Sejak awal bulan lalu, selepas prosesi wisuda, beberapa teman sudah ancang-ancang dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi tes CPNS 2019. Mereka sibuk berdiskusi di grup kelas mengenai apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengikuti proses seleksi tes CPNS tersebut. Apalagi, kami berasal dari jurusan yang berlatar belakang pendidikan. Tentu saja harus menjadi guru atau dosen yang PNS. Mungkin begitulah isi pikiran sebagian teman-teman saya. Hehehe.
Lalu, di beranda Facebook saya sudah banyak bertebaran teman-teman yang membagikan contoh serta prediksi dari soal-soal yang akan keluar saat tes CPNS tahun ini. Saya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Sangat respek dengan usaha dan kerja keras teman-teman saya.
Mungkin, menurut sebagian besar teman saya, menjadi tenaga pendidik yang PNS lebih memberikan peluang untuk masa depan akan hidup yang cerah. Soalnya, gaji guru honorer di negeri ini sungguh sangat memprihatinkan. Kalau ketahuan calon mertua nanti, bisa saja nggak akan pernah dapat restu untuk menikahi anaknya, hiks. Makanya, teman-teman saya—khususnya yang cowok—kekeuh dan berusaha dengan sangat keras agar lolos seleksi tes CPNS ini.
Namun, di atas kegaduhan itu, seorang teman lainnya masih sempat memberikan saya petuah agar tidak terlalu buru-buru dalam menyiapkan persyaratan-persyaratan untuk pendaftaran tes CPNS. Menurutnya, persyaratan tersebut tiap tahun bisa saja berubah-ubah. Jadi, alangkah lebih baiknya kalau menunggu pengumuman resmi saja.
Selain itu, beberapa teman saya yang lainnya juga sempat mengikuti beberapa kali simulasi tes (Try Out) yang diadakan oleh beberapa akun-akun di media sosial hingga blog (yang bukan resmi milik pemerintah). Mereka berharap agar saat tes nanti nggak terlalu kaget karena sebelumnya sudah pernah mencoba tes-tes tersebut. Ya ampun, udah kayak UN aja, harus pakai try out segala.
Dan, pada tanggal 11 November lalu, ketika pengumuman seleksi tes CPNS resmi dikeluarkan, booom! Ponsel saya nggak berhenti berbunyi karena teman-teman saling berkabar di berbagai grup WhatsApp. Seorang senior bahkan menyuruh saya untuk segera mengurus SKCK—tapi hingga sekarang saya abaikan.
Saya yang sebenarnya tertarik dan nggak tertarik—lebih banyak nggak tertariknya, sih—dengan tes CPNS ini memilih untuk mengabaikannya dan bermain medsos saja, khususnya Twitter. Tapi, alamak, tagar #CPNS2019 justru menduduki peringkat pertama di laman trending topic Indonesia. Hish, gagal melarikan diri, deh.
Akhirnya, karena sedang bosan dan memilih mengisi waktu luang saja, saya memutuskan untuk mengecek-ngecek saja. Kira-kira, seberapa banyak warga Twitter yang hobinya rebahan ini berkeinginan menjadi bagian dari para pengabdi di negara ini. Banyak berseliweran link-link untuk mengakses informasi mengenai jumlah kuota CPNS yang dibutuhkan masing-masing kota.
Saat itulah, sebuah notifikasi chat muncul, dari teman karib saya. Dia memberikan sebuah e-book yang berisi pengumuman resmi dari daerah tempat saya tinggal. Isinya tentu saja informasi mengenai bidang apa saja serta berapakah jumlah kuota yang dibutuhkan dalam seleksi tes CPNS kali ini. Dilengkapi dengan kekecewaannya karena jurusan yang digelutinya sama sekali nggak terdaftar dalam pengumuman tersebut. Daerah tempat kami tinggal hanya membuka sedikit kuota CPNS untuk 3 bidang saja.
Teman saya adalah sarjana Pertanian, sedangkan yang dibutuhkan untuk daerah tempat kami tinggal hanyalah tenaga di bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Teknis. Tidak ada pertanian. Duh, tiba-tiba saja saya merasa kasihan padanya. Padahal, ia yang paling antusias sebelumnya.
Saya kemudian melihat kuota untuk tenaga pendidikan. Menemukan bahwa daerah tempat saya tinggal hanya membutuhkan 2 tenaga guru Bahasa Indonesia. Saya hanya melongo. Lalu, kehilangan minat untuk mengikuti seleksi tes CPNS ini.
Teman saya yang merupakan sarjana pertanian kemudian berkomentar, “Saya merasa salah jurusan”. Padahal, sebelumnya dia sangat percaya diri sebagai sarjana Pertanian.
Saya sedikit banyak menyadari alasannya yang patah semangat dan merasa salah jurusan. Saya pun sebenarnya juga sering merasa salah jurusan, dan melihat pengumuman CPNSD tersebut semakin menambah perasaan salah jurusan saya.
Banyak dari teman-teman saya yang kebetulan tinggal di daerah yang sama serta berasal dari jurusan yang sama dengan saya merasa salah jurusan hanya karena pengumuman tes CPNSD ini. Mereka yang mengeluh tersebut tentu saja adalah para fresh graduate yang sebagian besar memilih untuk menetap di daerahnya masing-masing meskipun UMR dan lapangan pekerjaan yang tersedia sangat kecil.
Mungkin, sedari awal memang seharusnya tidak terlalu banyak berharap dan berekspektasi tinggi pada pemerintah, ya. Supaya jatuhnya nggak terlalu sakit seperti ini~
BACA JUGA Pertanyaan Soal Daftar CPNS yang Ditanyakan di Mana-Mana atau tulisan Siti Halwah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.