Sebagai putra daerah kelahiran Karanganyar, terus terang saya merasa bosan ketika berkunjung ke Tawangmangu. Hampir seluruh tempat wisata di Tawangmangu sudah saya kunjungi, entah itu bersama kekasih maupun hanya seorang diri. Supaya rasa bosan nggak menular pada jamaah mojokiyah, saya sarankan untuk menata niat jika berkunjung ke sini. Niatkan hati untuk bersenang-senang mencari kebahagiaan, jangan berwisata.
Sebenarnya destinasi wisata di Tawangmangu cukup banyak. Sebut saja Grojogan Sewu, Bukit Sekipan, The Lawu Park, air terjun Jumog, bukit Mongkrang, Rumah Atsiri, dan masih banyak lagi. Namun semakin ke sini, saya berpendapat bahwa Tawangmangu kurang pas jika disebut sebagai tempat wisata aja. Kayaknya kecamatan satu ini lebih cocok untuk hal-hal berikut ini.
Surganya warung kopi
Kalau kalian berkunjung ke Tawangmangu, apalagi saat weekend, tentu kalian bisa menjumpai warung kopi atau coffee shop berjejer di sepanjang jalan. Mulai dari warung kopi sederhana sampai coffee shop bernuansa kekinian semuanya ada di sepanjang jalan Tawangmangu. Kehadiran coffee shop dan warung kopi ini menjadi bentuk keberhasilan kecamatan ini dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkunjung ke sini.
Kebanyakan orang yang berkunjung ke Tawangmangu biasanya bakal mampir di warung kopi atau coffee shop yang berjejeran ini. Alasannya sederhana, ngopi sambil menikmati pemandangan itu lebih syahdu daripada masuk ke kawasan wisata. Kenapa? Ya karena ngopi di Tawangmangu itu vibes-nya beda! Pengunjung yang datang bisa duduk santai menikmati pemandangan dan secangkir kopi. Belum lagi ditemani menu makanan khas seperti sate kelinci, sate landak, mi rebus, mendoan goreng, dan pisang bakar.
Acara ngopi dijamin makin syahdu ketika cuaca sedang mendukung. Rasanya semua beban hidup hilang seketika. Kalau kalian nggak percaya, coba deh berkunjung ke Tawangmangu saat weekend. Saya jamin nggak ada warung kopi atau coffee shop yang sepi. Makanya kecamatan satu ini kayaknya lebih tepat disebut surganya tempat ngopi.
Baca halaman selanjutnya