarta sudah dilengkapi tulisan “Please return after the show” yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah “Mohon dikembalikan setelah acara”. Tetapi sebagaimana aturan tertulis lainnya di dunia ini, pemaknaannya memang kembali pada kepercayaan masing-masing. 

Baca Juga:

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

Tujuh puluh tujuh persen dari 80.000 manusia yang datang ke konser Coldplay memaknai dengan mengembalikan xyloband ke wadah-wadah daur ulang khusus setelah konser usai. Sementara dua puluh tiga persen sisanya mengartikannya dengan membawa pulang gelang ini sebagai suvenir. Tidak mengembalikan gelang memang bukan tindakan kriminal dan melanggar hukum. Bahkan, bisa jadi kalian artikan sebagai anjuran. Yang namanya anjuran, kerap dimaknai sebagai sesuatu yang bisa dilanggar.

Tapi, apakah sebuah tindakan yang benar? Nah, inilah yang saya maksud dengan memberi garis jelas pada apa-apa yang samar.

Memasuki venue konser, terdapat dua layar raksasa di kanan dan kiri panggung. Layar raksasa tersebut menampilkan interaksi dan informasi sebelum artis pembuka dan Coldplay mulai manggung. Di leaderboard tersebut terpampang infomasi tiga ranking teratas tingkat pengembalian xyloband. Kemudian paling teratas dengan tulisan “Jakarta = ??”

Sebagian besar penonton konser di GBK menafsirkan leaderboard yang menuliskan Jakarta dengan tanda tanya bersama dengan penyebutan tiga kota lainnya sebagai ajakan oleh Coldplay kepada fans di Jakarta untuk turut melestarikan lingkungan dengan mengembalikan gelang. “Wristband Recycling Leaderboard” atau “Papan Peringkat Daur Ulang Gelang” menyebutkan Tokyo dengan tingkat pengembalian tertinggi 97%, disusul Copenhagen 96% dan Buenos Aires 94%. 

Namanya ajakan tentu bersifat persuasif dan tidak mengikat. Belum tentu semua orang setuju dan mau mengikuti undangan tersebut. Apalagi di Indonesia, imbauan melawan korupsi oleh KPK saja bisa dianggap sekedar semboyan oleh ketuanya sendiri. Ah, maaf kalau saya jadi melantur.

Maksud Coldplay yang sebenarnya

Kembali lagi kepada kawan sesama penonton konser Coldplay Jakarta yang tidak bersedia mengembalikan gelang xyloband. Saya dan teman lainnya mengerti, boro-boro mau beli merchandise Coldplay kemarin. Sudah uang cekak, mau beli merch saja ngantrinya berkilo-kilo meter mungkin lebih panjang dari anakonda si ular terpanjang di dunia. Keputusan yang termudah dan paling impulsif memang menjadikan xyloband sebagai merchandise.

Namun selayaknya perilaku impulsif lainnya yang sudah sering kita uji coba, tentu saja ada konsekuensi natural dari keputusan yang menuai pro dan kontra ini. Yang pertama tentu saja kemungkinan dirujak netizen jika ingin flexing keberhasilan membawa merchandise xyloband. 

Memilih diam dan tidak pamer xyloband di sosial media cenderung minim risiko. Namun apakah sejalan dengan tujuan Coldplay datang ke Jakarta. Ya, tahun ini Coldplay datang ke Jakarta karena menyimpulkan bahwa awareness mengenai sustainability lingkungan akan lebih tepat sasaran ke negara berkembang, bukan negara maju. Jika jawabanmu adalah tidak peduli, maka terimalah jika janji Coldplay kembali lagi ke Jakarta mungkin tidak akan pernah terjadi.

Well, after BMTH dan masalah ticketing Coldplay kemarin, saya rasa, agak optimis juga ya artis luar mau manggung di Indonesia.

Memento itu penting, tapi…

Tapi, ingat satu hal ini. Walaupun band asal Inggris ini adalah superband yang membawa misi sosial, sudah pasti mereka bukanlah yayasan. Butuh effort dan uang extra untuk menghelat konser yang berkelanjutan dan minim karbon. Berkontainer-kontainer alat musik dan tata panggung harus dikirim untuk manggung sehari saja di Jakarta, itupun dengan bahan bakar ramah lingkungan yang lebih mahal. 

Ibarat organisasi bisnis yang melakukan analisis SWOT, sepertinya lebih banyak Weakness dan Threats dalam helatan tur dunia Coldplay di Indonesia. Sudah susah payah datang ke Jakarta saja masih dihajar demo dan diancam dibubarkan. Ditambah fakta tingkat pengembalian gelang yang nggak tinggi banget. 

Jadi kepada mereka yang menyimpan gelang xyloband, oke, saya mengerti. Xyloband mungkin adalah memento yang tak akan bisa kalian dapat lagi. Saya paham betul akan itu. Tapi, saya juga tahu bahwa manusia bisa jadi sesuatu yang lebih baik ketimbang pikirannya.

Tidak mengembalikan xyloband, mungkin tak jadi masalah yang kelewat besar bagi Coldplay. Tapi, jadi masalah besar untuk diri Anda, yang rela menurunkan derajat diri kalian sendiri.

Penulis: Maryza Surya Andari
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Konser Coldplay Cuma Sehari di Jakarta, Harusnya Pemerintah Sadar Diri dan Berbenah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 November 2023 oleh

Tags: anjuranBMTHColdplayimbauanJakartakonser musiksurat terbukaxyloband
Maryza Surya Andari

Maryza Surya Andari

Ibu bekerja yang bercita-cita menjadi penulis.

ArtikelTerkait

4 Tipe Orang yang Nggak Cocok Tinggal di Bekasi yang Isinya Cuma Masalah Mojok.co

4 Tipe Orang yang Nggak Cocok Tinggal di Bekasi yang Isinya Cuma Masalah

14 Mei 2025
Panduan Membedakan Kota dan Kabupaten Pekalongan biar Nggak Salah Lagi! Terminal Mojok

Alasan Kota Pekalongan Layak Jadi Kota Bisnis

30 Desember 2020
bemo

Mengenang Salah Satu Transportasi Jadul: Bemo

28 Agustus 2019
penjahat seksual

Saling Jaga dari Penjahat Seksual di Konser Musik adalah Tugas Kita Semua

21 Oktober 2019
Payung Teduh Masih Tetap Teduh Didengar Meski Ditinggal Mas Is terminal mojok.co

Rekomendasi Musik untuk Menyambut Musim Hujan di Jakarta

16 November 2020
Gulai Bumbu Kuning ala Warteg Jakarta kok Dibilang Rawon, Ra Mashok!

Gulai Bumbu Kuning ala Warteg Jakarta kok Dibilang Rawon, Ra Mashok!

15 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.