Sejak kecil, saya (terpaksa) sering pindah-pindah tempat gara-gara pekerjaan ayahku. Dari itulah, saya ketemu berbagai macam orang dan ngerasain macetnya jalan di mana-mana. Tapi ada satu pulau yang menarik perhatianku, Sumatera.
Sumatera itu terkenal sama image barbarnya. Dan saya sebagai orang Sumatera asli emang mengsayai bahwa kami kalau ngomong suka tancap gas. Tapi jangan tsayat, sebenarnya kami berhati Hello Kitty, kok. Kita jelas nggak sebarbar yang ada di pikiran kalian, Gaes. Cuma nada bicara doang yang tinggi, tenaaaang.
Nah, sesuai judul, saya mau bahas satu kota di Pulau Sumatera yang menurutku layak masuk di peta game GTA, game yang isinya tentang preman itu, lho.
Kalau kalian dengar kata “kota barbar”, pasti langsung kepikiran Medan, ‘kan? Jadi ceritanya, saya mau ngebahas soal kegilaan jalanan dan lalu lintas di Kota Medan yang bikin saya hampir trauma setiap kali keluar rumah. Iya, separah itu.
Daftar Isi
Nggak sabaran
Nah, ini nih yang sering saya lihat. Saya merasa orang Medan itu kayak nggak sabaran gitu. Kayaknya mereka ini nggak bisa berkendara dengan santai. Lampu merah sering diabaikan, rambu-rambu nggak diperhatiin, dan yang paling parah, ada yang nyetir kayak di lintasan balap. Jelas suasana lalu lintas jadi kacau dan nggak aman.
Angkutan umum penuh sesak
Kalo naik angkutan umum seperti angkot di Medan, rasanya seperti dicemplungin ke dalam kaleng sarden. Benar-benar penuh sesak, sampai susah bernapas. Ini yang bikin perjalanan jadi nggak nyaman banget. Apalagi, naik turun penumpang jadi perjuangan tersendiri. Merujuk poin pertama tadi, orang-orang pada nggak sabaran! Belum lagi kalau apes dapat supir yang ugal-ugalan. Paket lengkap deh.
Jalanan Kota Medan yang rusak parah
Ada jalan-jalan di Medan yang bisa saya bilang rusak parah. Lubang di mana-mana, permukaan jalan nggak rata, dan ini bikin nyetir jadi makin susah. Tapi yang bikin saya heran, ada orang yang langsung terabas aja. Kasihan, si lubang jadi kayak nggak ada harga dirinya lagi.
Derita pejalan kaki di Medan
Buat yang mau jalan kaki di Medan, terpaksa harus ngerasain tantangan yang lebih berat. Jalan yang penuh dengan mobil, minim trotoar yang layak, dan pengendara pede-pede saja ngelewatin pejalan kaki. Benar-benar sebuah perjuangan buat nyebrang jalan dengan selamat. Saya ingat pernah mendengar kalimat:
“Kalau kamu sudah bisa nyebrang jalan di Medan, kamu pasti bisa nyebrang di mana saja.”
Saya punya pertanyaan serius buat warga Medan nih. Kalian ada masalah apa, ya? Boleh banget, lho, curhat ke teman, keluarga, atau nyampah di aplikasi burung biru yang sekarang sudah berubah jadi X. Semua itu gratis. Jadi, jangan lampiaskan di jalan raya. Kasihan juga orang-orang yang mudah jantungan seperti saya ini.
Jadi, begitulah uneg-uneg dari saya. Semoga ini bisa jadi cerita yang menghibur dan berhasil ngegambarin betapa kacau lalu lintas di Kota Medan.
Penulis: Nadya Angela
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Aturan Berbicara jika Kamu Berada di Kota Medan