Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

3 Salah Paham terkait Toraja yang Perlu Diluruskan

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
14 September 2022
A A
3 Salah Paham terkait Toraja yang Perlu Diluruskan Terminal Mojok

3 Salah Paham terkait Toraja yang Perlu Diluruskan (Dokumentasi Pribadi Utamy Ningsih)

Share on FacebookShare on Twitter

Toraja sebagai salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk dalam destinasi wisata yang sudah terkenal sampai ke luar negeri. Selain alamnya yang indah, daerah ini memang punya keunikan adat dan budaya yang menjadi daya tarik bagi banyak wisatawan.

Toraja berjarak sekitar 300 kilometer dari Kota Makassar. Dari Makassar, Toraja bisa dicapai dengan menggunakan bus dan pesawat. Jika menggunakan bus dari Makassar, butuh waktu sekitar 8 jam untuk bisa sampai di Toraja. Sementara jika naik pesawat hanya butuh waktu sekitar 45 menit.

Meski namanya sudah terkenal, faktanya masih ada beberapa salah paham terkait Toraja yang beredar di masyarakat. Sebagai orang yang berkampung halaman di Toraja, saya merasa terpanggil untuk mencoba meluruskan semuanya.

#1 Rambu solo’ menghabiskan biaya miliaran rupiah

Banyak teman saya yang salah paham dan mengira bahwa rambu solo’ selalu menghabiskan biaya ratusan juta hingga miliaran rupiah. Padahal ya nggak juga. Meski memang benar banyak orang yang menggelar rambu solo’ dengan biaya fantastis, namun bukan berarti semua rambu solo’ akan berjalan seperti itu.

Pada dasarnya, rambu solo’ adalah istilah yang umum disematkan pada upacara kematian orang Toraja. Di dalamnya terdapat berbagai jenis tingkatan dengan aturan yang berbeda. Ada rambu solo’ yang berlangsung selama 7 hari, ada juga yang berlangsung dalam 1 malam. Dalam hal jumlah hewan yang dipotong, ada yang memotong puluhan bahkan sampai ratusan kerbau—dengan berbagai jenis—,ada pula yang hanya memotong satu kerbau.

Rambu solo’ yang berlangsung selama 7 hari dengan memotong puluhan bahkan ratusan kerbau, tentu akan berbeda kebutuhan biayanya dibanding dengan rambu solo’ yang berlangsung 1 malam. Jadi, jangan heran jika datang ke sini lantas mendapati rambu solo’ yang berbeda dengan apa yang biasa ada di televisi, ya.

Dulu sih ada yang namanya sistem kasta dalam pelaksanaan rambu solo’. Dalam artian, hanya kaum bangsawan yang bisa melaksanakan rambu solo’ dengan rentetan prosesi adat dan budaya yang biasa disaksikan di televisi atau media lainnya. Namun belakangan ini, kasta apa pun asal punya uang, bisa saja membuat rambo solo’ yang berlangsung layaknya rambu solo’ untuk kaum bangsawan.

#2 Menyebut semua tempat dengan Tana Toraja

Meski sudah dimekarkan, faktanya sampai saat ini masih ada yang mengira Toraja itu cuma Tana Toraja. Akhirnya, tempat apa pun yang dikunjungi di Toraja selalu disebut Tana Toraja.

Baca Juga:

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

10 Makanan yang Sering Bikin Salah Paham karena Namanya

Padahal dalam hal wilayah, sejak tahun 2008, Toraja terbagi atas dua kabupaten, Tana Toraja dengan ibu kota Makale dan Toraja Utara dengan ibu kota Rantepao. Jadi, penyebutan semua tempat sebagai Tana Toraja kurang tepat. Kecuali kalau nyebutnya tanah Toraja, nah, itu masih nyambung.

#3 Ma’nene adalah ritual mayat berjalan

Saya nggak tahu gimana awal ceritanya sampai mayat berjalan disamakan atau disebut dengan ma’nene. Padahal keduanya adalah hal berbeda. Ma’nene bukan tradisi mayat berjalan, melainkan tradisi yang umum dikenal dengan ritual adat membersihkan mayat dan mengganti pakaian mayat yang sudah lama dikubur. Tradisi ini bisa dijumpai di Toraja Utara, salah satunya di Kecamatan Baruppu.

