Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Diganggu Suara Gaib Saat Bernyanyi di Kamar Mandi

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
11 Oktober 2019
A A
suara

suara

Share on FacebookShare on Twitter

Selain sebagai tempat untuk membersihkan diri, seringkali kamar mandi menjadi tempat terbaik dalam berkontemplasi bagi seseorang. Pasalnya—entah kenapa—beberapa ide yang tidak terpikirkan sebelumnya tiba-tiba dan seringkali muncul saat berada di kamar mandi tanpa harus berpikir keras. Tanpa adanya paksaan berpikir, bahkan cenderung mengalir begitu saja.

Selain itu, rasanya sudah menjadi hal yang biasa seseorang menjadikan kamar mandi sebagai tempat untuk menuangkan bakat terpencar terpendamnya dalam bernyanyi. Mau dirasa suaranya bagus atau tidak, pitch controlnya tepat atau tidak, itu urusan belakangan. Terpenting, pede yang diutamakan. Apalagi hanya bernyanyi di kamar mandi. Tentu tidak akan sampai mendapat interupsi dari para juri sekelas Mas Anang Hermansyah atau Agnez Mo.

Saya adalah salah satu orang yang seringkali bernyanyi di kamar mandi—khususnya pada saat mandi. Lha gimana, bagi saya yang buta nada dalam bernyanyi dan seringkali fals, suara saya terdengar sedikit merdu saat di kamar mandi. Ya, meskipun hanya sedikit tapi bisa menghibur diri, lah. Sebab, berharap dihibur oleh orang lain terkadang sulit. Jadi, menciptakan hiburan bagi diri sendiri merupakan suatu pilihan.

Meskipun kebiasaan saya dalam bernyanyi tidak mungkin pernah diinterupsi dan diberi penilaian oleh Mas Anang, namun Ibu seringkali memberi wejangan agar sebaiknya tidak bernyanyi di kamar mandi. Pasalnya, usut punya usut, menurut Ibu hal itu termasuk pamali—istilah yang digunakan untuk sesuatu yang dilarang berdasarkan kepercayaan orang terdahulu. Kabarnya, jika sedang apes, bisa-bisa ada “suara lain” yang mengikuti.

Saya pikir, namanya juga kepercayaan, dipercaya atau tidaknya ya bergantung pada pemikiran seseorang. Apalagi itu merupakan kepercayaan orang dulu, bisa dikategorikan sebagai mitos juga, lah. Awalnya pikir saya sih begitu. Sampai akhirnya, ada suatu kejadian menyebalkan yang menimpa saya pada saat mandi di malam hari.

Kala itu, saya memang sedang pulang sedikit malam dari kampus, karena ada beberapa kegiatan yang harus saya ikuti. Tercatat saya tiba di rumah sekira pukul 22.00. Saya hampir selalu mandi setelah bepergian dari luar, tujuannya sih untuk membersihkan diri, karena seringkali tidak betah jika tidur dalam kondisi badan yang lengket karena keringat menempel. Dan seperti biasa, ketika mandi ya sambil bernyanyi.

Malam itu gerimis, semua lampu di rumah sudah dimatikan karena Ibu dan Bapak sudah tidur. Saya mulai masuk ke kamar mandi dan bersiap pada guyuran pertama menggunakan gayung yang tersedia. Lagu yang saya nyanyikan sewaktu mandi terbilang random, bahkan tak jarang hanya menirukan nadanya saja.

Sambil keramas—menggosokan sampo ke area rambut—saya menyanyikan lagu Peterpan-Mungkin Nanti, memasuki reff mulai terdengar suara tawa anak kecil seakan berada di sekeliling saya. Saya hentikan sejenak aktivitas bershampoo untuk memastikan. Suara anak kecil sudah tidak, namun bulu kuduk berdiri bersamaan dengan hilangnya suara tersebut. Sudahlah sedang gerimis, ditambah ada suara ghaib terdengar. Bukan suatu hal yang mengherankan jika saya mulai merasa takut.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Cerita Horor Blok M Buatan Kawan Saya Bikin Saya Yakin Semua Urban Legend Adalah Karangan

Mau tidak mau, saya tetap melanjutkan mandi. Dalam keasikan saya ketika bernyanyi, ada suara—yang entah dari mana asalnya—lain terdengar. Kali ini, persis di sebelah telinga saya ada yang berbisik, “papa.. papa..”. Seketika saya langsung terbelalak. Lha, gimana, kala itu saya masih kuliah dan belum memiliki anak, kok sudah ada yang memanggil “papa”. Rasanya ingin segera menyelesaikan mandi tapi ya masih pakai sabun dan belum dibilas.

Kemudian, menyelesaikan mandi secara efisien menjadi pilihan utama. Untuk sementara, nggak perlu lah menyanyikan satu lagi dari intro hingga selesai. Yang penting jangan sampai sosok lain malah muncul di kamar mandi. Kan, ngeri.

Saya pikir, godaan dari makhluk tak kasat mata sudah selesai. Nyatanya, ketika saya sedang mengeringkan anggota badan dengan handuk, malah ada lanjutan suara tangisan yang kemungkinan besar berasal dari mba kuntilanak yang membuat saya secara otomatis langsung lari keluar dari kamar mandi.

Setibanya di kamar dan sudah memakai baju tidur, saya langsung rebahan sambil mengenakan selimut. Dari balik selimut saya merasa ketakutan dan rasanya tidak ingin lagi bernyanyi di kamar mandi—apalagi pada malam hari. Ketakutan pun bertambah ketika saya mengingat salah satu adegan di film Pocong 2, ketika Risty Tagor tidur, guling yang ada di sebelahnya berubah menjadi pocong. Kualitas istirahat saya pada malam itu pun seketika berkurang karena merasa panas-dingin. (*)

BACA JUGA Sosok Tak Kasat Mata yang Menyukai Temanku dan Selalu Mengikuti Selama Satu Minggu atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 Oktober 2019 oleh

Tags: bernyanyicerita hororCurhatKamar Mandikisah hantusaura gaib
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

divisi perlengkapan

Panitia Kegiatan yang Paling Capek itu Divisi Perlengkapan

19 Agustus 2019
pejuang 3,5 tahun

Tidak Perlu Menjatuhkan Mimpi Para Mahasiswa Pejuang 3,5 Tahun

27 Agustus 2019
bau badan

Kenapa Sih Orang yang Bau Badan Nggak Sadar dengan Bau Badannya Sendiri?

10 Agustus 2019
lesung pipi

Lesung Pipi dan Kisah di Baliknya

6 September 2019
modus pdkt

Modus PDKT Ala Senior Kampus yang Harus Diperhatikan Mahasiswa Baru Ketika Ospek

15 Agustus 2019
dulu saya

Sebuah Curhatan Mahasiswi : Perilaku yang Saya Benci Dulu Adalah Perilaku Saya Sekarang

11 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.