Mengabdi selama satu tahun di Kabupaten Maluku Barat Daya memberi saya kesempatan untuk mengenal bagian timur Indonesia yang luar biasa. Saat liburan semester berlangsung, saya nggak menggunakan kesempatan tersebut untuk pulang ke Pulau Jawa. Saya pikir, masa pengabdian itu hanya setahun dan tahun depan saya pasti akan pulang, lebih baik saya memanfaatkan waktu untuk mengunjungi daerah-daerah lain, salah satunya ibu kota Provinsi Maluku, Ambon manise.
Pertama kali saya sampai di Kota Ambon dengan menaiki kapal laut dari tempat tugas. Jaraknya sekitar 4 hari 5 malam. Namun, jika kalian dari Surabaya hendak berangkat ke Ambon, kalian bisa kok naik pesawat. Durasi penerbangannya sekitar 2 jam. Naik kapal laut juga bisa, tapi butuh waktu yang lebih lama.
Suasana Kota Ambon nggak jauh beda dari suasana kota-kota lain di Pulau Jawa. Tapi, yang khas di Ambon adalah angkot-angkotnya yang jalan dengan kecepatan tinggi. Blas nggak kalem sampai bikin penumpang semaput rasanya. Angkot-angkot itu juga memutar musik khas daerah timur dengan suara yang memekakkan telinga. Seru deh pokoknya.
Hal lain yang berbeda di sana adalah panggilan “nona” yang saya dapatkan. Di sana, orang-orang memanggil seorang gadis dengan panggilan “nona”, bukan “mbak” atau “nduk” kayak di Pulau Jawa. Sementara para pemudanya dipanggil dengan sebutan “nyong”, bukan “mas” atau “le”.
Nah, jika suatu hari nanti kalian punya kesempatan untuk datang ke Kota Ambon, saya punya beberapa rekomendasi tempat wisata yang wajib kalian kunjungi di sana. Pokoknya belum ke Ambon kalau belum datang ke tempat-tempat berikut ini, deh.
#1 Patung Christina Martha Tiahahu
Eman rasanya kalau sudah sampai Ambon tapi nggak tahu tempat-tempat bersejarah di sana. Patung Christina Martha Tiahahu adalah salah satu objek wisata sejarah di Kota Ambon. Letaknya di Karangpanjang, Kecamatan Sirimau. Jaraknya sekitar 3 kilometer dari pusat kota.
Lokasi patung yang berada di atas bukit bikin kalian bisa melihat pemandangan Kota Ambon yang sangat menarik dari ketinggian. Paling pas berkunjung ke sini saat senja hingga malam hari. Pasalnya kalian bakal menikmati pemandangan sunset dan lampu-lampu malam yang menawan.
#2 Patung Pattimura (Thomas Matulessy)
Lokasi Patung Pattimura dekat dengan Lapangan Mardika, tepatnya di dekat kantor gurbernur dan dinas pendidikan. Di bagian bawah patung terdapat relief yang menggambarkan perjuangan rakyat Maluku hingga akhir hayat Pattimura.
Kalian bisa berfoto di Lapangan Mardika di depan tulisan besar Ambon Manise yang bercat kuning. Tempat ini cocok dikunjungi di sore hari. Suasananya lebih tenang dan asri. Warga lokal juga suka memanfaatkan area ini untuk berolahraga. Selain itu, dari Lapangan Mardika kalian bisa menyeberang jalan menuju gong perdamaian dunia. Nggak jauh, kok, paling hanya 5 menit jalan kaki. Paket komplet, kan?
#3 Jembatan Merah Putih
Jembatan Merah Putih adalah ikon utama Kota Ambon dan merupakan jembatan terpanjang di wilayah timur Indonesia. Jembatan ini merupakan penghubung antara Desa Rumah Tiga (Poka) dan Desa Hative Kecil (Galala). Tempat wisata ini cocok dikunjungi di saat siang maupun malam hari. Di siang hari, kalian bakal melihat pemandangan Teluk Ambon yang luas dengan birunya air laut. Sementara di malam hari, mata kalian bakal dimanjakan dengan pemandangan sorot lampu di sepanjang jembatan.
