Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Hemat Pangkal Kaya, Rajin Pangkal Pandai, Masa sih?

Ilham Taufiq oleh Ilham Taufiq
26 Juni 2022
A A
Hemat Pangkal Kaya, Rajin Pangkal Pandai, Masa sih?

Hemat Pangkal Kaya, Rajin Pangkal Pandai, Masa sih? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya yakin semua orang Indonesia pernah dengar peribahasa “hemat pangkal kaya”, terutama saat kita masih bocil-bocil yang doyan jajan di warung. Kadang di sekolah dasar pun tertempel dan tergantung plang-plang kecil yang tertulis kalimat-kalimat sejenis. Bahkan, di buku tulis pun tertulis seperti itu.

Saat masih kecil, kalimat itu jadi pedoman hidup saya, didukung oleh propaganda ciamik para guru dan orang tua yang terus berulang di telinga. Tapi ternyata, semakin dewasa semakin saya sadar kalau peribahasa “hemat pangkal kaya” ini nggak bener-bener amat, khususnya bagi kaum yang uang bulanannya habis oleh kebutuhan hidup.

Orang yang punya penghasilan di atas rata-rata atau punya orang tua yang berada mungkin nggak setuju dengan tulisan ini. Lha orang duitnya saja lebih dari kebutuhan, ya otomatis bisa ditabung dan kaya, apalagi bagi kaum yang punya deposito dengan bunga bombastis. Selamat, Anda termasuk orang yang sangat beruntung. Tapi maaf, tulisan ini target pasarnya bukan Anda, hehehe.

Buat orang yang penghasilannya pas-pasan, jangankan menabung, kebutuhan sehari-hari pun kadang nggak cukup. Bisa sih hemat dan menabung, tapi dengan risiko makan cukup dengan satu telor ceplok saja. Kenyang nggak kenyang, yang penting makan. Kalau mau kenyang, bikin porsi nasi yang lebih banyak meski dilawan dengan hanya satu telor ceplok. Walau tidak seimbang, yang penting asam lambung tak berontak sampai ke permukaan otak.

Ya, uang yang ditabung pun kadang nggak berakhir sesuai dengan harapan awal, karena serangan kebutuhan mendadak yang sama sekali nggak bisa ditunda. Contohnya kebutuhan-kebutuhan kuliah, iuran, saudara atau teman yang sukses membuat kita meminjamkan uang dengan muka memelasnya, maupun tagihan pinjol atau kosipa. Akhirnya, niat hemat dan menabung untuk jadi kaya terpaksa game over dan di-reset ke titik 0 lagi.

Istilahnya, mereka rela menderita agar bisa menabung, hanya untuk menderita lagi ketika tabungannya cukup.

Dengan dompet yang berdarah-darah, akhirnya kita bisa hemat dan menabung mencapai target yang diinginkan. Tapi, apakah kita sudah kaya? Nope, masih belum. Kerja kerasmu menabung ratusan purnama tetap tak dapat mengalahkan keberuntungan Rafathar dengan gelimang hartanya. Hahaha.

Akhirnya saya sadar, mau seberapa radikal pun kau menghemat, sampai nasi dan kopi kau mengemis pada kawan, variabel keberuntungan tetap jadi satu faktor paling dominan dalam meraih kekayaan. Maka, lewat tulisan ini saya deklarasikan, bahwa hemat itu bukan pangkal kaya, teman.

Baca Juga:

5 Cara Mahasiswa Berhemat di Jogja, Kota Pelajar yang Katanya Serba Terjangkau, padahal Tidak

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Ada lagi peribahasa familiar yang berbunyi “rajin pangkal pandai”. Sebetulnya, kadar penolakan saya terhadap peribahasa yang satu ini lebih rendah daripada “hemat pangkal kaya”, karena faktor keberuntungan tak berperan begitu signifikan. Meskipun demikian, tak berarti faktor itu tak berperan sama sekali. Keberuntungan tetap ada walaupun jadi faktor yang paling terakhir disebut, karena orang-orang ingin terlihat dominan sendiri. You know lah, macam orang-orang yang suka pamer kerja keras dan kekayaan tanpa menyebut peran dan relasi orang tua.

Tapi, saya masih percaya, dengan rajin dan disiplin latihan seseorang bisa mahir dalam suatu keterampilan, walaupun kadang masih kalah saing sama orang yang berbakat. Orang yang buta nada, dengan latihan yang intens, bisa saja jadi mahir menyanyi, meski kalau daftar Indonesian Idol akan kalah oleh mereka yang punya orang dalam. Ups, maksudnya mereka yang berbakat bernyanyi.

Kalau memang dari lahir nggak punya bakat dalam bidang tertentu, mau latihan sekeras apa pun, tetap sulit menyaingi mereka yang punya bakat. Simpelnya, mungkin karena bidang tertentu yang kita tak punya bakat di dalamnya adalah bidang yang tak kita minati, sehingga mau didalami pun udah nggak ada semangat.

Kesimpulannya, saya cukup setuju dengan peribahasa “rajin pangkal pandai”, asal tetap fokus pada bidang yang kita nikmati. Takutnya, nanti nyesel di akhir, macam kakak-kakak tingkatmu yang udah semester tua tapi bilang salah jurusan, hehehe.

Penulis: Ilham Taufiq
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Klaten, Kota Indah yang (Sialnya) Terjepit Jogja dan Solo

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2022 oleh

Tags: HematKayapandairajin
Ilham Taufiq

Ilham Taufiq

Aku hobi nyanyi. Nga percaya? Tengok dulu ig @ilhamtauf

ArtikelTerkait

Salahkah Menulis demi Uang? kaya

Salahkah Berharap Bisa Kaya dari Karya?

29 Maret 2023
Usulan Pak Muhadjir Effendy Soal Nikah Antartingkat Ekonomi Memang Kompor Gas!

Usulan Pak Muhadjir Effendy Soal Nikah Antartingkat Ekonomi Memang Kompor Gas!

21 Februari 2020
Kerja Keras Mungkin Nggak Bikin Kaya, tapi Proses Nggak Mengkhianati Hasil, Mbak! Terminal mojok

Kerja Keras Mungkin Nggak Bikin Kaya, tapi Proses Nggak Mengkhianati Hasil, Mbak!

27 Februari 2021
Nggak kayak Karyawan SCBD, 5 Alasan PNS Nggak Perlu Bikin Video Flexing Kantor Terminal Mojok.co

PNS Kaya Nggak Melulu karena Korupsi, Ini 5 Alasan PNS Bisa Kaya

26 November 2022
Subsidi Silang Dunia Pendidikan: Niat Baik yang Berakhir Begitu Buruk

Subsidi Silang Dunia Pendidikan: Niat Baik yang Berakhir Begitu Buruk

12 Januari 2023
pembaruan update iphone fitur baru ios 14 mojok.co

4 Karakter Orang yang Nggak Cocok Pakai iPhone

13 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.