Hal apa yang menyebalkan saat datang bulan? Nyeri perut? Tembus? Saya sudah pernah mengalami semuanya, meskipun tidak terlalu parah. Soal nyeri perut, misalnya. Cukup dengan rebahan, rasa nyeri akibat tamu bulanan ini bisa teratasi. Berbeda dengan beberapa kawan perempuan saya yang sampai harus mengonsumsi obat pereda nyeri, demi merasa sedikit lebih baik. Nah, kalau soal tembus, sejak ada pembalut yang bagian belakangnya lebar seperti kepak sayap kebhinekaan burung, masalah noda membekas saat datang bulan, beres.
Sebagai pengguna pembalut, inovasi sayap belakang yang lebih lebar memang sangat membantu. Apalagi, lebarnya juga bervariasi. Ada pembalut yang nambah panjangnya malu-malu, alias cuma 23cm, ada pula yang ekstrem: 42 cm. Ini membantu banget, sih. Jadi bisa pilih sesuai kebutuhan. Kalau pas lagi deres-deresnya, bisa pakai yang 42cm. Kalau sudah mulai sedikit, pakai yang reguler. Ya kali mau tetep pakai yang 42cm. Begah, Cuy.
Sayangnya, sejauh ini inovasi yang dikeluarkan oleh produsen pembalut hanya soal panjang-panjangan sayap belakang. Ups, sama efek cooling-cooling itu, ding. Padahal, sebetulnya ada 3 inovasi lain yang kalau diterapkan, pasti bisa bikin hari-hari datang bulan para ciwi jadi makin menyenangkan. Apa saja?
Pertama, inovasi warna.
Halo produsen Charm, Laurier, Softex, kalian nggak ada niatan nih buat bikin pembalut warna-warni bagai gulali? Dari dulu warnanya, kok, sama terus. Putihhh mulu. Mbok ganti. Biar si putih itu nggak songong. Ntar dikira warna pembalut absolut punya dia seorang. Hih.
Oke, kali ini serius. Inovasi warna pada pembalut ini, bertujuan untuk membantu mereka yang kalau lihat darah udah berasa kek didatengin debt collector. Setidaknya, dengan adanya pembalut warna-warni tadi, warna darah saat haid akan tersamarkan. Dijamin, para phobia darah akan sangat berterima kasih. Mereka nggak perlu lagi was-was setiap kali menghadapi momen lepas atau ganti pembalut. Ye, kan, darahnya nggak keliatan lagi. Yang penting nanti jangan dibikin lucu-lucuan aja, sih.
“Eh kamu pake pembalut warna apa?”
“Aku warna ungu semu pink geto….”
“Ih, lucuk. Kalo aku warna biru Nasdem~”
Kedua, inovasi aromaterapi.
Sejauh pengamatan saya, silakan koreksi bila salah, pembalut yang berderet di etalase belum ada yang mengusung konsep aromaterapi. Yang ada baru sebatas efek pendingin dan daun sirih saja. Padahal, aromaterapi ini penting, loh.
Begini. Saat datang bulan, beberapa perempuan merasa emosi jadi tidak stabil. Gampang marah, sensitif jadi bawaannya pengin makan orang mulu. Di situlah para produsen pembalut bisa mengambil peranan. Ciptakanlah pembalut dengan aroma terapi yang bisa menenangkan si pemakainya. Misalnya saja aroma lavender. Menurut penelitian, menghirup aroma lavender bisa menurunkan tingkat kecemasan atau stree dan bisa memperbaiki mood. Cucok banget, kan? Perkara nanti setelah dikasih inovasi aromaterapi masih suka marah-marah, itu berarti watak! Datang bulan mulu yang disalahin.
Ketiga, inovasi ketebalan.
Ini nih yang jadi pertanyaan saya dan mungkin juga banyak kaum cewek (overthinking) lainnya: sayap belakang aja bervariasi panjangnya, kenapa ukuran tebalnya, nggak?
Coba deh kalian perhatikan. Pembalut yang sayap belakangnya di-upgrade, tebalnya itu sama semua. Beda dengan yang ukuran reguler. Si reguler ini, ada varian slim, yang berarti lebih tipis dari yang lainnya. Jadi ketika dipakai pun terasa nyaman. Lha si sayap belakang ini, sudahlah bagian belakangnya lebar banget, tebel pula! Hmmm… Begah, Ngab. Begah. Sebagai pengguna pembalut, saya beneran menantikan produk bersayap belakang lebar yang tipis.
Jadi, kapan nih para produsen pembalut melakukan 3 inovasi ini? Saya tunggu, ya.
BACA JUGA Dari Softex ke Softex: Perjalanan Seorang Pemakai Pembalut Wanita Bermazhab Tuku-able dan artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.