Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Makanan Sisa Lebaran yang Menghadirkan Dilema

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
2 Juni 2021
A A
idul adha makna penjelasan lebaran haji lebaran kurban khotbah ceramah mojok.co

idul adha makna penjelasan lebaran haji lebaran kurban khotbah ceramah mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Nuansa lebaran kini sudah sirna. Segala rutinitas sudah kembali ke kesejatiannya, kerja, kerja, kerja. Segala keriuhan meriam bambu, petasan, hingga teriakan bocah saat menagih THR, sudah sirna. Meski begitu, ada satu hal yang masih tertinggal dan mengganggu stabilitas rumah. Bukan utang, tak semua orang seperti Anda. Satu hal itu makanan sisa lebaran. Mereka adalah toples-toples yang masih terisi, baik masih penuh ataupun tinggal sebagian. Makanan sisa lebaran adalah dilema, acap kali membingungkan yang punya rumah.

Nastar, wafer Tango, Oreo, Astor, serta makanan bermerek dan biasanya disukai tamu, pasti sudah habis di minggu awal. Kue-kue coklat dan yang populer juga pasti sudah diberkat atau dibungkus tamu saat pulang. Baik untuk anaknya, ataupun sebagai oleh-oleh. Sayangnya, tetap ada toples yang masih agak suci dan murni. Mereka tak tersentuh dan nampak bagaikan orang buangan. Mereka tak serta merta bersifat awet, tapi terpaksa awet. Ada juga yang tersentuh tapi tak tuntas. Kaleng-kaleng biskuit yang masih ada isinya, namun tak ada yang mau menuntaskannya lagi. Wafer hilang, biskuit dengan krim isian habis, tinggal biskuit keras dan bertabur gula, biskuit akar rumput yang memang dianggap kurang nikmat.

Dahulu makanan sisa lebaran tak pernah bikin masalah, ia tetap saja merupakan berkah. Saat saya masih remaja, nongkrong adalah nafas dan degup jantung para remaja. Makanan apapun yang tersaji, pasti tatas, tandas dan tak mungkin bersisa. Biskuit akar rumput dan rempeyek kacang yang terpecah belah, sudah dipastikan habis malam itu juga, saat nongkrong masih berjaya dengan gitar triplek dan lagu-lagu dari band pop Melayu. Kini, anak nongkrong sudah tak sebanyak dulu. Kalaupun kawan ada yang datang nongkrong, pasti ngajak nongkrongnya keluar rumah, jajan. Makanan di rumah jadi tak pernah terjamah lagi, kasihan mereka.

Paling menyenangkan adalah saat masih SD dahulu. Selama beberapa hari, para siswa membawa makanan sisa lebaran mereka ke sekolah, untuk kemudian saling berbagi. Selain irit uang saku, bisa sekalian mengurangi amunisi makanan yang ngendon di rumah. Yang kaya raya bawa wafer dan kue-kue cantik, yang saya yakin pasti sengaja beli baru, nggak mungkin makanan sisa lebaran. Yang pupuk bawang, bawa apa pun yang ada, sampai ada yang bawa remukan rengginang, dijamin nggak ada yang mau nyomot. Ada yang nggak bawa apa-apa, tapi bawa kantong plastik. Kemeriahan piknik meja kelas terasa betul saat itu, entah anak SD sekarang masih punya budaya seperti itu atau tidak. Apalagi sekarang masih pandemi, je.

Walaupun sering ada tamu, tak serta merta makanan sisa lebaran bisa disuguhkan. Kadang toples hampir kosong, tinggal seperempat, rasanya saru dan kurang luwes untuk menjamu tamu. Kalau masih punya cadangan makanan yang serupa, tinggal diisi penuh. Sayangnya tak selalu seperti itu. Terpaksa yang tinggal sedikit itu disingkirkan dari meja tamu. Atau dituang ke toples lain yang lebih buruk, semacam toples bekas sosis atau toples astor imitasi. Kalau ada makanan yang baru, yang masih di dalam plastik, tinggal dimasukan ke toples yang bagus tadi. Alhasil, makanan sia lebaran tambah ngendon lama di dapur, disimpan dalam toples kasta buangan, yang sudah pasti makin menurunkan minat kita untuk memakannya. Akhirnya makanan sisa itu makin banyak dan memenuhi sekitar rumah.

Apalagi saat pandemi seperti ini, ujung-ujung atau silaturahmi tak ramai macam tahun yang lampau. Makanan yang disediakan, meski tak sebanyak lebaran zaman lampau, tetap saja sisa banyak. Mau dimakan saya tak berselera lagi, dibiarkan sayang, disajikan ke tamu rasanya kurang etis karena tinggal supil. Apalagi dikasih orang, nggak mungkin yang tinggal remah-remah itu, pasti yang baru. Pada hakikatnya, makanan sisa lebaran selalu memberikan dilema. Padahal, tak semua orang bisa seberuntung saya, tak semua orang bisa berkecukupan makanan. Sehingga, sebaik-baiknya pemanfaatan makanan adalah menerima, mensyukurinya, dan memakannya sambil menonton kelucuan hidup ini.

Sumber Gambar: YouTube Mita Flo

BACA JUGA Sinonggi: Makanan Khas Orang Timur yang Kayak Lem atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Baca Juga:

Wafer Tango Sekarang Kalah Telak dari Nabati, padahal Dulu Jadi Rajanya Wafer

Kasta Astor Terenak untuk Suguhan di Hari Raya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: astorKuliner Terminalmakanan sisa lebaranOreowafer tango
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Bakmi Mewah Rasa Sop Buntut, Mi Instan yang Menurut Saya Cukup Mewah terminal mojok

Bakmi Mewah Rasa Sop Buntut, Mi Instan yang Menurut Saya Cukup Mewah

25 Juni 2021
Menebak Karakter Anak Berdasarkan Bagian Tubuh Ayam yang Disukai

Menebak Karakter Anak Berdasarkan Bagian Tubuh Ayam yang Disukai

24 Juli 2021
Latah Topping Melimpah pada Khazanah Kuliner Kekinian_ Enak atau Enek_ terminal mojok

Latah Topping Melimpah pada Khazanah Kuliner Kekinian: Enak atau Enek?

21 Juli 2021
rekomendasi menu daging olahan saat idul adha

Bosan Nyate? Ini Dia Rekomendasi Menu Olahan Daging Kurban yang Tak Kalah Lezat dan Menggiurkan

20 Juli 2021
Roti'O Sahabat Setia Pelancong Low Budget seperti Saya terminal mojok

Roti’O, Sahabat Setia Pelancong Low Budget

3 Juli 2021
Sebuah Memoar Anak Generasi 90-an Terhadap Jamu Legend Buyung Upik terminal mojok

Sebuah Memoar Anak Generasi 90-an Terhadap Jamu Legend Buyung Upik

31 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.