Kalian sadar nggak kalau beberapa waktu ini ada yang hilang dari siaran televisi kita? Bukan, bukan tayangan bermutu. Kalau itu sih sudah almarhum sejak lama. Eh, atau jangan-jangan, sebenarnya tayangan bermutu itu memang nggak pernah ada, ya? Entahlah. Yang jelas, yang saya maksud hilang dari siaran televisi kita adalah iklan yang selama ini sukses membuat para pentonton gatal pengin banting TV. Sebut saja iklan itu adalah iklan sosis So Nice versi Entah Apa. Please, jangan bilang kalau saya satu-satunya yang merasa kalau iklan ini nggak banget.
Sayangnya, setelah iklan sosis So Nice habis masa tayangnya di televisi, muncul iklan lain yang nggak kalah njelei, yaitu iklan kental manis Indomilk dan Cap Enaak versi Promo Gemas. Itu, lho, iklan dengan tema jadul yang menampilkan bapack-bapack gaya 80-an sedang joget-joget. Aduh, Pak… Itu senyum lebar ala-ala cheerleader-nya ampun, dah! Nggak kuat. Terus, itu harus banget ya pakai celana boxer? Kalau memang mau di-setting bak tahun 80-an, kenapa nggak pakai celana cutbray saja, sih? Kenapa harus celana boxer? Kan nggak siku banget sama lemak di perut bapak-bapak sekalian. Hmmm.
Melihat iklan tersebut bolak-balik ditayangkan di televisi, mau nggak mau saya jadi membayangkan bagaimana ya kira-kira reaksi anak atau bahkan cucu bapak-bapak ini saat melihat gaya centil mereka di iklan?
#1 Bangga
Sebagai salah satu penonton iklan tersebut, mungkin saya merasa agak gimana-gimana gitu. Tapi, belum tentu dengan anak dari si bapak. Bisa jadi mereka justru merasa bangga karena bapak mereka bisa muncul di TV. Alhasil setiap kali iklan Indomilk nongol di TV, bawaannya langsung histeris. Semua orang rumah dipanggil dan diajak serta nonton bareng-bareng. Terus nanti kalau pas lagi main sama bocil yang lain, mendadak pamer.
“Eh, bapak gue masuk tipi, lho!”
#2 Malu
Kalau anaknya masih usia sekolah TK atau SD, bisa jadi ada perasaan malu ketika bapaknya tampil dengan begitu lucunya di iklan Indomilk. Mungkin—mungkin lho ini—tiap kali iklan itu muncul di TV, seketika langsung ganti saluran, atau malah mendadak protes ke bapaknya.
“Bapak ngapain sih main iklan begituan?” Kira-kira begitu mungkin kata mereka.
Apalagi dunia anak sekarang juga nggak kalah keras, lho. Anak tetangga sama teman di sekolah pasti bakalan ngeledekin habis-habisan. Duh, jadi malu, kan?
#3 Bodo amat
Nah, bisa juga ada anak yang merasa bodo amat, meski tahu bapaknya tampil nganu banget di iklan. Tapi, sikap bodo amat ini juga bisa berarti dua hal. Pertama, bodo amat karena memang hubungan dengan orang tua nggak terlalu dekat alias duniaku duniaku, duniamu duniamu. Jadi, si anak nggak peduli dengan apa pun yang dilakukan oleh bapaknya.
Kedua, merasa bodo amat karena memang nggak terlalu ambil pusing dengan pendapat orang lain. Mau dibilang iklannya wagu lah. Kok mau-maunya disuruh joget alay begitu lah. Bodo amat. Selama yang melakoni, yaitu si bapak tadi, merasa bahagia, sebagai anak ya ikut bahagia, dong~
#4 Mendukung
Saya juga meyakini bahwa ada pula anak yang justru memandang tingkah menggemaskan si bapak sebagai sebuah potensi yang sayang jika nggak dikembangkan. Salah satu upaya mengembangkan potensi tersebut yaitu dengan cara membuat channel YouTube atau TikTok yang berisi keabsurdan-keabsurdan lain yang dilakukan oleh si bapak. Siapa tahu nanti bisa tenar seperti Babeh Ary.
Nah, kalau kamu sendiri bagaimana? Gimana reaksimu seandainya bapak tampil sebagai salah satu talent di iklan Indomilk versi Gemas?
Sumber Gambar: YouTube Pengepul Iklan