Jalan raya adalah arena transportasi dengan berbagai macam kendaraan beserta karakteristiknya. Berada di jalan raya, risiko kecelakaan selalu ada. Salah satu kendaraan yang patut kalian waspadai saat berada di jalan raya adalah pick up atau truk angkut hewan ternak.
Truk angkut hewan ternak adalah jenis kendaraan yang sebenarnya tidak berjalan terlalu lambat dan juga tidak terlalu cepat sehingga risiko kecelakaan yang ditimbulkan sebenarnya sangat minim. Namun, yang patut kalian waspadai adalah jenis hewan ternak yang diangkut dan standar penutupnya seperti apa. Namun, ada risiko ketika kalian berkendara di belakang truk hewan ternak yang terbuka, hanya dibatasi pagar besi, dan mengangkut unggas yang jumlahnya tidak sedikit seperti ayam potong, ayam petelur, dan jenis unggas yang lain.
Jika kalian berkendara di belakang kendaraan tersebut, siap-siaplah menerima damage yang akan mengganggu konsentrasi kalian dalam berkendara. Misalnya, bau khas unggas yang jelas tidak sedap, bulu-bulu yang berterbangan, hingga cipratan kotoran ternak.
Kalian juga patut waspada terhadap truk pengangkut hewan ternak seperti sapi, kambing, bahkan babi. Pasalnya, damage yang ditimbulkan juga tak kalah parah. Damage dari berbagai hal tersebut saya uraikan berikut ini.
#1 Bau yang tak tertahankan
Bau dari hewan ternak khususnya unggas ini benar-benar mengganggu, khususnya untuk pengendara motor. Kalau kata teman saya, bau hewan ternak ini seperti orang yang nggak pernah mandi. Selain itu, bau hewan ternak ini bisa sangat melekat ke pakaian dan tubuh kita. Bayangkan kita dari rumah sudah mandi bersih, mengenakan pakaian rapi wangi, dan akan berangkat ngedate pertama kali. Namun, ternyata jalanan macet dan kita berada di belakang truk angkut ayam broiler. Bayangkan, apa yang akan dicium pasangan kalian nanti?
#2 Cipratan kotoran hingga urine
Selain kotoran ternak menimbulkan bau yang tidak sedap, cipratan kotoran hewan ternak dan urine juga patut kalian waspadai. Risiko ini akan meningkat, ketika si sopir memacu kendaraannya dengan kencang ditambah berada di jalan berkelok, itu kotoran pasti bakal nyiprat ke mana-mana. Jadi, pandai-pandailah kalian “ngeles” dari limbah organik tersebut.
Saya teringat, waktu itu ada mas-mas. Mereka berkendara dengan kondisi maskernya diturunin. Kemudian, ada truk angkut ayam sedang ngebut dengan kotoran ayamnya berterbangan. Melihat hal tersebut saya memelankan kendaraan. Namun, si mas-mas ini dengan helm terbuka malah memacu kendaraannya untuk menyalip si truk angkut ayam ini. Tiba-tiba, dia berhenti mendadak, ternyata mulutnya terkena tai dari truk ayam. Sepanjang jalan saya hanya bisa ngakak. “Alon-alon syukur jutul, Mas!” (Pelan-pelan asal sampai, Mas!) gumam saya dalam hati
Urine ternak juga salah satu hal yang bikin kesel di jalan. Hal ini pernah saya alami di jalan dan di belakang pick up pengangkut sapi. Ketika itu, lampu merah dan berhentilah pick up tersebut. Seketika si sapi ini langsung aja mengucurkan kencingnya dengan deras. Alhasil, cipratannya mengenai sepatu dan celana bersih saya. Saya mau menghindar juga nggak bisa karena lampu merah. Hanya ada nggrundel di dalam dada.
#3 Muntah-muntah
Muntah ini adalah damage tingkat lanjut dari pengendara motor yang sudah tidak kuat mencium berbagai bau tidak enak dari truk angkut hewan ternak tersebut. Damage ini bisa dua kali lipat lebih nggak karu-karuan jika kalian berkendara di musim hujan. Bau hewan ternak tersebut akan terendus oleh semua pengguna jalan. Saran saya, sebelum berangkat ke mana pun, selalu siap sedia kantong kresek. Jaga-jaga, kalau kita berkendara dalam kondisi hujan dan ndilalah berada di belakang truk angkut hewan ternak.
#4 Flu
Selain muntah-muntah, flu adalah dampak lainnya berkendara di belakang truk angkut hewan ternak dalam waktu yang terlalu lama. Hal ini sangat mungkin terjadi karena saat truk tersebut melaju, partikel bakteri atau virus dari hewan ternak akan berbeterbangan di udara dan tercium hidung kita saat berkendara. Jadi, supaya aman, jangan lupa selalu pakai masker saat berkendara. Tak lupa pakai jaket agar bulu-bulu hewan yang berterbangan itu tidak gatal terkena kulit kita.
Namun, meskipun bikin kesal, tanpa mereka kita tidak akan bisa merasakan enaknya lalapan Lamongan dan gurihnya ayam KFC. Bukankah begitu?
BACA JUGA Pencinta Truk Oleng Adalah Entitas Pencinta Kendaraan Bermental Baja dan tulisan Wikan Agung Nugroho