Sinetron alias sinema elektronik adalah film yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik seperti televisi atau sejenisnya. Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan yang namanya sinetron. Apalagi ibu-ibu atau remaja yang gemar menonton televisi. Setiap channel atau stasiun televisi pasti punya tayangan sinetron. Mayoritas sinetron di Indonesia bertemakan percintaan atau komedi, dari yang ceritanya masuk akal sampai yang bikin geleng-geleng kepala.
Sejak lulus sekolah, saya sudah tidak pernah menonton televisi lagi kecuali kalau ada pertandingan sepak bola. Dengan adanya gadget, saya lebih memilih untuk mengikuti kabar atau berita lewat hape. Terlebih di kos saya tidak ada televisi. Kalau pulang ke rumah pun saya hampir tidak pernah menonton kecuali ibu saya yang mempunyai jadwal untuk menonton sinetron selesai ibadah. Kadang saya sampai hafal betul suara pemeran di sinetron yang ditonton oleh ibu saya saking seringnya mendengar dari kamar.
Beberapa waktu lalu saya iseng scroll komentar-komentar kocak di Twitter tentang dunia persinetronan Indonesia. Dari beberapa komentar tersebut, ada satu komentar yang menarik perhatian saya. Salah satu akun bertanya mengapa kebanyakan sinetron Indonesia, bahkan hampir semua, selalu berlatarkan kehidupan orang Islam. Kalau ada adegan berdoa pun selalu dilakukan secara Islam. Kalau dipikir-pikir, komentar itu benar juga, sih.
Sudah tidak aneh lagi memang kalau peran protagonis sedang kesusahan atau terkena musibah, selalu salat kemudian meminta petunjuk kepada Tuhan sambil menangis. Seumur hidup saya saat menonton sinetron, tidak pernah sekali pun melihat adegan berdoa dilakukan mengikuti tata cara agama lain kecuali dalam film. Jika ada adegan berdoa, sudah pasti dilakukan dengan metode islami lengkap dengan mukena bagi perempuan atau baju koko serta kopiah bagi laki-laki. Seolah-olah semua pemerannya merupakan muslim. Bahkan banyak pula artis non-muslim yang memerankan peran muslim atau muslimah.
Menurut analisa saya pribadi, ada beberapa alasan mendasar yang membuat adegan doa dalam sinetron Indonesia selalu berlatarkan agama Islam.
#1 Mayoritas penonton beragama islam
Seperti yang kita ketahui, mayoritas masyarakat Indonesia menganut agama Islam. Bahkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia di atas Pakistan dan India di posisi kedua dan ketiga. Dengan begitu, ada kemungkinan sutradara sinetron Indonesia menjadikan hal tersebut sebagai peluang untuk membuat sinetron dengan nuansa islami agar banyak menggaet penonton meskipun tidak semua penonton beragama islam. Banyak juga masyarakat non-muslim yang menikmati sinetron Indonesia meskipun bernuansa islami.
#2 Sutradaranya takut untuk mencoba
Hal kedua yang membuat adegan berdoa di sinetron Indonesia selalu dilakukan dalam agama Islam karena mungkin saja sutradara kita terlalu takut untuk mencoba. Masyarakat kita sudah terbiasa menganggap bahwa pemeran-pemeran di Indonesia beragama Islam sehingga jika ada adegan berdoa atau beribadah pastinya akan dilakukan secara Islam. Jika ada pemeran yang berdoa ke gereja atau wihara akan dianggap aneh. Maka kalau sutradara membuat adegan berdoa bukan dalam agama Islam, dikhawatirkan masyarakat akan meninggalkan sinetronnya.
#3 Tidak kepikiran adegan berdoa agama lain
Alasan selanjutnya adalah karena mayoritas sutradara kita tidak kepikiran untuk membuat adegan berdoa dalam agama lain seperti Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, atau Konghucu. Yang ada di pikiran mereka hanyalah adegan berdoa secara Islam atau ibadah di masjid. Padahal kalau misalnya dibuat adegan berdoa di gereja akan mengajarkan penonton juga untuk menanamkan sikap toleransi beragama. Anak-anak yang menonton jadi mengetahui tempat ibadah dan cara berdoa umat agama lain. Asalkan harus didampingi orang tua agar tidak terjadi miskonsepsi.
#4 Sudah terbiasa
Alasan terakhir mengapa hampir semua adegan berdoa dalam sinetron Indonesia bernuansa islami karena memang sudah menjadi kebiasaan alias sudah menjadi stereotip di masyarakat. Berdoa dengan cara menengadahkan kedua tangan ke langit sambil menangis sudah menjadi hal yang biasa. Kalau dilakukan selain dengan cara itu akan dianggap aneh dan tidak biasa. Di sinilah perlu inovasi yang harus dilakukan oleh sutradara sinetron di Indonesia agar sinetron kita jauh lebih berwarna dan menanamkan sikap toleransi yang kuat antarumat beragama.
Begitulah alasan mengapa adegan berdoa dalam sinetron Indonesia banyak dilakukan dalam agama Islam. Toh adegan tersebut hanya bagian dari sebuah drama, yang terpenting dalam kehidupan nyata kita tetap harus rukun beragama. Salam damai, slur!
Sumber Gambar: Unsplash