#4 Benteng Ferangi (Benteng Victoria)
Benteng Ferangi terletak di pusat Kota Ambon. Benteng ini dulunya dibangun oleh Portugis. Di dalam bangunan benteng, kalian bakal menjumpai sejarah dan perkembangan Kota Ambon. Ada meriam berukuran besar, peta perkembangan Kota Ambon, dan beberapa benda bersejarah lainnya.
Berkunjung ke benteng ini cocoknya saat senja. Pemandangan Teluk Ambon yang luas dari depan bangunan benteng dan sunset bakal membuat kalian terpesona dan enggan beranjak dari sana.
#5 Tugu Trikora dan barisan toko perhiasan besi putih di sekitarnya
Tugu Trikora berada di jantung Kota Ambon. Monumen ini dibangun untuk memperingati peristiwa tuntutan pembebasan Papua Barat. Sebenarnya monumen ini biasa-biasa saja, nggak terlalu istimewa. Namun, saya sarankan ke sini untuk membeli oleh-oleh perhiasan besi putih yang ada di salah satu sudut dari perempatan tugu.
Oleh-oleh kalung besi putih yang saya beli pertama kali di tahun 2015 hingga saat ini masih utuh. Tak ada karat satu pun meski terkadang adik saya tetap memakainya saat mandi. Selain kalung, ada juga gelang, cincin, dan anting-anting yang terbuat dari besi putih. Lumayan buat dijadikan suvernir dan kenang-kenangan untuk keluarga dan kawan tercinta.
#6 Museum Siwalima
Tempat wisata yang wajib dikunjungi di Ambon adalah Museum Siwalima. Museum ini berada di atas bukit dan menghadap Teluk Ambon. Dijamin pemandangan dari sini mantap banget. Jaraknya hanya 5 kilometer dari pusat kota. Jika kalian nggak membawa kendaraan pribadi, kalian juga bisa mengunjungi museum ini dengan menaiki kendaraan umum.
Setelah memasuki Museum Siwalima, kalian akan merasa lebih dekat dengan masyarakat adat di Provinsi Maluku. Pasalnya, kalian akan menjumpai benda-benda yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat adat seperti kain tenun, pakaian adat, berbagai peralatan dan perlengkapan dalam acara adat serta senjata daerah. Selain itu, di bagian lain dari museum ini, kalian bakal berdecak kagum saat melihat kerangka paus yang amat besar. Panjangnya mencapai kira-kira 10 meter, lho!
#7 Pantai Pintu Kota
Pemandangan yang menarik dari pantai satu ini adalah pohon nyiur yang berada di sepanjang garis pantai. Selain itu, keberadaan tebing yang berlubang dan nampak seperti lorong bikin Pantai Pintu Kota unik. Hmmm, kalau ngomongin pantai di daerah timur sih hampir semuanya bagus dan menawan, air lautnya biasanya berwarna biru dan jernih. Bikin pengin berenang. Selain Pantai Pintu Kota, masih ada pantai lain yang nggak kalah bagus, kok, misalnya Pantai Hukurila dan Pantai Natsepa.
Nah, itulah beberapa tempat wisata yang sayang untuk dilewatkan di Kota Ambon. Tentunya masih banyak tempat wisata lain di Ambon selain ketujuh tempat yang saya sebutkan di atas. Pokoknya kalau suatu saat kalian mengunjungi Kota Ambon, kalian hanya perlu menyiapkan dua bekal utama, uang saku yang banyak dan waktu liburan yang panjang. Biar puas kalau berkeliling gitu.
Penulis: Rezha Rizqy Novitasary
Editor: Intan Ekapratiwi