Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

3 Culture Shock yang Dirasakan Arek Suroboyo Saat Kulineran di Kota Solo

Anisah Meidayanti oleh Anisah Meidayanti
5 Agustus 2022
A A
3 Culture Shock Arek Suroboyo Kulineran di Kota Solo Terminal Mojok

3 Culture Shock Arek Suroboyo Kulineran di Kota Solo (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kota Solo memang menarik untuk dikulik. Gimana nggak menarik, kotanya satu tapi punya dua nama. Belum lagi kota satu ini sering dikaitkan dengan kota tetangga yang lebih hits dan sering diromantisasi, Jogja. Lantaran keunikan dan kedekatan wilayahnya dengan Jogja, saya jadi penasaran pengin merasakan kulineran di Kota Solo.  

Sebagai arek Suroboyo yang senang jalan-jalan, hal utama yang saya fokuskan karena terkait dengan sangu alias uang yang saya bawa selama berada di sebuah kota adalah harga makanan. Sebelum memutuskan untuk jalan-jalan ke Solo, saya cukup khawatir dengan biaya makan ini.

Namun baru setengah jam sampai di Solo, rasa khawatir itu hilang berganti dengan rasa heran. Lantaran  saya merasakan beberapa culture shock ketika kulineran di Kota Solo.

#1 Makanannya murah dan nggak “zonk”

Sebagai orang yang lahir dan besar di Surabaya, tapi pernah tinggal di Jakarta, Bandung, dan Jogja, harga dan rasa makanan di Kota Solo nggak masuk akal. Saya pikir, Surabaya adalah kota paling aman soal harga makanan, eh ternyata ada yang lebih aman lagi perkara harga dan rasa. Kenapa saya bilang begini? Soalnya di Surabaya kadang ada makanan yang murah, tapi rasanya hambar, Rek.

Di Solo, saya nggak perlu ke restoran mahal atau kafe hits untuk bisa merasakan kuliner murah dengan rasa lezat. Cukup blusukan di pasar atau jalan kaki di sekitar pemukiman warga, sudah banyak orang yang berjualan makanan dengan harga dan rasa menyenangkan.

Seperti ketika saya datang ke Pasar Legi tanpa modal rekomendasi kuliner di pasar ini, saya bertemu dengan warung yang menjual banyak menu makanan. Di sana saya memesan nasi soto dan es teh. Porsi nasinya sedang, ayam suwirnya banyak, kuahnya bening segar dan kaya akan rempah. Kalau dipikir-pikir, rempah-rempah itu kan lumayan juga harganya, apalagi ayam, kan?

Saat hendak membayar makanan, saya merasakan culture shock yang sebenarnya. Nasi soto dan es teh yang saya santap dibanderol seharga delapan ribu rupiah! Di Surabaya saya nggak bisa mendapatkan nasi soto dan es teh dengan harga segitu. Rasanya mashok, harganya pun mashok, Rek!

#2 Penjual nggak pelit sambal

Culture shock kedua yang saya rasakan ketika kulineran di Kota Solo adalah perihal sambal. Di meja beberapa warung makan di Solo, cabai rawit hijau disajikan secara awur-awuran. Porsinya banyak dan diletakkan dalam mangkuk putih bergambar ayam jago. Sambal yang disajikan di warung makan pun kental dan berwarna segar, meyakinkan pembeli bahwa sambalnya segar dan nggak pakai campuran apa pun.

Baca Juga:

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

Hal ini berbeda dengan kebanyakan warung makan yang ada di kota lain, terkhusus di kota asal saya. Di Surabaya, sambalnya ada yang dicampur air, ada yang dicampur saos, dan ada yang dicampur cabai kering.

Saya jadi bertanya-tanya, orang-orang Solo panen cabai sendiri di depan rumah mereka atau gimana sih bisa mantap gini soal per-cabai-an? Ada juga beberapa warung makan yang menyajikan cabai rawit hijau tua di atas meja makan yang bisa diambil kapan pun, apalagi cabainya nggak dicampur acar. Biasanya kan kalau sudah tercampur acar, jumlahnya sedikit pula.

#3 Es teh dibungkus kok malah tambah banyak?

Teh Solo sangat khas, dan biasanya yang khas-khas begini harganya ora umum. Saya cukup merasakan culture shock ketika memesan es teh saat kulineran di Kota Solo. Pasalnya, es teh yang saya bungkus buat diminum di hotel porsinya nggak ngadi-ngadi alias jumbo, Rek! Selain itu, rasa tehnya tetap khas, ada pahit-pahitnya gitu dan rasa manisnya nggak hilang.  

Dari beberapa culture shock yang saya rasakan saat kulineran di Kota Solo tersebut, saya mengambil kesimpulan kalau orang-orang di kota ini ramahnya nggak karuan. Mereka seolah nggak perhitungan ketika berjualan. Cabai yang kemarin-kemarin dianggap mahal sampai porsinya dikurangi di beberapa warung makan, eh malah disajikan secara terang-terangan di meja makan oleh para penjual makanan di Solo. Dua kata dari saya buat warga Solo yang berbisnis kulineran: sampean sangar~

Penulis: Anisah Meidayanti
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Kuliner Khas Solo yang Terancam Punah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Agustus 2022 oleh

Tags: culture shockKota Solokulineranorang Surabaya
Anisah Meidayanti

Anisah Meidayanti

Sering dianggap perempuan setengah lelaki. Mari bersama menikmati nasi bebek goreng saat malam hari.

ArtikelTerkait

Culture Shock Saat di Malaysia: Motor Boleh Masuk Tol, dan Warga Lokalnya Suka Banget Pakai Jersey

Culture Shock Saat di Malaysia: Motor Boleh Masuk Tol, dan Warga Lokalnya Suka Banget Pakai Jersey

10 September 2024
Solo, Tempatnya Driver Ojol Ramah dan Sopan yang Susah Ditemui di Jakarta

Solo, Tempatnya Driver Ojol Ramah dan Sopan yang Susah Ditemui di Jakarta

2 Mei 2024
Ironi Taman Sekartaji, Taman Indah di Tengah Kota Solo yang Kini Terbengkalai

Ironi Taman Sekartaji, Taman Indah di Tengah Kota Solo yang Kini Terbengkalai

27 November 2024
Solo Kota yang Nyaman Banget, tapi Punya 3 Pekerjaan Rumah (Unsplash)

Keruwetan yang Mengintai di Balik Revitalisasi Kota Solo

19 Juli 2023
Perbedaan Sapu Jawa dan Sapu Sumatra: Bikin Culture Shock Pengguna

Perbedaan Sapu Jawa dan Sapu Sumatra: Bikin Culture Shock Pengguna

28 Februari 2024
Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Barabai Kalimantan Selatan: Nggak Ada Indomaret di Barabai

Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Barabai Kalimantan Selatan: Nggak Ada Indomaret di Barabai

9 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.