Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Gerakan Literasi Jangan Sebatas Gaya-Gayaan

Syifa Ratnani Faradhiba Jane oleh Syifa Ratnani Faradhiba Jane
21 Agustus 2019
A A
gerakan literasi

gerakan literasi

Share on FacebookShare on Twitter

Baca Juga:

Berhenti Fafifu Kurikulum Finlandia, Sebab Akar Masalahnya Adalah Gaji Guru yang Segitu-segitu Saja

Kediri yang Lupa Ingatan: Tingkat Kegemaran Membaca Rendah, padahal Sejarah Kediri Erat dengan Literasi

Belakangan ini isu tentang gerakan literasi mendadak mencuat di gaungkan. Pemerintah nampak mulai mengkaji kembali program-program yang diharapkan dapat meningkatkan budaya membaca di masyarakat.  Sejalan dengan hal tersebut geliat komunitas-komunitas literasi pun turut hadir menyuarakan pentingnya membaca. Komunitas ini berlomba-lomba merancang kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat menularkan budaya membaca seperti mengadakan diskusi di tempat-tempat umum atau rutin mengadakan bedah buku.

Tak hanya pemerintah dan komunitas yang giat menyuarakan semangat literasi, rupanya sektor swasta pun demikian. Berbagai event besar sekarang tak lagi berkutat tentang festival musik. Festival buku pun turut menjamur. Dengan dalih mengobarkan semangat literasi, berbagai perhelatan seputar festival sebagai bentuk gerakan literasi buku dengan kemasan yang beragam.  Di Surabaya misalnya kerap berlangsung salah satu pameran buku dengan harga dirasa miring yang menyasar para masyarakat menengah perkotaan dengan banyak koleksi buku anak-anak import, perhelatan tersebut bahkan digelar 24 jam nonstop selama beberapa hari. Koleksi berbagai novel impor pun tak luput dari incaran. Intinya, pameran ini pecah!

Contoh yang lain misalnya festival literasi yang mengkonsepkan diri sebagai pasar buku keliling yang ingin memperjuangkan gerakan literasi melalui akses baca yang merata, menghadirkan penulis-penulis top kenamaan, festival ini bisa dibilang sukses. Festival ini telah berlangsung di kedua kota, Yogyakarta dan Malang, Targetnya jelas ribuan mahasiswa perkotaan yang selalu haus acara-acara hits. Menyasar dua kota pelajar memang tepat, namun jangan lupa bahwa Yogyakarta dan Malang atau bahkan Surabaya adalah kota dengan akses baca yang sudah sangat cukup. Pemerintah kota tersebut memiliki kemampuan untuk mengembangkan taman bacaan selaras dengan menjamurnya toko-toko buku di kota tersebut.

Hampir semua festival literasi oleh swasta atau yang mengkampanyekan diri sebagai sebuah komunitas besar terlaksana di kota-kota besar yang justru punya akses baca yang jauh lebih banyak. Berdasarkan data yang dirilis BPS pada 2018, 5 provinsi dengan minat baca paling rendah di Indonesia adalah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat dan Sulawesi Utara.

Inisiatif gerakan literasi dari mereka yang berada di luar birokrasi nyatanya tak punya beda dengan mereka yang berada lingkungan birokrasi yakni pilih kasih.  Hampir tak ada festival buku kontemporer atau kekinian menyasar kota-kota dengan akses baca yang sedikit dan minat baca yang rendah seperti halnya provinsi Nusa Tenggara Barat atau Nusa Tenggara Timur. Jangan salah sangka dengan provinsi-provinsi tersebut, di Kota Mataram misalnya jelas ada puluhan universitas negeri dan swasta dengan ribuan mahasiswa yang diam-diam memiliki komunitas-komunitas peduli literasi yang sekali lagi terjungkal sendirian perihal mendapatkan akses baca.

Lumrah rasanya menargetkan kota-kota besar di mana target pasarnya dirasa memiliki kemampuan finansial untuk mengeluarkan sejumlah uang membeli buku tak peduli apakah betul memang gemar membaca atau sekedar ikut-ikut meramaikan semarak gerakan literasi, tentu tim pelaksana tidak ingin mendatangkan kerugian mengingat banyak pertimbangan yang akan meningkatkan biaya produksi pelaksanaan namun bijak rasanya mempertimbangkan kembali pedoman awal yakni “pemerataan akses baca”. Pepatah mengatakan “asal ada kemauan di situ ada jalan”.

Gerakan literasi bukan sekedar kampanye gaya-gayaan atau keren-kerenan. Ada tanggung jawab moral yang begitu besar di dalamnya, jauh lebih besar ketimbang mentargetkan anak-anak bersepatu Converse dan totebag artsy sebagai target market. Memang tak layak rasanya mempertemukan moralitas dan hasrat ekonomi ke dalam ajang perdebatan, namun kiranya mari lebih terbuka untuk menuntut tiap-tiap komponen yang memaksa menyisipkan gelora literasi. Literasi bukan sekedar tentang gaya hidup, ia adalah cara untuk tetap hidup sehat di tengah berbagai problem sosial. Apakah tidak aneh memulai kampanye pemerataan akses baca justru dari kota yang mudah menemukan akses baca dan tinggi minat baca? (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 31 Januari 2022 oleh

Tags: akses bacabudaya membacaLiterasiminat bacapemerataan pendidikan
Syifa Ratnani Faradhiba Jane

Syifa Ratnani Faradhiba Jane

ArtikelTerkait

fiksi

Bacaan Kok Cuma Fiksi, Pasti Kerjaannya Mengkhayal Mulu!

2 Juli 2019
Bukan Minat Baca Kita yang Rendah, tapi Memang Dididik untuk Tidak Membaca

Bukan Minat Baca Kita yang Rendah, tapi Memang Dididik untuk Tidak Membaca

2 Mei 2023
Sistem Zonasi Cuma Bentuk Kemalasan Pemerintah. Hapus Saja! (Unsplash)

Sistem Zonasi Cuma Bentuk Kemalasan Pemerintah untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Sudah, Hapus Saja!

30 Agustus 2023
Kegemaran Membaca Warga Jawa Tengah Juara Dua Se-Indonesia, Warga Demak Jelas (Bukan) Salah Satunya Mojok.co

Kegemaran Membaca Warga Jawa Tengah Juara Dua Se-Indonesia, Warga Demak Jelas (Bukan) Salah Satunya

17 Juli 2024
Menyalahkan Guru SD karena Siswa Tidak Bisa Membaca Adalah Kekonyolan, Orang Tuanya tuh Ngapain kok Nggak Ngajarin Anaknya Membaca?

Menyalahkan Guru SD karena Siswa Tidak Bisa Membaca Adalah Kekonyolan, Orang Tuanya tuh Ngapain kok Nggak Ngajarin Anaknya Membaca?

4 Agustus 2024
Menyelisik Sikap Orang Tua Pencandu Sekolah Favorit Terminal mojok

Sekolah Favorit dan Sikap Para Orang Tua Pencandunya

5 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.