Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Ekonomi

Seni Bertahan Hidup dengan Listrik 450 Watt

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
22 Februari 2022
A A
Seni Bertahan Hidup dengan Listrik 450 Watt Terminal Mojok.co

Seni Bertahan Hidup dengan Listrik 450 Watt (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu yang dipelajari oleh murid-murid Hogwarts adalah seluk-beluk muggle, yakni manusia yang tidak punya darah sihir. Dalam novel Harry Potter seri ketiga, diceritakan ada kajian tentang alasan muggle yang membutuhkan listrik dalam hidupnya. Hal ini tentu menarik bagi kaum yang bisa tetap hidup dengan mengayunkan tongkat dan merapal mantra.

Selagi kita tak pernah punya privilese untuk bersekolah di Hogwarts seperti Harmonie, mau tak mau PLN jadi separuh jiwa kita. Dalam hal penggunaan listrik, kita para muggle juga punya kasta. Ada yang sebulan habis jutaan, padahal ia bukan tempat usaha. Namun, ada juga yang mendapat kompensasi keringanan dari pemerintah dan paling banter habis kurang dari 100 ribu. Sebut saja para pengguna listrik rumahan berkekuatan 450 watt. Kasta terendah pun paling nyeni.

Kenapa paling nyeni? Pasalnya, hidup di dalam rumah berkekuatan 450 watt, ada seninya tersendiri. Kondisi semacam ini tak bisa leluasa dan seenaknya. Ada batasan yang tak boleh dilanggar dan ini akibatnya fatal: njepret, njeglek, alias nggak kuat dan meteran listrik tiba-tiba ngambek.

Pertama, seni menahan diri. Tahu diri adalah sesuatu yang harus dilatih dengan saksama. Sudah tahu hanya punya kekuatan yang terbatas, jadi tak perlu membeli terlalu banyak alat elektronik. Tak perlu beli kompor listrik induksi karena dijamin nggak mungkin ngangkat. Sebaliknya, yang ada trafonya jebol. Lebih gila lagi kalau punya alat khusus untuk pengeringan baju, padahal pakai mesin cuci yang hobi goyang saja sudah bikin lampu merem melek. Gunakan saja pemberian Tuhan, matahari yang bersinar terang.

Memilih alat elektronik juga nggak boleh sembarangan. Kita bukan sultan yang punya ATM pribadi di rumah. Tak perlu kulkas dua pintu yang setinggi pemain basket NBA, cukup kulkas normal yang berdaya rendah. Palingan juga hanya untuk menyimpan telur, sisa boba yang nggak habis diminum, dan potongan jeruk nipis yang sayang kalau dibuang. Apalagi lampu, cukup yang LED dan tak perlu terlalu banyak lampu hias ala rumah Gibli.

Kedua, seni memahami momen. Kalau nggak paham sikon, bisa dipastikan semua pekerjaan akan berhenti di tengah jalan. Kalau sedang nonton televisi, nggak usah sok-sokan masak nasi pakai rice cooker. Kalau sedang mencuci baju dengan mesin, jangan berani-berani menyetrika baju. Apalagi tinggal dengan banyak orang, harus rajin mengecek kegiatan masing-masing penghuni rumah, sekalian menguatkan bonding dan rasa saling memiliki.

Intinya, sebelum memutuskan untuk menggunakan sebuah fasilitas elektronik di rumah, kamu harus mau memetakan kondisi, mengawasi sekitar, dan mengatur jadwal. Saya kira mengatur jadwal adalah pilihan yang paling baik.

Misalnya, subuh adalah waktu untuk rice cooker dan mengisi ulang daya gadget kita dulu. Baru kita menyetrika baju, itu juga kalau nggak memerlukan pompa air. Jika ada pompa air, alangkah lebih bijak diprioritaskan dahulu. Sekalian berlatih memilah priorotas dalam hidup.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

Ini semua demi kesehatan alat-alat elektronik kita juga. Kalau sering mati di tengah jalan, dikhawatirkan mereka gampang kagetan dan akhirnya rusak. Apalagi saat sedang mencolokkan charger, dijamin kemampuan baterai jadi cepat turun.

Ketiga, seni berkelit dengan cara pembayaran tagihan. Jika kini sudah ada yang namanya cashless, pakai mobile banking pun bisa, para pengguna listrik 450 watt biasanya masih menggunakan metode warisan dari orde baru. Mulai dari dititipkan ke perangkat desa, membayar ke kantor pos, hingga ditagih dan diberedel oleh petugas PLN-nya sendiri. Dan di situ seninya, penuh drama dan gotong royong. Biar lebih repot, nyatanya lebih murah.

Kiranya hidup yang singkat ini terlalu berharga jika dijalani tanpa rasa syukur. Dari pemapamaran di atas, banyak hal baik yang bisa didapat juga. Mau 450 watt ataupun 1 miliar watt, asal nggak nunggak, pasti asoy. Namun yang pasti, para pengguna listrik 450 watt adalah orang yang setia, penyabar, dan sudah tentu jago berhemat.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2022 oleh

Tags: 450 wattHematlistrikpilihan redaksi
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

6 Alasan Our Beloved Summer Wajib Kamu Tonton Terminal Mojok.co

6 Alasan Our Beloved Summer Wajib Kamu Tonton

6 Januari 2022
Tiara Uci Mengungkap 5 Penderitaan Tinggal di Surabaya

Tiara Uci Mengungkap 5 Penderitaan yang Dirasakan Selama Tinggal di Surabaya

8 April 2023
Keuntungan Tinggal di Seturan: Nggak Pusing Ngasih Rekomendasi Kuliner Dekat Rumah! (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Keuntungan Tinggal di Seturan: Nggak Pusing Ngasih Rekomendasi Kuliner Dekat Rumah!

10 Oktober 2022
5 Film Anime Underrated biar Kamu Nggak Tahu Your Name Aja terminal mojok.co

5 Film Anime Underrated biar Kamu Nggak Tahu Your Name Aja

28 September 2021
Konsep Kota Pensiun Adalah Bom Waktu dan Cuma Akal-akalan Pebisnis Properti

Konsep Kota Pensiun Adalah Bom Waktu dan Cuma Akal-akalan Pebisnis Properti

24 April 2025
Meski Punya Latar yang Mirip, Film Coco Lebih Terasa Nyelekit Dibanding Encanto Terminal Mojok.co

Meski Punya Latar yang Mirip, Film Coco Lebih Terasa Nyelekit Dibanding Encanto

29 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.