Kenapa ya pekerja Cikarang jarang bikin konten tentang pekerjaan mereka?
Beberapa waktu yang lalu jagat twitter diramaikan dengan video konten seorang karyawati salah satu e-commerce besar di Indonesia yang identik dengan warna oren. Dalam video yang berdurasi cukup pendek tersebut, sang karyawati sudah dapat menjelaskan banyak hal menyenangkan bekerja di sana. Apalagi lokasi kantornya terletak di SCBD, yang katanya adalah surga para pekerja kantoran dan dapat dibanggakan ketika di tongkrongan.
Yang namanya Twitter, kalau ada konten nyerempet flexing, pasti reaksinya n666eri. Banyak yang bilang bahwa kebutuhan pekerja bukanlah seperti itu. serta, banyak yang bawa-bawa Cikarang dan tentu saja g a j i n y a.
Setiap ada keributan di Twitter dan bawa-bawa nama Cikarang, saya merasa terpanggil. Maklum, saya ini Cikarang pure blood, lahir dan besar di kota ini. Gara-gara video tersebut, ada pertanyaan random muncul di kepala saya, kenapa nggak ada video serupa dari pekerja Cikarang ya?
Kalau kalian kebetulan kepikiran hal yang sama, saya mencoba cari tahu alasan pekerja Cikarang nggak flexing kerjaan mereka, meski penghasilan mereka uwaw sekali.
#1 Nggak boleh dikontenin
Ada dua aturan umum yang terdapat di perusahaan daerah Cikarang, yaitu tidak boleh membawa ponsel selama bekerja dan atau tidak boleh merekam atau memotret proses pembuatan suatu produk perusahaan. Ini wajar sih, sebab kebanyakan perusahaan di kota tersebut kan pabrik ya. Jadi, smartphone bisa bikin kita teralihkan perhatiannya. Juga, ada rahasia perusahaan yang harus dijaga.
#2 Susah dikontenin
Kenapa pekerja di SCBD sering banget bikin konten? Sebab, S dari SCBD itu adalah singkatan dari story. Bercanda. Nggak lucu? Biarin.
Tapi, serius, SCBD itu emang konten-able. Bukan berarti Cikarang nggak konten-able ya, tapi, ayolah, apa sih yang mau dikontenin. Tetep kalah sama yang lain.
#3 Nggak sempat bikin konten
Saya nggak bilang orang SCBD kelewat selo ya, tapi emang saya akui, pekerja sana tuh bisa bikin konten kerjaan dari pagi sampe kelar kerjaan. Mungkin kerjaan mereka lebih santai, dan itu biasa, nggak ada salahnya. Kan banyak tuh pekerjaan yang santai, kadang nggak keliatan kerjanya, mentereng, serta digaji gede.
Lhaaa kalau pekerja Cikarang, nggak kayak gitu. Pagi sampe kantor, mereka ya cus kerja. Bisa dibilang pekerjaannya nggak sesantai yang lain. Ya wajar sih, gajinya gede.
#4 Nggak butuh validasi
Terkadang, orang kerja ya kerja aja. Yang dicari ya gaji, bukan validasi. Hal ini nggak salah. Bukan mereka nggak bangga sama kerjaannya, melainkan ya ngapain gitu dibikin konten. Kerja ya kerja aja.
#5 Outfit yang dipakai seragam
Mungkin, mungkin lho, ada yang nggak bikin konten karena alasan ini. Ada orang yang bikin konten khusus buat OOTD doang. Kalau mereka kerja, ya nggak bikin konten, soalnya tempat kerja mereka kan pakai seragam. OOTD apaan kalau seragam.
#6 Slip gaji adalah validasi terbaik
Ini mirip dengan poin nomor empat. Kadang, mereka nggak butuh bikin konten sebab ya slip gaji speaks for itself. Nggak perlu kontenin kantor, seragam, meja kerja, suasana kerja. Kasih aja slip gaji, kelar. Status sosial naik sendiri. Kalaupun nggak dianggep, nanti keliatan kok mana yang berduit mana yang nggak.
Itulah beberapa kemungkinan kenapa pekerja Cikarang jarang flexing atau bikin konten kerjaan. Memang, sebaik-baiknya manusia adalah yang tidak pamer. Sebab, pamer itu dosa.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 7 Alasan Kamu Sebaiknya Terima Kerjaan di Cikarang, Bukan di SCBD