Terus terang, saya kehabisan kata-kata dan sedikit gemas atas wacana yang dilontarkan Cak Imin yang jadi headline media-media arus utama. Di samping mengundang banyak kritik, wacana ini saya yakin bikin gerah Gubernur di seluruh Indonesia.
Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, sang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dengan pedenya melontarkan wacana penghapusan jabatan Gubernur. Alasannya sederhana, bahwa anggaran Gubernur terlalu besar.
Mengutip dari laman kompas.com (02/02), Cak Imin merasa tugas Gubernur nggak penting-penting amat karena hanya bersifat koordinasi pusat dengan pemerintah kabupaten dan kota.
Sederhananya kira-kira, nggak usah ada Gubernur, wali kota dan bupati pun sudah cukup untuk ngurus sebuah daerah.
Sungguh mulia ide sang ketua umum, yang dengan ikhlas ingin menyelamatkan anggaran negara dari pemborosan. Dan saya menduga, ide ini muncul dari rasa keprihatinan mendalamnya atas kondisi keuangan negara kita. Luar biasa ya.
Sebelumnya, Cak Imin secara heroik pun pernah ingin menyelamatkan anggaran negara. Kalau anda masih ingat wacana penundaan Pemilu 2024 beberapa waktu lalu, dialah salah satu motornya yang paling serius memperjuangkan.
Alasannya lagi-lagi cukup sederhana, dan cukup masuk logika (bagi fans Pak Jokowi sih), yakni menyelamatkan ekonomi Indonesia yang sedang menurun akibat pandemi. Dia mengklaim, Pemilu 2024 butuh pendanaan yang sangat besar, dan alangkah baiknya anggaran tersebut dialihkan untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Walau akhirnya mentah juga wacana ini oleh publik, setidaknya saya berani bilang, Cak Imin salah satu politikus yang serius dan konsen memperjuangkan nasib bangsa diatas kepentingan golongan. Dahsyat!
Alhamdulillah, si paling ngerti aspirasi masyarakat Indonesia
Cak Imin adalah satu dari banyak fenomena ‘unik’ politikus yang akan muncul nantinya menjelang tahun politik. Bagi politikus, semakin hot dibicarakan oleh publik, tentu akan sangat menguntungkan bagi popularitas serta elektabilitas.
Untuk yang satu ini, saya acungkan jempol buat Bapak Muhaimin Iskandar, Anda dan tim Anda jago kali menarik perhatian publik, walau ide dan usulan yang Anda tawarkan dianggap ngawur oleh sebagian orang. Ya nggak apa-apa, namanya juga usaha.
Saran saya, Cak, Anda perlu memastikan lagi bahwa wacana dan usulan Anda selama ini benar-benar akurat hasil turun gunung, bukan hasil terawangan berbekal klaim aspirasi masyarakat bawah.
Soal klaim aspirasi dari masyarakat bawah, saya kadang suka iba dengan masyarakat kecil yang namanya dibawa-bawa dalam urusan kepentingan politik. Padahal, mereka butuhnya sembako murah, bukan isi survei politik yang pertanyaannya seberapa kenal saudara dengan gambar tokoh ini?
Barangkali Cak, Anda perlu merombak ulang tim ahli dan konsultan politik di sekeliling Anda agar memberikan masukan yang lebih visioner lagi.
Misal, Anda perlu merekrut anak-anak muda yang teruji pengalamannya di lapangan untuk menjadi tim khusus yang menangani komunikasi publik. Khususnya, segmen gen Z yang pada Pemilu 2024 nanti akan mendominasi para pemilih pemula dengan jumlah sangat besar. Jangan sampai Anda bermain dalam wilayah atau wacana politik yang tak cukup dimengerti oleh mereka.
Begini, gara-gara wacana yang Anda lemparkan itu, Anda bisa dianggap si paling ngerti, padahal ada lho yang lebih ngerti dari Anda. Tapi ya nggak apa-apa juga, walau diangggap si paling ngerti, satu nilai positif dari wacana yang Anda tawarkan itu, membuat kita mau berpikir kritis dan membuka banyak ruang diskusi. Ya, kan?
Cak Imin idola kita semua
Muhaimin Iskandar adalah representatif bapak-bapak berjiwa muda yang ingin mendobrak tatanan baku yang tak boleh digugat. Bagi yang terbiasa berjiwa kritis, mungkin bisalah beliau ini masuk dalam list idola.
Ini bukan pernyataan candaan, tapi pujian saya setinggi langit atas keberaniannya melawan arus kemapanan. Nggak banyak sih politikus buat pernyataan aneh-aneh menjelang tahun politik. Soalnya, taruhannya nama besar partai lho.
Setuju atau tidak setuju, dalam konteks menyampaikan gagasan serta wacana, Muhaimin Iskandar lah idola kita saat ini. Ia mengajarkan keberanian, walau nyinyiran, ejekan, sindiran serta ungkapan kebencian senantiasa menghampiri. Dan itu semua itu ia hadapi dengan penuh ketegaran.
Cak Imin idola kita semua, walau untuk Pilpres 2024, perlu perenungan serius untuk memilihnya.
Penulis: Irsyadunnas
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Muhaimin Iskandar, Lokomotif Pemilu 2024: Potensi Impresi Ciamik Media Sosial Cak Imin