Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Malioboro Hari Ini: Tetap Ramai, tapi Jadi Semrawut karena Skuter

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
20 Maret 2022
A A
Malioboro Hari Ini: Tetap Ramai, tapi Jadi Semrawut karena Skuter

Malioboro Hari Ini: Tetap Ramai, tapi Jadi Semrawut karena Skuter (Agto Nugroho via Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai perantau yang sebentar lagi akan meninggalkan Jogja, saya mengisi beberapa hari terakhir dengan singgah di tempat-tempat ikonik, seperti Malioboro. Iya, tempat yang pertama-tama dikunjungi hampir semua perantau yang pergi ke Jogja.

Kemarin saya sengaja mengunjunginya ketika malam hari, di mana Malioboro sudah “membuka mata” dan memulai aktivitas dengan trengginas.

Andong (Farhan Abas via Unsplash.com)

Jujur, awalnya saya cukup kaget dengan kebijakan pemindahan PKL yang menjadi “ruh” bagi Malioboro. Dalam hati kecil, saya membayangkan kalau tempat ini akan mulai sepi, ditinggalkan, dan kehilangan sisi magis dengan perlahan.

Tapi, nyatanya itu tidak terjadi. Kekhawatiran tersebut ternyata hanya ketakutan semu akan sebuah perubahan. Saya menyaksikan sendiri Malioboro yang tetap saja ramai dengan pengunjung yang melakukan aktivitas jual-beli, maupun sekadar menghabiskan malam dengan kesia-siaan.

Dugaan saya, ada beberapa hal yang membuat ini bisa terjadi. Pertama, kehendak tuhan. Untuk faktor ini, mari kesampingkan dulu. Faktor selanjutnya menurut saya adalah Malioboro masih “sakti”, sehingga pengunjung tetap berdatangan tanpa berpikir panjang.

Sangat perlu diakui kalau Malioboro sudah merasuk ke pikiran pendatang dan wisatawan. Sehingga tanpa sadar, mereka akan tetap mengunjungi tempat ini sesempat-sempatnya, seikhlas-ikhlasnya. Sebab, saya sendiri juga demikian. Entahlah, Malioboro memang punya daya tarik yang di luar penalaran.

Siang hari (Yasminnaff via Shutterstock.com)

Teman saya mengatakan kalau tujuan utama mengunjungi Malioboro adalah kepengin saja, bukan membeli sesuatu. Alhasil, kalaupun di Malioboro tidak ada penjual, teman saya tetap akan ke sana untuk duduk di tepi jalan sambil mengenang hal-hal yang menyenangkan yang pernah dialaminya di jalan ini.

Selain itu, ternyata PKL yang “dirapikan” hanya yang berada garis lurus jalan Malioboro dan jalan Margo Mulyo saja. PKL yang ada di sirip atau samping Malioboro seperti gang Dagen, dan beberapa gang lain ternyata masih melanjutkan aktivitas tanpa terpengaruh kebijakan tersebut.

Baca Juga:

Kesawan, Malioboro Medan yang Penuh Sejarah dan Bikin Jatuh Cinta

Salah Paham Terkait Jalan Malioboro Jogja yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang, bahkan oleh Orang Jogja Sendiri

Hal tersebut membuat pengunjung yang bertujuan mencari makan di sana tetap bisa mencapai tujuannya tanpa terkendala apa pun. Saya menduga hal ini membuat iri PKL yang terdampak. Eh, tapi ini sekadar dugaan lho ya, apakah hal tersebut yang benar-benar terjadi? Tentu yang paling paham adalah mereka sendiri.

Oh iya, ternyata “hilangnya” PKL membuat toko-toko yang ada di sana mulai tampak “terlihat” oleh khalayak. Dulu, toko-toko tersebut seakan hanya sebatas bayangan. Pengunjung hanya melihat dan berlalu begitu saja. Saya sendiri juga lebih suka membeli di PKL daripada toko tersebut, entah kenapa.

