Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Membongkar Alasan Barista Jogja Diupah Begitu Rendah

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
4 Oktober 2022
A A
Barista Jogja: Antara Seksi, Romantis, dan Upah Kelewat Rendah

Barista Jogja: Antara Seksi, Romantis, dan Upah Kelewat Rendah (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, saya mempermasalahkan upah murah barista Jogja. Ternyata artikel tersebut menerima banyak respon negatif. Banyak yang menilai sudah sewajarnya upah barista murah. Baik dari segi kurang skill, sampai masalah merintis usaha. Pokoknya saya dituntut untuk melihat sistem pengupahan ini dari kaca mata pengusaha.

Sebenarnya sih saya memilih tidur. Ngakon-ngakon lho senengane. Tapi saya jadi ikut penasaran, kenapa pemilik coffee shop rela (baca:tega) mengupah murah barista. Selain masalah UMR Jogja yang kelewatan ndlogoknya, pasti ada faktor lain.

Coba Anda lihat situasi ini: ada ribuan coffee shop di Jogja. Jika bicara keuntungan, berarti para pengusaha melihat itu. Kalau tidak, ngapain juga mereka menggelontorkan modal di lini perkopian ini. Anda juga bisa melihat banyak coffee shop di Jogja yang ramai dan profitable. Tapi, kenapa masih banyak barista yang diupah murah? Bahkan barista di coffee shop yang fancy dan selalu ramai.

Jawaban pertama saya peroleh saat mengisi Twitter Space, “Barista: kerja karena passion atau dikerjain pemodal?” Forum yang dirilis akun @BuruhYogyakarta ini menghadirkan Mas Fajrin sebagai salah satu narasumber. Mas Fajrin ini adalah salah satu barista yang paham betul percaturan coffee shop Jogja.

https://t.co/8rWbBgWd5L

— Si Buruh (@BuruhYogyakarta) October 1, 2022

Salah satu alasan upah barista murah, menurut mas Fajrin, adalah kultur yang ada. Coffee shop baru akan mencontoh pola coffee shop yang lebih senior. Dari konsep, range harga, sampai sistem pengupahan. Ketika coffee shop senior memberi upah murah, ini akan menjadi rujukan bagi coffee shop lain. Lingkaran nggatheli ini terus terpelihara selama tidak ada regulasi jelas tentang upah ini.

Alasan kedua saya peroleh dari Mas Bolang. Blio adalah pelaku usaha coffee shop di Solo Raya. Mas Bolang sendiri memilih area luar Jogja karena masih sehat untuk berbisnis di bidang kopi. Menurut blio, menjamurnya coffee shop di Jogja membuat iklim yang cenderung banting harga dan menekan biaya operasional. Dan salah satu biaya yang ditekan adalah upah barista.

Selain itu, ada kultur bisnis yang salah di Jogja. Mas Bolang mengakui bahwa banyak coffee shop dipegang oleh 3 investor bahkan lebih. Ketika sebuah coffee shop menghasilkan profit 15 juta, maka ini harus dibagi kepada 3 investor tadi. Keuntungan yang diperoleh investor tadi menjadi terlalu kecil jika dibandingkan dengan modal yang dikeluarkan. Kadang, satu investor bisa mengeluarkan modal sampai ratusan juta.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Mengapa banyak investor kebelet membangun bisnis coffee shop di Jogja? Selain potensi yang terlihat, Mas Bolang juga menemukan kecenderungan “ingin punya kedai sendiri”. Banyak investor dan pelaku usaha perkopian yang berasal dari penikmat kopi. Karena memiliki modal, mereka ingin punya coffee shop sendiri. Selain dinilai menguntungkan, ada kebanggaan tersendiri ketika menjadi pemodal sebuah bisnis.

Untuk menekan biaya operasional ini, barista yang jadi korban. Tidak hanya masalah gaji, namun juga beban kerja berlebih. Mas Fajrin melihat banyak barista harus bekerja ekstra. Dari kerja 8 jam lebih, sampai harus menjadi admin media sosial.

Saya juga menemukan kecenderungan nggatheli yang melecehkan peraturan. UMKM menjadi tameng coffee shop untuk menekan biaya operasional. Dalam UU Ciptaker, UMKM tidak berkewajiban membayar upah pekerja berdasarkan UMR. Tapi yang bajingan, ini diterapkan bahkan pada usaha yang sudah sangat menguntungkan. Keuntungan pemodal lebih diutamakan daripada memberi upah layak kepada barista.

Dan terakhir adalah perkara sudut pandang. Barista tidak pernah dipandang sebagai tenaga profesional. Anggapan barista sebagai pekerja informal ini melanggengkan pengupahan yang kelewat rendah. Apalagi banyak barista yang menjadikan pekerjaannya hanya demi eksistensi dan mengisi waktu luang. Ini patut digaris bawahi!

Barista model seleb (hanya mencari eksistensi) ini mengecilkan nilai tawar barista lain. Mereka menjadi prioritas utama coffee shop karena murah dan cenderung mendatangkan pelanggan. Skill dan jam terbang bisa jadi faktor kurang penting. Sedangkan barista lain yang menjadikan pekerjaan ini sumber nafkah hanya punya dua pilihan: menerima gaji rendah gara-gara barista seleb tadi, atau tidak jadi barista sama sekali.

Barista seleb ini ikut mengerdilkan usaha barista yang ingin memperjuangkan hak. Karena memiliki privilese terutama ekonomi, barista seleb tidak ada keinginan untuk ikut mendukung perjuangan barista lain. Karena semua barista seleb ini terjebak romantisasi dan filosofi kopi. Pokoknya jadi si paling keren, si paling kopi, dan si paling pekok terhadap hak pekerja.

Kombinasi dari seluruh situasi ini melahirkan barista yang tidak punya nilai tawar. Model bisnis yang tidak sehat, kultur upah rendah, serta kemunculan barista seleb berpadu dalam kekacauan upah ini. Jadi, nikmatilah kopi Anda hari ini. Dan jangan lupa, tanyakan kepada barista kesayangan Anda, “Kamu kerja apa dikerjain?”

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sisi Gelap Kedai Kopi Jogja: Ganti Barista Tiap 3 Bulan demi Cuan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2022 oleh

Tags: baristaCoffee ShopJogjapilihan redaksiupah rendah
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Jika Warga Jogja Antikritik, Siapa yang Senang?

Jika Warga Jogja Antikritik, Siapa yang Senang?

12 Mei 2022
Kasihan Bantul Terlalu Berbahaya, Sekelas Bodyguard Belum Tentu Berani ke Sana Mojok.co

Kasihan Bantul Terlalu Berbahaya, Sekelas Bodyguard Belum Tentu Berani ke Sana

15 November 2023
borobudur magelang yogyakarta mojok

Panduan Menjawab di Mana Letak Candi Borobudur agar Kalian Nggak Salah Tag Lokasi di Instastory

1 September 2020
Jogja Katanya Romantis, tapi kok Kisah Cinta Saya Kandas Melulu?

Jogja Katanya Romantis, tapi kok Kisah Cinta Saya Kandas Melulu?

3 Agustus 2022
Pangeran Sado Putra Mahkota Joseon Penderita Gangguan Bipolar yang Wafat di Peti Beras terminal mojok (1)

Pangeran Sado, Putra Mahkota Joseon Penderita Gangguan Bipolar yang Wafat di Peti Beras

21 November 2021
6 Dosa Penjual Gudeg yang Ngaku Asli Jogja

6 Dosa Penjual Gudeg yang Ngaku Asli Jogja

11 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.