Secara utuh, tradisi yang biasanya dilakukan 3 tahun sekali ini adalah wujud dari betapa orang Toraja sangat menghargai dan menjaga hubungan antaranggota keluarga, termasuk dengan anggota keluarga yang sudah lebih dulu berpulang.

Tradisi ini dilakukan setelah masa panen atau sekitar bulan Agustus. Konon katanya, tradisi ini bermula dari kisah Pong Rumasek yang menemukan mayat dengan kondisi memprihatinkan. Oleh Pong Rumasek, mayat tersebut kemudian diganti pakaiannya, lalu “dikubur” dengan layak. Sejak kejadian itu, Pong Rumasek terus mendapat keberuntungan, hasil panennya melimpah. Hal tersebut membuat Pong Rumasek percaya bahwa mayat pun tetap harus diperlakukan dengan baik. Berangkat dari cerita itulah tradisi ma’nene dilestarikan.

Itulah 3 salah paham terkait Toraja yang beredar di masyarakat dan perlu diluruskan. Semoga setelah membaca artikel ini, nggak ada yang salah paham lagi, ya. Ngomong-ngomong, kapan mau ke sini?

Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 7 Destinasi Wisata Toraja yang Tak Boleh Dilewatkan Wisatawan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 September 2022 oleh

Tags: ma'nenerambu solo'salah pahamSulawesi SelatanToraja
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

Filosofi "Lendu'na Salubarani, Tawana Mo Tau To" dalam Kisah LDR Anak Muda Toraja

Filosofi “Lendu’na Salubarani, Tawana Mo Tau To” dalam Kisah LDR Anak Muda Toraja

27 Maret 2020
Cewek dengan model rambut pendek. (Unsplash.com)

Derita Cewek Model Rambut Pendek yang Sering Dikira Cowok

18 Juli 2022
7 Hal Penting yang Perlu Diketahui Jika Berlibur ke Toraja Terminal Mojok

7 Hal Penting yang Perlu Diketahui Jika Berlibur ke Toraja

15 Desember 2022
Manis Sampai Pedas, Aneka Camilan Olahan Pisang Khas Bugis-Makassar Terminal Mojok

Manis Sampai Pedas, Aneka Camilan Olahan Pisang Khas Bugis-Makassar

16 September 2022
Keunikan Dusun Pacitan Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan: Nama Jawa, tapi Ngomong Pakai Bahasa Bugis

Keunikan Dusun Pacitan Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan: Nama Jawa, tapi Ngomong Pakai Bahasa Bugis

4 Januari 2024
toraja

Toraja Yang Unik, Toraja Yang Indah, Toraja Yang Toleransi

25 Mei 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ilustrasi Banjir Malang Naik 500% di 2025 Bukti Busuknya Pemerintah (Unsplash)

Kejadian Banjir Malang Naik 500% di 2025, Bukti Pemerintah Memang Nggak Becus Bekerja

6 Desember 2025
Kelas Menengah, Pemegang Nasib Paling Sial di Indonesia (Unsplash)

Nasib Dianggap Jadi Warga Kelas Menengah: Dianggap Banyak Uang, Tak Pernah Dapat Bantuan, tapi Hidupnya Justru Paling Sering Nelangsa

7 Desember 2025
3 Tempat Wisata Gunungkidul yang Layak Dikunjungi Berkali-kali

3 Tempat Wisata Gunungkidul yang Layak Dikunjungi Berkali-kali

6 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Warga Klaten Lebih Memilih Kuliah di Jogja Atau Solo Bukan karena Nggak Ada Kampus, tapi karena Alasan Ini

Warga Klaten Lebih Memilih Kuliah di Jogja Atau Solo Bukan karena Nggak Ada Kampus, tapi karena Alasan Ini

7 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • ILUNI UI Gelar Penggalangan Dana untuk Sumatra lewat 100 Musisi Heal Sumatra Charity Concert
  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Eksan dan Perjuangan Menghidupkan Kembali Rojolele, Beras Legendaris dari Delanggu


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.