Selama ini mendaki gunung selalu lekat dengan keindahan alam seperti sunset, hutan yang asri, dan lautan awan. Setidaknya, beberapa teman pendaki saya selalu memamerkan hal tersebut. Padahal ada satu kegiatan yang menurut saya lebih seru, tapi jarang sekali dipamerkan oleh para pendaki saat di gunung. Kegiatan seru ini adalah berak outdoor.
Bahkan, beberapa teman saya sepakat kalau berak di gunung merupakan pengalaman terbaik, karena kita disuguhkan dengan pemandangan indah dari ketinggian dan hamparan langit yang luas. Makanya, saya pengin menyarankan ke kalian untuk setidaknya mencoba sekali dalam seumur hidup pergi ke gunung. Bahkan, kalau sempat cobalah untuk berak di sana. Saya jamin nggak akan menyesal.
Akan tetapi, di balik keindahan tersebut, ada beberapa hal merepotkan yang harus dipikirkan dan penuh perhitungan saat ingin buang air besar di gunung.
Berak di gunung itu penuh taktik, nggak sembarang orang bisa
Di beberapa gunung memang menyediakan toilet yang bisa digunakan untuk ritual penting ini. Namun, mayoritas gunung yang pernah saya kunjungi tidak menyediakan toilet selain di basecamp. Sehingga perlu keahlian khusus untuk buang air besar saat berada di jalur pendakian dan campground. Keahlian ini meliputi pemilihan lokasi yang strategis, teknik cebok dengan air terbatas, dan kemampuan berkamuflase tingkat tinggi.
Nggak hanya itu, kamu perlu menjadi orang yang adaptif untuk bisa berak di gunung. Menjadi percuma jika kamu menguasai beberapa hal yang saya sebutkan tadi, tapi kamu tetap kekeh bahwa berak harus di ruang yang tertutup. Selamat menyiksa diri sendiri, deh.
Penemuan “harta karun” yang justru membuat pendaki mengumpat
Suatu ketika, saat sedang beristirahat di pos pendakian, saya pernah menemui orang dengan wajah cemberut sambil misuh-misuh pada rombongan temannya. Setelah sedikit menguping, hal ini terjadi lantaran dia menemukan “harta karun” saat sedang menggali tanah di lokasi yang menurutnya strategis dan tersembunyi.
Iya, harta karun yang saya maksud itu kotoran bekas orang lain. Memang kesannya jorok sekali, tapi percayalah kalau hal ini wajar ditemui saat berada di jalur pendakian. Tempat yang tertutup dengan rerumputan tinggi sering kali menjadi lokasi favorit untuk membuang hajat. Makanya nggak usah heran kalau menemukan tai orang lain di sekitar lokasi tersebut, ini perkara toleransi aja.
Baca halaman selanjutnya: Pemandangan indah nggak berpengaruh …