Kipas angin menjadi salah satu benda elektronik yang lumrah dimiliki oleh banyak orang di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Betapa tidak, benda satu ini bisa menjadi salah satu pilihan dengan harga terjangkau dan variatif yang bisa digunakan di kala panas atau ketika pengin merasakan angin sepoi-sepoi adem gimana gitu. Itulah kenapa, barangkali, kipas angin menjadi penyelamat yang mainstream bagi khayalak di segala cuaca dengan beragam fungsinya.
Selain itu, tidak seperti mesin pendingin lainnya, perawatan kipas angin terbilang terjangkau dan cukup murah. Bahkan, jika tidak ada kerusakan mesin, bisa dilakukan oleh diri sendiri di rumah. Itu pun sekadar membersihkan baling-baling dan kerangkanya biar nggak berdebu. Sebab, jika debu dibiarkan membandel dan menumpuk di antara baling-baling atau kerangka, angin yang dihempaskan menjadi tidak sejuk kembali.
Serius. Saya sudah mengalami hal serupa berulang kali. Sampai akhirnya menyadari sesuatu: mau bagaimanapun, kipas angin tidak boleh dibiarkan berdebu. Apalagi sampai menumpuk. Kemudian, secara perlahan—bermodalkan trial and error—saya menemukan formula atau tips sederhana yang biasa saya lakukan untuk membersihkan kipas angin biar debunya nggak menumpuk.
Tips ini bisa dilakukan juga oleh siapa pun yang punya kipas angin berbagai ukuran dan bentuk di rumah, hanya dengan menggunakan perlengkapan sederhana.
#1 Siapkan beberapa peralatan yang diperlukan
Setelah mengumpulkan niat, tentu saja hal paling fundamental lainnya adalah menyiapkan beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk mengoprek-membongkar-memasang kipas kembali. Beberapa peralatan seperti sikat gigi bekas, lap kering dan basah (lembap), dan sabun, menjadi beberapa yang bisa disiapkan.
Gunakan sikat gigi untuk membersihkan sampai ke bagian tekecil pada kipas. Lap basah (lembab) untuk mengelap keseluruhan permukaan kipas. Lap kering untuk mengelap bagian kipas yang basah karena sudah dipoles menggunakan lap basah.
#2 Cuci dengan sabun dan bilas dengan air
Untuk bagian yang bisa dibongkar pasang seperti baling-baling dan kerangka bagian depan, saya biasa melepasnya terlebih dahulu, lalu mencucinya dengan sabun biar makin kinclong dan bersih. Setelah digosok secara merata dan nampak bersih, jangan ragu untuk segera membilasnya. Menyuci baling-baling dan kerangka kipas dengan sabun opsional saja, untuk menambah wewangian saat sudah digunakan kembali.
#3 Bersihkan di luar ruangan
Kegiatan mencuci hingga membilas baling-baling kipas angin dengan air boleh saja dilakukan di kamar mandi atau di wastafel. Namun, saat membersihkan debu yang menempel pada seluruh bagian kipas, saran saya, lakukan di luar ruangan, di teras depan atau belakang, agar debu tidak bertebaran dan beterbangan di dalam ruangan.
Hal ini juga dilakukan agar kegiatan bersih-bersih kipas angin lebih efektif dan efisien alias nggak kerja dua kali. FYI, yang namanya debu, kalau sudah menumpuk akan lengket dan bikin risih. Pada titik yang paling menyebalkan, debu sering kali sulit disapu jika sudah kadung menempel di lantai.
#4 Jangan tunggu sampai debu menumpuk
Ini adalah salah satu hal paling penting di antara semuanya dalam menjaga kebersihan kipas angin: jangan menunggu debu menumpuk di antara bagian kipas angin terlebih dahulu baru mengumpulkan niat untuk membersihkan. Pokoknya, jangan. Percaya sama saya. Menerapkan prokrastinasi untuk kegiatan bersih-bersih merupakan mager yang tertunda. Termasuk membersihkan debu yang menempel. Jangan sampai karena malas, debu di sela-sela kipas semakin menumpuk.
Lantas, gimana caranya agar motivasi membersihkan debu yang menempel di kipas angin terjaga? Gampang, selalu ingat bahwa kipas angin yang bersih akan menghasilkan angin sepoi-sepoi dan sejuk. Sebaliknya, jika menunda apalagi menunggu debu sampai tebal, yang ada aliran udara dari kipas angin malah nggak segar.
Sangat disarankan untuk membersihkan secara berkala. Bisa 1-3 bulan sekali tergantung kebutuhan. Selain untuk menjaga kipas angin tetap bersih, harapannya udara yang diembuskan tetap segar dan sepoi-sepoi. Ya, biar ada vibe angin pantai tipis-tipis gitu.
BACA JUGA Bagi Saya, TV Tabung Jauh Lebih Baik Dibanding TV LED! dan artikel Seto Wicaksono lainnya.