Vindes Sport saya kira harus berterima kasih kepada Soleh Solihun. Berkat pria berjuluk “mulut racun” ini, pertandingan Tiba-Tiba Tenis semalam makin seru dan meriah. Ya, Soleh Solihun mampu mewakili jutaan masyarakat Indonesia yang masih awam dengan dunia tenis, dengan pertanyaan-pertanyaan dasdes-nya.
Pertandingan Tiba-Tiba Tenis digelar di Istora Senayan dan disiarkan live di YouTube VINDES itu. Pertandingan tersebut akhirnya dimenangkan oleh pasangan ganda campuran Enzy Storia/Dion Wiyoko saat kontra Gading Marten/Wulan Guritno di laga pembuka. Sementara untuk laga inti, Deddy Mahendra Desta harus mengakui keunggulan Raffi Ahmad yang memang tampak lebih beringas saat menampol bola.
Yah, meski kita tahu laga ini cuma sebatas guyonan entertainer semata, tapi pertandingan semalam benar-benar tampak sengit dan kompetitif. Pertarungan “panas” jelas terasa saat Raffi kontra Desta. Sejak masuk ke lapangan, kedua pemain tenis lapangan dadakan ini tampak serius, tegang, dan ingin sekali memenangkan pertandingan.
Sengaja menurunkan ekspektasi
FYI, sebelum lihat Tiba-Tiba Tenis di YouTube VINDES, saya sengaja menurunkan ekspektasi perihal laga ini. Saya nggak mengharapkan para pemain akan memainkan rally-rally panjang bak pemain profesional. Edan pooo. Tapi, setelah saya baca kolom komentar di YouTube semalam, ternyata nggak sedikit netizen yang mengharapkan para entertainer itu, bermain bak pemain tenis sungguhan. Jelas, ini sebuah kesalahan nalar berpikir yang cukup fatal.
Kalau mau realistis, melihat Tiba-Tiba Tenis dari kacamata olahraga, ya, memang buruk, bahkan buruk sekali. Ya, karena sejak awal, acara ini didesain sebatas entertaining games saja. Jadi, berharap pertandiangan ini kayak kejuaraan Wimbledon adalah hal sia-sia dan nggak masuk akal sama sekali.
Anehnya lagi, banyak orang murka sama Soleh Solihun karena dianggap banyak melontarkan kata-kata aneh dan nggak penting. Padahal menurut saya, stand-up comedian satu ini justru yang “menyelamatkan” event Tiba-Tiba Tenis jadi lebih kaya makna dan esensi. Soleh Solihun sudah menjembatani orang-orang awam yang nggak paham dengan dunia tenis. Pria yang dulunya berprofesi sebagai penulis majalah musik ini, menjadi representasi manusia Indonesia dengan segala pertanyaannya tentang dunia yang masih abu-abu dan penuh teka-teki.
Baca halaman selanjutnya