Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

4 Alasan Pemerintah Getol Banget Bikin Aplikasi

Ahmad Arief Widodo oleh Ahmad Arief Widodo
13 Juli 2022
A A
Logika Pemerintah 4.0: Bikin Aplikasi Banyak, tapi Nggak Terawat

Logika Pemerintah 4.0: Bikin Aplikasi Banyak, tapi Nggak Terawat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Aplikasi pemerintah yang terlalu banyak itu menimbulkan satu pertanyaan: dulu waktu mau bikin, alasannya apa?

Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengeluhkan jumlah aplikasi yang dimiliki pemerintah terlalu banyak. Menurut Sri Mulyani, pemerintah bahkan memiliki lebih dari 24 ribu aplikasi, mulai dari milik instansi pemerintah pusat sampai daerah. Pernyataan ini disampaikan oleh beliau beberapa waktu lalu dalam Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) yang diselenggarakan di pulau Bali.

Saya cukup memahami kegusaran dari Bu Menkeu tersebut. Udah ngabisin anggaran banyak, tapi nggak berfungsi dengan baik. Udah gitu, bikin aplikasi terus. Siapa yang nggak ngamuk coba?

Kita pasti bertanya-tanya, apa sih yang sebenarnya dipikirkan oleh banyak instansi ketika bikin aplikasi pemerintah? Saya mencoba menerka apa alasan mereka. Dan inilah yang saya temukan.

 #1 Supaya dibilang inovatif

Pemerintah Indonesia tuh sering banget dikritik oleh netizen karena kurang inovatif, bahkan sampai dibanding-bandingkan dengan negara lain. Mungkin, kritik tersebut dilontarkan agar pemerintah dianggap cakap untuk melayani masyarakat dan inovatif. Maka, aplikasi pemerintah dibuat guna membantu kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat.

Nahas, bukannya jadi inovatif, yang ada malah jadi makin nggak keruan. Saya pikir harusnya pemerintah nggak usah dipaksa inovatif. Belum tentu sumber dayanya paham soalnya. Aplikasi itu contohnya. Bikin doang, terus udah.

#2 Beda pimpinan, beda kebijakan

Pimpinan dari suatu kementerian/lembaga, hampir pasti merupakan jabatan politis. Bisa saja yang ditunjuk oleh Presiden adalah politisi, akademisi atau seorang profesional di bidangnya. Ya kita nggak pernah tau proses pemilihannya seperti apa, yang pasti itu semua merupakan hak prerogratif dari Presiden.

Masalahnya adalah, tiap ganti pemimpin, ganti pula kebijakannya. Bukannya mengevaluasi serta meneruskan program yang sudah settle, malah diganti dari dasar. Aplikasi pemerintah yang ada itulah buktinya: ganti penguasa, bikin baru. Begitu aja terus sampai ladang gandum terkena ledakan meteor coklat.

Baca Juga:

Pengalaman Saya Bikin Akta Kematian Tanpa Calo: (Dibikin) Ribet, Capek, dan Menyebalkan!

6 Tips Menyiasati Biaya Pernikahan agar Budget Tidak Membengkak dan Menumpuk Utang

#3 Penyerapan anggaran

Kalian masih inget nggak Pak Presiden itu kerap marah kalau penyerapan anggaran instansi pemerintah itu lambat? Sebab dengan adanya belanja pemerintah bisa memutar roda perekonomian terutama yang ada di beberapa daerah. Apalagi semenjak Covid-19 melanda, makin gencar anjuran presiden untuk penyerapan anggaran.

Bisa jadi, tujuan dibikinnya aplikasi pemerintah agar penyerapan anggaran cepat tercapai. Meskipun perencanaan dan pelaksanaan aplikasi yang diadakan atau dibuat belum dipikir secara matang. Yang menyebabkan aplikasi yang secara teori bakal berguna, malah terbuang sia-sia.

