Jurusan favorit anak SMK zaman sekarang kira-kira apa, ya?
Sebagai mantan anak SMA yang sekarang mengajar di SMK, saya suka iri dengan anak-anak SMK. Masa sekolah mereka kok sepertinya menyenangkan sekali, ya? Apalagi kalau melihat anak-anak SMK ini lagi praktik sesuai jurusan mereka. Seru banget! Ada yang pegang kamera (siswa Multimedia), bongkar-bongkar motor (siswa Otomotif), nimbang racikan obat (siswa Farmasi), dsb. Seketika saya jadi ingat masa-masa SMA saya yang 3 tahun sekolah diisi dengan buka tutup buku doang.
Begitulah. SMA dan SMK memang berbeda. Di SMA, siswa lebih banyak belajar teori sebagai bekal untuk mempersiapkan diri ke perguruan tinggi. Sementara di SMK, selain belajar teori, siswa juga dibekali keterampilan sesuai dengan jurusan yang diambil. Nah, soal jurusan di SMK ini, ternyata ada perbedaannya lho antara jurusan favorit di SMK pada zaman dulu dan sekarang.
Zaman dulu
Dulu, waktu saya masih kecil, nggak ada yang namanya SMK, adanya Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Menengah Keterampilan Keluarga (SMKK), Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA), dan Sekolah Teknik Mesin (STM). Barulah ketika Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/0/1997 turun, namanya sekolah kejuruan tersebut diseragamkan menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Ketika namanya sudah sudah jadi SMK, jurusan yang paling nge-hits dan jadi favorit banyak lulusan SMP adalah yang berbau teknik. Sebut saja Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Otomotif, Teknik Perkapalan, dll. Wajar, sih. Pada masa itu, lulusan SMK—apalagi teknik—prospek kerjanya cerah. Para lulusannya bisa mengambil banyak peranan di dunia industri, sekalipun hanya bermodal ijazah SMK.
Selain jurusan dengan embel-embel “Teknik”, jurusan yang satu rumpun dengan perekonomian juga laris manis. Misalnya jurusan Akuntansi, Bisnis dan Pemasaran, Manajemen Perkantoran, dkk. Setali tiga uang dengan jurusan Teknik, jurusan Ekonomi juga banyak diminati karena peluang lapangan kerjanya yang luas. Saat itu, lulusan SMK jurusan Ekonomi nggak cuma mentok jadi kasir Indomaret, tapi bisa ambil peranan yang jauh lebih besar di dunia industri.
Zaman sekarang
Bagaimana dengan saat ini?
Sepengamatan saya, SMK dengan jurusan yang diawali kata “Teknik” masih jadi idola. Nggak usah jauh-jauh ambil contoh. Di sekolah tempat saya bekerja saja, jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM)-nya nggak pernah sepi saat penerimaan siswa baru seperti sekarang ini. Dan sejak jurusan ini dibuka pada tahun 2012 lalu, TBSM selalu jadi jurusan penyumbang siswa terbanyak dibanding 5 jurusan lainnya. Daebak!
Faktor peluang kerja yang relatif terbuka lebar masih jadi alasan utama kenapa jurusan Teknik nggak pernah sepi peminat. Banyak lho industri yang membutuhkan tenaga kerja lulusan SMK, utamanya dari jurusan Teknik, untuk mengisi posisi operator produksi di perusahaan mereka. Selain itu, kesempatan untuk buka usaha sendiri—tentunya kalau punya modal—juga jadi pemacu siswa SMP berbondong-bondong mendaftar di jurusan yang ada embel-embel “Teknik”-nya.
Termasuk, yang lagi beneran nge-hits beberapa tahun terakhir ini adalah jurusan Multimedia. FYI, jurusan Mutimedia ini meskipun nggak ada embel-embel “Teknik”-nya, dia termasuk ke dalam rumpun bidang keahlian Teknik Komputer dan Informatika, ya, Gaes. Jadi, di ijazah siswa Multimedia nantinya akan tertulis “Teknik Komputer dan Informatika” di bagian program studi keahlian dan “Multimedia” di bagian kompetensi keahlian.
Apakah larisnya jurusan Multimedia di SMK ini ada kaitannya dengan perkembangan media sosial yang semakin signifikan?
Bisa jadi.
Lantas, bagaimana dengan jurusan di SMK yang ada di rumpun ekonomi? Masihkah jadi primadona?
Nah, sebetulnya, beberapa jurusan yang ada di rumpun ekonomi masih jadi favorit. Namun, prospek kerjanya sudah nggak seperti dulu lagi. Kalau nggak percaya, coba saja lihat di iklan lowongan kerja. Industri lebih banyak mencari lulusan D3 bahkan S1 untuk posisi yang linier dengan keahlian siswa SMK jurusan Ekonomi.
Ah, kalau sudah begini, jadi ingat plesetan jargon SMK. Katanya: SMK Bisa!
Bisa apa?
Gitu kali ya maksudnya? Hiks.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Lulusan SMK Punya Keunggulan di Mata HRD, Jangan Minder sama Fresh Graduate.