Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Rindu Adalah Hak Semua Manusia, Tidak Terkecuali Narapidana

Royyan Mahmuda Al'Arisyi Daulay oleh Royyan Mahmuda Al'Arisyi Daulay
16 Desember 2019
A A
Rindu Adalah Hak Semua Manusia, Tidak Terkecuali Narapidana
Share on FacebookShare on Twitter

Pagi ini saya memiliki tugas untuk mewawancarai narapidana di salah satu Rutan yang masuk wilayah kerja dari instansi saya. Kebetulan saya datang saat jadwal kunjungan. Memang jadwal kunjungan untuk narapidana berada di hari aktif bekerja (bukan weekend).

Mungkin alasannya agar waktu libur dapat digunakan sebagai kesempatan istirahat bagi narapidana setelah sepekan menjalani berbagai macam kegiatan pembinaan (termasuk kunjungan tamu). Ada banyak orang luar yang datang, mungkin keluarga, kerabat, ataupun tetangga dari narapidana.

Semua yang hadir tampak gembira, baik pengunjung maupun yang dikunjungi. Senyum merekah menghiasi wajah mereka. Canda dan tawa menambah renyah suasana. Atmosfer kebahagiaan terasa sekali, paling tidak tergambar dari wajah-wajah senang para pengunjung dan narapidana.

Pemandangan unik pun banyak terjadinya. Ada narapidana yang sedang disuapi oleh pengunjungnya (bisa jadi istrinya). Ada pula narapidana yang bertato full badan sedang menangis tersedu-sedu dalam pelukan seorang wanita. Saya menduga kuat itu ibunya. Ada juga beberapa anak muda yang asyik ngobrol dengan salah seorang narapidana, kemungkinan itu teman mereka nongkrong ketika sebelum ditahan.

Sungguh tidak tampak gambaran suram penjara ketika berada di situasi seperti ini. Orang-orang bersuka ria. Saling menyalurkan kerinduan yang terbatasi oleh dinding peraturan. Bukan menafikan kesalahan yang telah mereka perbuat, tetapi ketika melihat situasi mereka ini (napi dan pengunjungnya), bolehlah sekiranya kita melupakan sejenak status mereka. Sebab, memperoleh kesempatan saling melepas rindu dengan orang-orang terkasih adalah hak abadi setiap manusia.

Situasi tersebut mengingatkan saya pada saat menempuh pendidikan di sebuah pondok pesantren di Yogyakarta. Ketika jadwal kunjungan tiba, tepatnya pada hari Jumat, orang tua santri ramai berkunjung ke asrama. Mereka mengunjungi putra-putranya yang sedang berjihad di jalan Allah dengan belajar. Ada santri yang menangis karena rindu orang tua. Ada pula yang sedang disuapi jajanan oleh ibunya. Bagi yang orang tuanya jauh biasanya mengobati kerinduan dengan saling bertelepon. Tidak jarang ada yang menangis tersedu-sedu saking rindunya dengan orang tua, termasuk saya.

Awalnya saya berfikir kebebasan itu mahal harganya. Entah dengan alasan baik atau tidak, kemerdekaan yang dibatasi sangat tidak enak dirasakan.

Saat menjadi santri, banyak tindak tanduk yang dibatasi tidak seperti anak seumurannya yang bersekolah non-pondok. Kegiatan sewajarnya anak remaja mendapatkan pengawasan yang cukup ketat, seperti menggunakan handphone, bermain ke warnet, dan lain-lain. Bahkan sebagian santri melabeli pondokannya dengan istilah “Penjara Suci” karena merasa seperti hidup di penjara, bukan karena kejahatan tapi untuk belajar kebaikan.

Baca Juga:

Menaruh Belas Kasih pada Keluarga Koruptor Itu Tak Masuk Akal, Koruptornya Aja Nggak Kasihan sama Keluarganya

Penjara Kalisosok Surabaya Lebih Terkenal karena Angker ketimbang Jadi Tempat Paling Bersejarah di Kota Pahlawan

Namun, setelah bertahun-tahun lulus saya menyadari bahwa pembatasan atas beberapa hak tersebut memiliki dampak dan manfaat yang sangat besar di masa yang akan datang.

Tekad dan mental diasah dengan berbagai batasan berupa peraturan-peraturan yang membangun karakter pejuang agar tangguh mengahadapi tantangan kehidupan. Meskipun realita kehidupan tidak sesederhana di pondok pesantren, paling tidak para santri dibiasakan sejak dini dengan keadaan yang membuatnya harus mandiri dalam menghadapi segala persoalan.

Dengan tujuan sebaik itu pun masih ada saya yang merasa terkungkung dan merasa tidak enak ketika kebebasan dibatasi (saya salah satunya). Tak terbayangkan para narapidana yang sekarang di penjara. Bagaimana kesukaran yang mereka rasakan, meskipun itu akibat tindakan mereka sendiri.

Kehangatan suasana saat kunjungan narapidana ini menyadarkan saya bahwa kesukaran dari keterkungkungan adalah tidak bisa menyalurkan rindu. Dan karena rindu pulalah orang akan benar-benar berubah. Bahkan bisa membuat seseorang melakukan hal yang tidak biasa mereka lakukan.

Karena rindu jugalah para narapidana di penjara mau memeluk ibu mereka dengan tangisan tersedu-sedu. Apalagi disuapi oleh istri di depan banyak orang. Paling tidak, karena rindu ada perubahan yang dialami. Entah penyesalan, perenungan, atau bahkan motivasi untuk berbenah lebih baik lagi.

BACA JUGA Bekerja di Lapas Bikin Saya Mikir Kalau Penjara Bukan Tempat Tepat Mendapat Keadilan atau tulisan Royyan Mahmuda lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Desember 2019 oleh

Tags: hukumannarapidanaPenjaraRindu
Royyan Mahmuda Al'Arisyi Daulay

Royyan Mahmuda Al'Arisyi Daulay

Penulis alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

ArtikelTerkait

nutmeg Lionel Messi tarkam sepakbola anak-anak mojok.co

Kena Nutmeg Saat Bermain Sepak Bola Itu Lebih Menyebalkan Dibanding Kalah Saat Bertanding

23 November 2020
orang dalam kisah cinta di penjara MOJOK.CO

Kisah Asmara dari Asrama Penjara

12 Juli 2020
rindu

Di Bulan Ramadan, Menyiasati Rindu Sungguh Asyu

8 Mei 2019
Bekerja di Lapas Bikin Saya Mikir Kalau Penjara Bukan Tempat Tepat Mendapat Keadilan

Bekerja di Lapas Bikin Saya Mikir Kalau Penjara Bukan Tempat Tepat Mendapat Keadilan

20 November 2019
Rasanya Jadi Petugas Pemasyarakatan yang Bergaul dengan Napi terminal mojok.co

Empat Malam Tidur di Penjara

27 Mei 2019
4 Hal yang Bikin PNS Dapat Hukuman Disiplin terminal mojok.co

4 Hal yang Bikin PNS Dapat Hukuman Disiplin

10 November 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.