Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Bantahan untuk Kemenkes yang Menyangkal Laporan LaporCovid-19: Fasyankes Kolaps Itu Benar Adanya

Fadlir Nyarmi Rahman oleh Fadlir Nyarmi Rahman
5 Juli 2021
A A
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

vaksin corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Di lini masa Twitter, sedang ramai berita dari Detik.com soal bantahan Kemenkes pada pernyataan tim LaporCovid-19 yang menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) kita kolaps. Melalui jubirnya, dr. Siti Nadia T, Kemenkes malah menyatakan bahwa itu nggak benar dan dengan lucunya suruh ngecek sendiri ke lapangan.

Rasa-rasanya denial pada kenyataan adalah hobi para pemangku kepentingan, ya. Tahun lalu, denial bahwa pandemi nggak menyentuh Indonesia yang sakti nan suci ini. Sekarang, membantah fakta di lapangan bahwa banyak rumah sakit yang mulai kewalahan. Owalah, Bun. Kalau membuat pernyataan ya lakukan cek dan ricek atuh. Apalagi pernyataan njenengan mewakili kementerian yang paling besar tanggung jawabnya di tengah pandemi ini.

Maka, inilah bantahan saya terkait bantahan Kemenkes itu.

Pertama, tim LaporCovid-19 itu membuat pernyataan kan juga pakai data, nggak asal njeplak. Dasar mereka kan jelas, bahwa setidaknya ada 269 pasien isolasi mandiri yang meninggal karena nggak kebagian ruang isolasi di rumah sakit. Dari fakta ini saja, siapa pun bisa menilai bahwa persediaan rumah sakit yang mampu menerima pasien Covid jumlah dan fasilitasnya masih kurang. Itu baru yang terhitung loh, Bunda. Entah berapa yang nggak terdata.

Di rumah sakit tempat saya bekerja saja, selama sebulan ini sudah menolak entah berapa rujukan pasien Covid. Ya karena memang penuh. Selain itu, di sini juga hanya mampu menerima pasien dengan resiko rendah sampai sedang, tidak mampu menangani yang kritis. Entah bagaimana di rumah sakit lainnya, sudah menolak berapa rujukan. Sudah didata belum? Sudah ngecek ke lapangan belum? Kalau belum, terus bantahannya berdasarkan apa, Bunda? Atau, lagi-lagi denial belaka?

Kedua, ia juga bilang bahwa pasien yang meninggal itu karena telat penanganan dan mengimbau untuk segera ke IGD saja. Tapi, Bu, maaf IGD yang mana, ya? Wong memang sulit mendapatkannya maka dari itu mereka isoman. Bukan karena nggak mau. Itu dua hal yang jelas berbeda. Kalau banyak rumah sakit yang masih tersedia dan mampu, tentu nggak akan isoman, toh, logikanya?

Ketiga, ia seperti menyalahkan rumah sakit swasta yang masih mengonversi ruang rawat biasa menjadi ruang isolasi pasien Covid. Kemudian kok ya malah melimpahkan kepada kepala daerah untuk mengimbau RS swasta ini ikut membantu. Lah selama ini kalau nggak bantu ngapain, tah? Tiap rumah sakit kan punya kemampuan dengan fasilitasnya sendiri sehingga tentu punya keterbatasan secara kualitas maupun kuantitas, kok malah dipandang nggak membantu? Bantahan ini, malah semakin menunjukkan bahwa fasyankes kita kelimpungan; kolaps!

Keempat, apa yang dijabarkan tim LaporCovid-19 untuk menilai kolapsnya fasyankes kita itu, bisa dibilang cuma sevariabel. Variabel lain seperti ketersediaan tenaga kesehatannya, fasilitas yang mumpuni, atau beban kerja nakes, belum dipertimbangkan. Bagaimana kalau sampai tim LaporCovid-19 mempertimbangkan variabel lain? Wah, nggak kebayang denialnya kek apa.

