Satu hari yang lalu, kalau nggak salah di Twitter lagi trending seorang oknum yang kebetulan numpak mobil Pajero gebukin sopir truk yang ada di belakangnya. Nggak hanya itu, setelah pengguna mobil tersebut meminggirkan kendaraannya, blio balik lagi membawa pentungan dan memecahkan kaca depan truk tersebut.
Kejadian ini sontak membikin warganet gatel untuk ikut meramaikan. Ada yang menceritakan pengalaman pribadi, ada yang ngelucu, dan ada pula yang hanya ikut-ikutan mencaci. Tema utamanya adalah arogansi dari pengendara mobil SUV ini. Tapi yang begini sepertinya salah. Pengendara mobil Pajero itu memang harus arogan dan ngawur di jalanan.
Begini, warganet yang budiman. Gimana pengendara Pajero nggak mau arogan? Lah wong harga mobilnya saja sampai lima ratus juta. Dengan harga segitu, apalagi di depan pengendara lain yang harga kendaraannya jauh di bawah mobil Pajero, harusnya kalian sadar diri kalian itu siapa.
Yang bisa memiliki mobil ini hanya beberapa orang dari kalangan khusus yang memang mampu untuk membeli—walaupun mencicilnya. Dengan harga segitu, kalian tahu nggak sih berapa cicilan yang dibayarkan untuk melunasinya? Sebagai contoh saja nih, ya, kalau kalian ambil cicilan yang tiga tahun lunas, DP yang harus dikeluarkan saja sekitar dua ratus juta rupiah.
Dan dengan mengambil cicilan selama tiga tahun, tahu nggak pemilik mobil Pajero harus bayar berapa? Hampir lima belas juta, Kawan! Ya kali dengan cicilan segede biaya ngontrak rumah setahun ini pengendaranya nggak arogan. Sudah gila, ya, kalian?
Belum lagi untuk bayar asuransi. Pengendara Pajero itu ya harus bisa nyicil asuransi agar ketika ada kerusakan mobil, biayanya ditanggung. Ya walaupun nyicil full all risk hanya satu sampai dua tahun pertama dan sisanya pakai TLO. Iya, total lost only yang biasanya mobil di-cover asuransi kalau hilang atau kerusakan yang lebih dari 70 persen.
Kalau kerusakan kecil terjadi pada tahun ketiga, lantas siapa dong yang mau membayarinya? Makanya mendingan pengendara Pajero itu arogan ketimbang stres dengan biaya perbaikan mobilnya.
Dan lagi gini, warganet sekalian. Kalian, kan, sudah tahu sendiri. Mobil yang bentuknya tinggi dan kelihatan lebih mampu menjangkau semuanya, akan memengaruhi kondisi psikologis pengendaranya. Bentuk mobil yang demikian secara otomatis menjadikan pengendaranya merasa memiliki kelebihan dan kehebatan daripada pengendara kendaraan lain. Jadi, wajar-wajar saja kalau pengendara Pajero arogan.
Selain itu, badan mobilnya juga lebih besar daripada mobil kebanyakan. Yang harus kalian ketahui, mobil yang besar itu butuh space besar juga. Kalian harus mampu mengerti siapa yang harus diprioritaskan di jalanan. Kalau masih mobil-mobil modelan LCGC, kan, kecil tuh bisa nyelip-nyelip sembarangan waktu jalan lagi macet. Lah, kalau Pajero? Susah, Bos! Harusnya kalian memahami ini dan minggir kalau pengendara Pajero lewat.
Apalagi mobil Pajero itu kokoh banget. Misalnya terjadi benturan, pengendara Pajero akan merasa aman-aman saja di dalam mobil. Jadi wajar dong kalau bisa sembarangan? Kan pengendaranya bisa selamat walaupun yang kena serempet luka-luka. Yang penting, kan, keselamatan pribadi dulu, Bos. Keselamatan orang mah gara-gara mereka saja yang nggak baca doa sebelum berkendara. Bukan urusan pengendara Pajero.
Gimana? Sampai sini sudah cukup paham mengapa pengendara Pajero memang wajib arogan? Kalau belum, tak tambahin, nih. Kalian pernah nyetir mobil segede gaban itu nggak? Kalau belum, begini. Nyetir mobil gede dan performa macam Pajero itu saat ngebut sama sekali nggak kerasa, tiba-tiba pedal gas sudah mentok gitu saja. Keadaan di dalam itu smooth banget, loh. Iya, nyetir Pajero memang seenak itu. Nggak goyang, nggak gradak-gradak, nggak kayak mobil pada umumnya lah. Nah, kalau nggak kerasa, ya kalian jangan menyalahkan arogansi pengendara Pajeronya, dong. Salahin mobilnya saja kenapa enak banget kalau dibuat ngebut. Salah sasaran kalian.
Yah, walaupun, sih, ada “pelecehan” di Kalimantan sana. Mobil sekeren ini, lho, hanya dipakai untuk keluar masuk kebun sawit, penuh baret di body mobilnya, dan kadang harus penyok juga. Songong bener mereka itu, mentang-mentang orang kaya beneran. Mobilnya palingan juga nggak nyicil macam pengendara Pajero pada umumnya.
Dan juga yang paling bikin mangkel itu di Papua. Mobil ketjeh nan gagah ini hanya dijadikan angkot untuk mengantar warganya. Tak hanya warga, kadang mobil Pajero juga dibuat ngangkut beboy a.k.a babi. Kan ini “penghinaan” namanya! Mobil yang harusnya buat arogan, kok malah dibikin begituan. Saya sudah nggak paham lagi nih sama orang-orang sana.
Itu mobil ya harusnya jadi raja jalanan. Sliwar-sliwer sembarangan dan kalau perlu nantangin setiap orang yang ada di jalan. Pajero nih, don’t play-play, Bosque~
BACA JUGA Kalau Angka Dislike YouTube Hilang, Memangnya Ada yang Senang? dan tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.