Tapi, serius deh, nggak kepikiran cara lain untuk menyerap anggaran apa? Kan banyak banget opsinya.

#4 Aplikasi = solusi

Saya curiga, jangan-jangan, aplikasi pemerintah ini dianggap solusi dari semua permasalahan. Kalau iya, remhox. Ya soalnya nggak semua masalah atau pelayanan masyarakat harus berbasis aplikasi.

Misalnya masyarakat sulit mengurus dokumen administrasi kependudukan pada weekday karena alasan bekerja. Kan bisa buka kantor pelayanan dokumen administrasi pada akhir pekan saat banyak orang libur. Atau dengan membuka posko pelayanan administrasi di dekat kawasan perkantoran agar masyarakat lebih dekat dan lebih mudah mengakses kepentingannya dalam hal pemerintahan.

Gampang? Emang gampang, tapi mau dieksekusi nggak? Itu pertanyaannya.

Sebenarnya, solusi dari banyak masalah yang ada itu nggak harus bikin aplikasi pemerintah. Pelayanannya dibikin lebih satset kek, lebih serius kek, jalur administrasinya dipotong kek, kan bisa. Nggak harus aplikasi kan?

Lagian, aplikasi itu yang penting dirawat. Harus ada tim sendiri, atau kerjasama dengan third party(es) yang selalu memantau jalannya aplikasi. Masak dibikin doang terus dilepas? Aneh.

Itulah empat alasan yang mungkin dipikirkan saat instansi memutuskan bikin aplikasi pemerintah. Ini cuman kemungkinan lho. Kalau beneran, ya saya nggak tau.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Beli Pertalite Pakai Aplikasi: Kalau Bisa Dibikin Ribet, Kenapa Tidak?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Juli 2022 oleh

Tags: administrasianggaranaplikasi pemerintahefektif
Ahmad Arief Widodo

Ahmad Arief Widodo

Stand like a hero and die bravely.

ArtikelTerkait

Guru Merdeka Belajar Itu Hanya Ilusi, Nyatanya Hingga Kini Masih Berkawan Karib dengan Segunung Administrasi

Guru Merdeka Belajar Itu Hanya Ilusi, Nyatanya Hingga Kini Masih Berkawan Karib dengan Segunung Administrasi

4 Desember 2023
22 Istilah Penting yang Perlu Diketahui Staff Admin Supaya Kerjanya Sat-Set Mojok.co

22 Istilah yang Perlu Diketahui Staff Admin supaya Kerjanya Sat-Set

30 Oktober 2023
Jalan Adirasa, Petaka bagi Pengendara di Sumenep bupati sumenep

Dear Bupati Sumenep, Coba Dipikir-pikir Lagi deh, Pak, Penting Mana, Gedung Baru DPRD atau Perbaiki Jalan Rusak?

8 September 2023
Mempertanyakan Kantor Pemerintahan yang Tidak Buka di Akhir Pekan, padahal Banyak yang Butuh Mojok.co

Kantor Pemerintahan Seharusnya Buka di Akhir Pekan, Banyak Warga yang Butuh!

5 Desember 2023
5 Proyek Pemerintah yang Boros Anggaran Terminal Mojok

5 Proyek Pemerintah yang Boros Anggaran

31 Januari 2023
Jika PNS Ikut Berperang, Ini yang Bakal Terjadi Terminal Mojok.co

Jika PNS Ikut Berperang, Ini yang Bakal Terjadi

10 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Orang Jakarta Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Tidak Cocok untuk Kalian Mojok.co

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

11 Desember 2025
Jalan Panggung, Sisi Lain Surabaya yang Tidak Pernah Saya Duga Mojok.co

Jalan Panggung, Sisi Lain Surabaya yang Tidak Pernah Saya Duga

9 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Lontong Kupang Tidak Cocok untuk Lidah Saya yang Terlampau Agraris

Lontong Kupang Tidak Cocok untuk Lidah Saya yang Terlampau Agraris

10 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.