Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kabut Asap Merajalela: Pentingnya Aksi dan Kolaborasi Daripada Saling Menyalahkan

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
16 September 2019
A A
kabut asap

kabut asap

Share on FacebookShare on Twitter

Di tengah momen kumpul-kumpul, salah satu teman saya nyeletuk. “Anjir, asapnya malam-malam sudah muncul, Pak Jokowi ngapain aja, sih?” Celetukan itu akhirnya memicu terjadinya diskusi menyoal kabut asap yang terjadi di Riau, Kalimantan dan beberapa daerah lainnya. Isi diskusi pun pada akhirnya selalu ditimpali dengan menyalahkan secara langsung Presiden negeri ini terkait bencana kabut yang melanda Riau dan Kalimantan. Saya mafhum dengan berbagai pandangan dan pendapat teman-teman saya itu.

Hanya saja yang membuat saya cukup membatin adalah di rezim saat ini masyarakat memang sangat mudah mengaitkan dan membebankan hal apapun kepada orang nomor satu di negeri ini. Mungkin itu hak sebagai masyarakat, tapi ya Pak Jokowi hanya memiliki satu tubuh. Sibuk menyalahkan nyatanya tidak akan pernah menghasilkan apapun.  Justru yang diperlukan adalah tindakan dan langkah-langkah cerdas untuk setidaknya membantu dalam proses pemberantasan kabut asap tersebut.

Kabut asap yang terjadi di Riau dan Kalimantan faktanya memang seburuk yang diberitakan. Saya yang tinggal di Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru sangat merasakan bagaimana udara yang saya hirup tidak senormal biasanya. c Dari berita yang saya baca, Kalimantan sama seperti Riau dalam kondisi darurat kabut asap. Mulai dari Kalimantan Tengah, Timur dan Selatan, semua merasakan tidak enaknya saat bangun pagi bukannya udara segar yang dihirup tapi malah udara hasil terbakarnya hutan-hutan di Kalimantan. Di tengah kepanikan seperti ini memang semua berteriak meminta pertolongan. Setelah sebelumnya ada tagar #SaveRiau maka saat ini ada tagar #SaveKalimantan yang sempat jadi trending di Twitter.

Lalu yang jadi pertanyaan mengapa dan salah siapa menyoal bencana kabut ini? Menurut artikel yang saya baca, bahwa kebakaran yang terjadi di Kalimantan adalah 99% murni ulah manusia. Tentu ini menjadi tamparan keras bahwa nyatanya manusia kadang bisa menjadi serigala berbulu domba yang hebat. Beberapa artikel juga menyebut kabut asap yang terjadi adalah kiriman dari Malaysia dan Singapura. Kebakaran hutan  saat sedang musim kemarau memang sangat riskan terjadi di daerah-daerah yang memilki hutan lebat yang luas. Kalimantan nyatanya tidak kali ini saja dilanda bencana kabut asap. Dengan banyaknya hutan lebat, Kalimantan memang menjadi daerah yang sangat rawan bencana kabut asap.

Ketika banyak orang berteriak agar orang nomor satu di negeri ini bertindak. Bagi saya sendiri sebagai orang yang memang merasakan dampak langsung kabut asap yang membuat saya harus sangat berhati-hati ketika ke kampus karena jarak pandang hanya berjarak 1 meter. Meminta bantuan adalah hal yang sah-sah saja. Mencari tahu siapa biang kerok terjadinya bencana kabut asap adalah hal yang sah-sah saja. Dalam prosesnya kita adalah warga negara yang punya hak untuk dibantu ketika menghadapi bencana seperti ini. Kita punya hak untuk menyebarluaskan fakta yang terjadi di lapangan lewat berbagai kanal media sosial agar semua orang tahu bahwa apa yang terjadi di Riau, Kalimantan dan daerah lain yang terkena dampak kabut asap memang seburuk itu.

Tapi ada satu poin penting yang membuat saya miris. Di tengah proses upaya berbagai pihak untuk mencoba memadamkan titik-titik api dan mengurangi dampak kabut asap. Ada saja mereka-mereka yang selalu mengaitkan hal apapun langsung kepada orang nomor satu negeri ini. Iya saya tau Pak Jokowi Presiden kita.

Tapi kan ada pemerintah daerah yang tentunya punya hak dan wewenang untuk bertindak. Kan ada BNPB serta badan-badan lainnya di daerah yang tentunya punya kapabilitas untuk bertindak secara nyata dalam upaya mengahalau kabut asap. Mengkambinghitamkan pemerintah pusat serta presiden nyatanya tidak akan menghasilkan apa-apa. Saya tentunya tidak sedang membela siapapun dalam hal ini, tapi saya yakin walau tidak secara terang-terangan, Presiden pasti sudah memerintahkan jajarannya untuk bergerak dalam proses pemadaman karhutla yang terjadi di berbagai daerah,

Kita semua saat ini perlu kolaborasi dan aksi bukan saling menyalahkan. Ketika semuanya ujug-ujug saling menyalahkan dan saling lempar bacot. Ada mereka yang beraksi di lapangan untuk memadamkan api dan mengurangi kabut asap yang perlu kita bantu dan apresiasi. Ada banyak kegiatan positif yang bisa kita lakukan untuk setidaknya membantu masyarakat terhindar dari dampak kabut asap yang melanda ketimbang menyalahkan presiden dan tidak melakukan apapun.

Baca Juga:

Tanjung Pinang, Kota yang Kelewat Slow Living: Saking Lambatnya, Bikin Kota Ini Susah Bersaing

3 Kebiasaan Warga Pangkalan Bun Kalimantan yang Bikin Orang Kendal Culture Shock

Bencana kabut asap yang melanda beberapa daerah tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata. Kualitas udara yang berbahaya yang mau tidak mau harus dihirup setiap harinya tentu akan sangat berisiko. Pilihan kita saat ini hanya satu, mencoba untuk saling bantu dalam proses menanggulangi dampak kabut asap yang terjadi saat ini atau hanya mau teriak dan nulis status di Twitter, Instagram dan Facebook, “Pak Jokowi tolong kami!” sambil rebahan di kamar dan tidak melakukan apa-apa. (*)

BACA JUGA Semua Orang Harus Mengkritik Jokowi atau tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 September 2019 oleh

Tags: kabut asapkalimantanpencemaran lingkunganriau
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia

ArtikelTerkait

Keluh Kesah Guru Honorer di Pelosok Perbatasan Kalimantan

Keluh Kesah Guru Honorer di Pelosok Perbatasan Kalimantan

28 Mei 2023
kalimantan itu

Kalimantan itu Isinya Nggak Cuma Hutan, Kuyang, dan Perdukunan, Bos

11 Juni 2020
Conrad, Batubara, dan Sexy Killers

Conrad, Batubara, dan Sexy Killers

17 Desember 2019
Bersyukurlah Jika Masih Ada Sungai Keramat di Tempat Kalian

Bersyukurlah Jika Masih Ada Sungai Keramat di Tempat Kalian

30 Mei 2023
kabut asap

Kalap Berkat Kabut Asap

19 September 2019
Ironi Batik Pekalongan: Produk Asli yang Dibenci Masyarakat Pekalongan Sendiri

Ironi Batik Pekalongan: Produk Asli yang Dibenci Masyarakat Pekalongan Sendiri

12 Desember 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.