Baca Juga:

Pelayanan BPJS Kesehatan Itu Sudah Bagus, Jangan Kebanyakan Nyinyir, deh

Depok Jawa Barat Lebih Terkenal daripada Daerah Bernama Depok Lain karena Hal-Hal Ajaibnya

Bukan apa-apa nih, di tempat saya bekerja saja sudah setidaknya tiga orang perawat yang tertular dan angkat tangan sehingga mau tak mau yang awalnya ada tiga sif kerja, kini menjadi dua sif karena kekurangan tenaga. Mau tahu apa jadinya? Setiap pekerja kebagian 12 jam kerja sehari. Apa nggak gila tuh?

Apalagi, sekarang menambah personil dengan membuka lowongan kerja pun susahnya bukan main di tengah pandemi ini. Jarang ada yang daftar. Ditambah lagi bertepatan dengan pembukaan lowongan CPNS. Cukup mikir sekali saja untuk lebih milih nganggur dulu dan menunggu tes CPNS.

Selain itu, di sini atau RS swasta yang lain, fasilitasnya terbatas tuh karena nggak mampu menyediakannya, bukan nggak mau. Kalau rumah sakit negeri sih bisa pengajuan dengan dana APBD apa APBN, lah sini mau ngemis ke siapa? Lah wong RS sekelas Sardjito saja sampai kehabisan oksigen. Bagaimana fasyankes yang kelasnya ada di bawahnya?

Butuh bukti apa lagi sih biar nggak denial pada fakta di lapangan? Atau memang sudah dari sananya ya buat membantah segala kritikan, sekalipun nggak bisa pakai fakta? Entahlah.

Kalau dipikir-pikir, sungguh disayangkan Kemenkes mengeluarkan pernyataan yang nggak enak seperti itu. Di kondisi yang serba ruwet ini, masyarakat dan nakes cuma butuh dukungan, meski itu sesederhana dukungan moral (soalnya kalo materiil, takut dikorupsi lagi). Seperti mengakui segala blunder selama ini lalu minta maaf, misalnya.

BACA JUGA Suka Duka Jadi Satgas Covid-19: Dicari Saat Ada Paparan, Dimusuhi Saat Beri Imbauan atau tulisan Fadlir Nyarmi Rahman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh

Tags: bantahancovid-19faskeskemenkeslaporcovid-19Pojok Tubir Terminal
Fadlir Nyarmi Rahman

Fadlir Nyarmi Rahman

Seorang radiografer yang sedikit menulis, lebih banyak menggulir lini masa medsosnya. Bisa ditemui di IG dan Twitter @fadlirnyarmir.

ArtikelTerkait

Civil Society Watch dan Mimpi Ade Armando Jadi Polisi Moral Hanya Cepu dalam Demokrasi

8 Juni 2021
jerinx musik hardcore rock post hardcore punk mojok

Jerinx, Nora, dan Kemarahan yang Salah Sasaran

23 Juni 2021
Adu Derita Antara Juliari Batubara, Sisyphus, dan Pat Kai_ Siapakah yang Paling Sengsara_ terminal mojok

Adu Derita Antara Juliari Batubara, Sisyphus, dan Pat Kai: Siapakah yang Paling Sengsara?

15 Agustus 2021
influencer beli followers instagram, Tren Instagram Stories Terbaru Bikin Banyak Orang Gede Rasa! Penghapusan Jumlah Like di Instagram dan Kebiasaan Pamer Kehidupan

Influencer Melahirkan Ketimpangan Sosial, dan Saatnya Berhenti Memakluminya

3 Juni 2021

Cantumkan Syarat Zodiak Tertentu dalam Info Lowongan Kerja: Serius atau Bercanda, sih?

19 Juni 2021
Baliho Sebagai Media Kampanye Sudah Usang, Berikut 5 Rekomendasi Penggantinya terminal mojok

Baliho Sebagai Media Kampanye Sudah Usang, Berikut 5 Rekomendasi Penggantinya

26 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.