Namun sekarang berbeda, toko-toko di sana mulai menampakkan diri dan menjadi tujuan wisatawan untuk membeli oleh-oleh. Selain karena memang lokasinya yang strategis, harganya juga sama saja dengan PKL. Walhasil, mereka mulai memiliki peran aktif dalam “meramaikan” Malioboro.

***

Hukum alam memang begitu adanya. Kita tak pernah kehilangan apa pun. Beberapa hal yang pergi, nyatanya hanya digantikan oleh hal lain. Ini yang saya amati dalam kasus Malioboro. Meski demikian bukan berarti ini tanpa dampak negatif.

Malam hari (Jon Chica via Shutterstock.com)

Sejauh yang saya amati, kekosongan PKL tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa orang untuk menyewakan skuter. Iya, kendaraan ini entah kenapa tiba-tiba saja hadir dan menjamur di sana.

Sebenarnya saya nggak masalah sama skuter, tapi mbok ya buat rute sendiri gitu lho. Yang terjadi kan para pengendara skuter tersebut malah ada di trotoar, ini jelas berbahaya. Bukan hanya bagi pejalan kaki, tapi juga pengendara skuter tersebut. Iya, berbahaya sekali kalau sampai dijotos pejalan kaki karena terlalu serampangan.

Jika diamati, tidak jarang pengguna skuter ini malah melaju dari arah selatan ke utara. Dalam arti: melawan arus. Warbiyasah. Ini seakan-akan membuat tujuan pemindahan PKL agar jalan kembali menyenangkan bagi pedestrian menjadi sia-sia.

Begini lho. Cari hiburan itu sah-sah saja. Skuter ini, sah-sah saja ada di Malioboro. Tapi, mbok ya sama-sama ngerti. Kalau nggak bisa menertibkan penyewa, atau memang bodo amat sama polah mereka, mending pikir-pikir lagi. Soalnya, yang rugi banyak. Malah jadi makin semrawut gara-gara kehadiran skuter tersebut. Coba kalau ada kecelakaan gara-gara skuter, yang rugi siapa? Banyak!

Yah, apa pun itu, sebagai orang yang tidak ber-KTP Jogja, saya hanya bisa menyampaikan fakta di lapangan saja, mau usul begini-begitu kok nggak enak. Lha wong warga Jogja saja jarang didengarkan, apalagi saya. Xixixi kabuurrr.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Maret 2022 oleh

Tags: MalioboroPKLsemrawutskuter
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

Bakso Kabut Jember, Kuliner Lezat dan Unik yang Kalah Saing dengan Bakso-bakso Lain Mojok.co

Bakso Kabut Jember, Kuliner Lezat dan Unik yang Kalah Saing dengan Bakso-bakso Lain

19 Januari 2024
4 Alasan Julukan Maliogoro untuk Jalan MH Thamrin Bojonegoro Kurang Tepat

Dear Bojonegoro, Kamu Nggak Harus Ikutan Bikin Malioboro Baru kok

14 Januari 2023
Salah Kaprah Anggapan Jogja Serbamurah. Tabok Saja kalau Ada yang Protes! terminal mojok.co

Jogja: Saya Cemburu Padamu

3 Agustus 2019
Moro Soetta, Malioboro Kebumen yang Layak Diapresiasi

Moro Soetta, Malioboro Kebumen yang Layak Diapresiasi

1 Oktober 2025
Terima Kasih Umbu Landu Paranggi Telah Membuat Malioboro Romantis terminal mojok.co

Terima Kasih Umbu Landu Paranggi Telah Membuat Malioboro Romantis

7 April 2021
Wajah Baru Malioboro: Dari Umpatan Rakyat Sampai Mimpi Kota Warisan Budaya terminal mojok.co

Wajah Baru Malioboro: Dari Umpatan Rakyat Sampai Mimpi Kota Warisan Budaya

18 November 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.