Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menjadi Orang yang Berbeda di Facebook, Twitter, dan Instagram

Siti Halwah oleh Siti Halwah
21 Agustus 2019
A A
facebook

facebook

Share on FacebookShare on Twitter

Media sosial atau dikenal dengan sebutan medsos adalah sarana bagi manusia mengekspresikan dirinya. Di masa kini, sebagian besar masyarakat memiliki akun di medsos, baik di Facebook, Twitter, hingga Instagram. Termasuk saya.

Saya merupakan jenis manusia pengguna aktif medsos. Mulai dari yang banyak digandrungi hingga yang sedikit peminatnya. Namun dari sekian banyak akun medsos yang saya miliki, akun di platform Instagram, Facebook, dan Twitter adalah yang paling sering saya gunakan.

Tujuan awal pembuatan akun-akun di medsos tersebut berbeda-beda. Seperti ketika saya membuat akun di Facebook, yaitu karena medsos itulah yang pertama kali hype. Saya masih ingat, pertama kali membuat akun di Facebook adalah saat kelas 2  SMP. Itu pun pembuatannya harus dipandu oleh guru mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Semakin tinggi jenjang pendidikan, saya mulai mengenal Twitter. Pembuatan akun Twitter hanya agar saya saling terkoneksi dengan teman-teman sekelas di SMA. Saat itu, fitur mention dan retweet di Twitter merupakan sesuatu yang unik. Belum ada di Facebook. Belum lagi cara pertemanannya yang hanya perlu follow, tanpa harus mengajukan add friend dan menunggu lama seperti di Facebook.

Setelah Twitter, saya kemudian beralih pada Instagram. Sebenarnya, awalnya saya tidak terlalu tertarik pada medsos ini. Selain harus upload foto sebagai syarat update, saya juga menghabiskan banyak kuota dengan melihat postingan orang lain. Satu-satunya alasan mengapa saya memiliki akun di Instagram hanyalah untuk mengikuti dan mengetahui kegiatan terbaru dari personil Super Junior.

Yup, saya dulu adalah bagian dari ELF (Ever Lasting Friend)—sebutan untuk fans Super Junior. Saat itu, rupanya virus Instagram juga menjangkit para bias (idola) saya di Suju. Maka, jadilah saya memiliki akun Instagram hanya karena tidak mau ketinggalan update info tentang mereka.

Lalu, ketika saya sudah berhenti menjadi ELF (tepatnya ketika Sungmin, salah satu personil Suju menikah), saya mulai unfollow semua akun-akun personil Suju—sekaligus teman-teman sesama ELF. Saya juga melakukan hal yang sama dengan akun saya yang lain, seperti Twitter dan Facebook (meskipun sampai hari ini, saya akui bahwa saya masih Kpopers) kemudian mulai membangun dan menjadikan medsos sebagai profil pribadi.

Semakin lama, saya mulai menemukan pola perbedaan penggunaan akun Facebook, Instagram dan Twitter saya. Semakin banyaknya orang-orang memiliki akun di dunia maya tersebut, semakin saya merasa tidak memiliki privasi di sana. Apalagi ketika teman, tetangga, sepupu, dan keponakan juga mengetahui akun yang saya gunakan.

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Akun Affiliate yang Jualan Numpang Tragedi Itu Biadab, dan Semoga Nggak Laku!

Akhirnya, saya memutuskan untuk membatasi aktivitas di beberapa akun medsos. Facebook adalah medsos pertama yang saya batasi penggunaannya. Alasannya karena kini banyak tetangga saya sudah menggunakan Facebook. Mereka sering sekali mengomentari status bahkan foto yang saya unggah. Beruntung jika berkomentarnya hanya di dunia maya, di kolom comment. Lah, ini seringnya mereka malah berkomentar di dunia nyata.

