Jadi arena sunmori
Jalan sepanjang Tawangmangu yang berkelok-kelok seperti arena sirkuit Mandalika dan mulus ini membuat tempat ini jadi favoritnya orang-orang yang gemar motoran. Bahkan rute jalan yang demikian membuat salah satu klub motor di Indonesia menjajal keseruan touring di sana. Tepatnya minggu lalu, klub motor yang digagas oleh Andre Taulany, The Prediksi, melakukan touring dengan rute Solo-Tawangmangu-Jogja. Klub motor The Prediksi yang beranggotakan bapak-bapak lawak tersebut menjelajahi kelokan jalan Tawangmangu sambil mencicipi segarnya udara Gunung Lawu.
Selain The Prediksi, klub motor lokal juga banyak yang menjajal kelokan jalan Tawangmangu. Seperti klub motor Herek CB misalnya. Tak jarang, beberapa titik di sekitaran kawasan wisata Tawangmangu dipadati oleh joki-joki dari klub motor. Bahkan hampir setiap weekend ada saja sunmori atau touring ala-ala klub motor macam itu. Makanya tempat ini kayaknya lebih tepat disebut sebagai arena sunmori atau touring.
Tempat yang-yangan
Warga Tawangmangu itu tergolong baik hati, lho, Gaes. Kalau kalian pernah berkunjung ke sini dan melewati jalan terminal sampai jalan tembus, kalian pasti bakal menemui bapak-bapak di pinggir jalan yang mempersilakan mampir. Padahal bapak-bapak itu nggak mengenal siapa yang dia ajak mampir. Nah, kalau kalian baru pertama kali berkunjung dan bertemu bapak-bapak seperti saya deskripsikan itu, kalian pasti bingung.
Jadi gini, sebagai tujuan wisata, Tawangmangu juga menyediakan penginapan bagi pengunjung yang ingin bermalam setelah seharian menikmati liburan. Bapak-bapak yang mempersilakan mampir itu bermaksud menawarkan penginapan. Warga Karanganyar sih menyebutnya dengan istilah “kamar kosong”. Sebenernya niat bapak-bapak yang menawarkan kamar kosong ini baik, justru niatan dari calon penyewa kamar kosong yang terkadang kurang baik.
Penginapan itu kan idealnya untuk beristirahat dan menikmati liburan, ya, tapi lain ceritanya kalau di Tawangmangu. Ketika weekend tiba apalagi saat malam tahun baru, kamar-kamar yang kosong tadi jadi padat terisi. Betul, terisi dengan pasangan muda-mudi yang memadu kasih. Kalau pasangan resmi sih silakan aja, tapi banyak juga yang belum menikah alias cuma sebagai pasangan kekasih. Kenapa saya tahu? Bukan berarti saya pernah mencoba kamar kosong, tetapi teman saya banyak yang menjadi member alias pelanggan setia.
Sampai sini paham kan kenapa Tawangmangu kurang pas kalau disebut sebagai tempat wisata aja. Bahkan menurut teman saya, Tawangmangu udah bukan lagi tempat wisata, melainkan tempat untuk bercumbu kasih. Bukan cuma soal kamar kosong lho, tapi memang bener kebanyakan tempat wisata di Tawangmangu dipadati oleh wong yang-yangan. Jadi kayaknya memang lebih cocok jadi tempat yang-yangan, ya.
Saya nggak bermaksud menghilangkan citra “wisata” Tawangmangu. Sampai sekarang tempat wisata di kecamatan ini juga masih banyak dikunjungi kok walaupun lebih ramai warung kopi, coffee shop, dan penginapannya.
Penulis: Yoga Tamtama
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tawangmangu, Sebaik-baiknya Tempat untuk Pensiun.