Pernah suatu kali saya pergi ke warung, berniat membeli keperluan dapur. Eh, penjaga warungnya malah bilang, “Mbak kemarin foto sama cowok. Pacarnya, ya? Saya lihat di Facebook.” Mendapati komentar semacam itu di dunia nyata, sungguh membuat saya awkward.

Apalagi warung adalah tempat orang-orang berkumpul, duduk mengobrol sambil bergosip. Saya lantas mendapat sorakan, nasihat hingga teguran. Padahal, saya jomblo, hiks. Itu hanya foto teman sekelas yang kebetulan ngetag saya.

Setelah peristiwa itu, inginnya sih, membatalkan pertemanan atau blokir tetangga tersebut di Facebook, tapi takut kena tegur lagi. Jadinya, ya sudah, saya memilih menjadi pengguna pasif saja. Hingga kini, Facebook hanyalah media tempat saya share info link berita saja. Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan saya di dunia nyata.

Lalu Instagram. Seperti yang sudah saya katakan di awal, saya kurang sreg sama medsos ini. Maka, setelah saya berhenti menjadi ELF, saya kemudian mulai follow akun teman-teman yang saya kenal. Nah, karena banyak yang kenal, saya jadi malas menggunakan medsos ini. Selain itu, saya juga sering kali menemukan penipuan muka di Instagram. Semua orang seperti memasang pencitraan, berlomba-lomba untuk memperlihatkan bahwa hidupnyalah yang paling sempurna.

Apalagi untuk mereka yang dikaruniai kepercayaan diri tinggi, Instagram memang tempat yang cocok untuknya. Tapi, tidak untuk saya yang sangat pemalu dan malu-maluin ini. Saya memilih untuk menjadi pengguna pasif yang seringnya hanya mem-posting foto buku-buku yang sudah saya baca atau hal-hal yang saya anggap menarik. Sudah, hanya itu.

Satu-satunya tempat saya berekspresi dengan bebas adalah Twitter. Di sana, saya bebas bacot dan sambat tanpa khawatir akan ketahuan tetangga, teman atau saudara. Bukan karena akun Twitter saya diprivasi, namun karena mereka memang tidak bermain di Twitter.

Selain itu, akun Twitter saya juga minim follower, sekalipun ada followernya, tak ada satu pun yang bersinggungan setiap hari dengan saya di dunia nyata. Jadi, saya merasa bebas. Rasanya setiap tweet yang tulis, seperti sebuah obrolan saya dengan diri saya sendiri. hehe

Saya yakin, tiap orang yang bermain di medsos pasti juga memiliki satu saja akun yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri, bahasa kerennya alter-account. Tempat yang hanya menjadi milik dia seorang, tanpa perlu memakai topeng, tanpa sibuk memikirkan caption atau peduli pada tanggapan orang lain. (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 21 Agustus 2019 oleh

Tags: FacebookinstagramMedia SosialTwitter
Siti Halwah

Siti Halwah

menulis untuk eksis

ArtikelTerkait

Orang yang Mematikan Centang Biru WhatsApp Pasti Punya Alasan terminal mojok.co

Orang yang Mematikan Centang Biru WhatsApp Pasti Punya Alasan

16 November 2020
Grup FB: Alasan Terberat untuk Meninggalkan Facebook

Grup FB: Alasan Terberat untuk Meninggalkan Facebook

8 April 2023
Spam Obat Mata Minus di IG Sampah Visual yang Menyesatkan Terminal Mojok

Spam Obat Mata Minus di IG: Sampah Visual yang Menyesatkan

12 Januari 2023
Panduan Menghadapi Fanwar di Twitter Terminal Mojok

Panduan Menghadapi Fanwar di Twitter

21 Mei 2022
transaksi cod di warung kopi jual beli online cod facebook mojok.co

Seni dalam Melakukan Transaksi COD

18 Juni 2020
5 Tips Berdebat di Media Sosial agar Terhindar dari Debat Kusir terminal mojok

5 Tips Berdebat di Media Sosial agar Terhindar dari Debat Kusir

6 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

6 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.